![]() |
Baca Al-Qur’an dari Ponsel Berpahala?Kamis, 13 Mar 2025 12:06 |
UBN Ajak Umat Manfaatkan Momen Hari Internasional Melawan IslamofobiaRabu, 12 Mar 2025 22:51 |

Oleh: M Rizal Fadillah
Berita dari Papua menarik sekali. Presiden Sinode Gereja Gereja Baptis Papua Dr. Sokratez Sofyan Yoman mengecam Jokowi yang datang ke Papua cuma bersandiwara.
Papua tak butuh kunjungan Jokowi yang gendong gendong anak, melambaikan tangan, dan senyum senyum. Papua perlu pembangunan yang sebenarnya. Demikan kilah Presiden Sinode yang ditujukan pada Presiden Jokowi.
Mungkin sang sutradara pencitraan dulu masih diperpanjang masa baktinya. Dulu memang pencitraan membuat orang kagum dan berharap sang Presiden seperti yang dicitrakannya itu. Sederhana, merakyat, dan menyayangi rakyat. Tapi kini tentu rakyat sudah melihat dengan mata kepala sendiri bahwa imej itu palsu. Presiden memiliki kekayaan besar, beli sabun cuci saja 2 milyar, dekat dengan para konglomerat, serta tidak menyayangi rakyat. Lebih sayang pada penjilat. Rakyat yang mengkritiknya "ditabok" masuk penjara.
Kini sandiwara masih dimainkan. Di tengah mushibah melakukan "aksi sendiri". Datang ke petani untuk gladi posisi. Bercukur untuk foto-foto. Ke pasar dengan tukang dagang yang diantaranya disiapkan. Cucu mungil pun dijadikan aktor. Sebagai bagian dari kampanye hal itu sah sah saja. Tapi rakyat jangan ditipulah dengan sandiwara sandiwara yang begitu.
Negara yang dijadikan panggung sandiwara berbahaya. Jangankan peran pura-pura, peran nyata yang membuat jantung penonton berdebar apalagi kena serangan juga jelas berbahaya.
Peran nyata TKA cina membanjiri negeri menjadi ironi pengangguran tinggi kalangan pribumi. Kerjasama dengan Partai Komunis Cina mengungkit sejarah PKI. Membiarkan proyek reklamasi meminggirkan anak negeri dan investasi berbau koloni. Impor tinggi untuk upeti dan korupsi.
Sandiwara fenomenal adalah saat permainan pembebasan Ust Ba'asyir. Peran yang berubah cepat dari "manusiawi" menjadi "penganiaya orang sakit". Peran palsu milenial Presiden berbaju jeans di tengah hadirin berbatik rapi saat meresmikan bangunan pesantren. Ikut memanen tambak udang berjaket "bulls sindicate motorcycle" yang berujung pada insiden "kepatil udang".
Kita sering menonton sandiwara milenial Presiden mengendarai motor besar. Pola memimpin dengan "banyak acting" menciptakan model teori kepemimpinan tersendiri yang bisa jadi bahan kajian di ruang akademik yaitu "artificial leader" pemimpin yang suka "dibuat buat". Kepemimpinan sandiwara.
Akhirnya kita ingat lagu Ahmad Albar yang penggalan sairnya :
Dunia ini panggung sandiwara
Ceritranya mudah berubah
Kisah Mahabrata
Atau tragedi dari Yunani
Setiap kita punya satu peranan
Yang harus kita mainkan
Ada peran wajar
Ada peran pura pura
Mengapa kita bersandiwara
Mengapa kita bersandiwara
Mengapa bersandiwara? Jawabannya adalah "maksa jadi Presiden untuk periode kedua." Dengan segala cara! [syahid/voa-islam.com]
FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id
Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com
Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com
Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%.
Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com
![]() |
Baca Al-Qur’an dari Ponsel Berpahala?Kamis, 13 Mar 2025 12:06 |
UBN Ajak Umat Manfaatkan Momen Hari Internasional Melawan IslamofobiaRabu, 12 Mar 2025 22:51 |