Kamis, 24 Jumadil Awwal 1446 H / 8 Desember 2022 20:10 wib
12.602 views
IHATEC Dukung Indonesia Jadi Pusat Produsen Halal Dunia 2024
JAKARTA (voa-islam.com) - Indonesia Halal Training & Education Center (IHATEC) sebagai lembaga pelatihan dan jasa konsultasi bidang halal terbesar dan terdepan di Indonesia, mendukung cita-cita dan ambisi Indonesia menjadi Pusat Produsen Halal Dunia pada 2024.
Dukungan itu diberikan dalam bentuk pelatihan dan pendampingan di bidang halal dan keamanan pangan yang dilakukan IHATEC sejak berdiri lima tahun lalu.
Direktur IHATEC Evrin Lutfika mengatakan, hingga saat ini lembaga yang dipimpinnya telah membantu 250 lebih perusahaan baik dalam maupun luar negeri dalam bidang halal.
Karena itu, lanjut Evrin, untuk 2023 mendatang IHATEC meluncurkan tiga program dan jasa. Ketiganya adalah Program Pelatihan, Jasa Konsultasi dan Halal serta Marketing Reserach.
"Untuk Program Pelatihan ada empat, yakni Halal Competency, Halal Master Class, Halal Awareness, dan Food Safety (Keamanan Pangan)," ungkap Evrin dalam acara "IHATEC Berseri: Apresiasi dan Silaturahmi Pelanggan IHATEC 2022" yang digelar secara virtual, Kamis, 8 Desember 2022.
Menurut Evrin, setidaknya ada tiga alasan mengapa dunia usaha dan berbagai instansi dan asosiasi mempercayakan urusan terkait halal kepada IHATEC. Pertama, karena profesionalitas dan kompetensi. Kedua, pengalaman dan teruji di seluruh proses bisnis.
"Ketiga, kami memiliki layanan yang menyeluruh dan 'tailor-made'. Pilihan layanan yang beragam serta dapat disesuaikan tergantung kebutuhan klien," kata dia.
Pusat Produsen Halal Dunia
Kepala Pusat Registrasi dan Sertifikasi Halal Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Hj. Siti Aminah, dalam pemaparannya menyampaikan potensi Indonesia menjadi produsen industri halal dunia nomor satu dalam kategori makanan dan minuman.
Potensi itu, kata Siti Aminah, sangat besar sebab Indonesia memiliki populasi muslim terbesar di dunia dengan jumlah lebih dari 200 juta penduduk muslim atau 12,7 persen dari populasi muslim di dunia. Di Indonesia sendiri, kata Aminah, populasi muslim mencapai 86,88 % dari jumlah keseluruhan penduduk.
Mengutip laporan State of The Global Islamic Economy Report, Aminah mengatakan, saat ini ada lebih dari 1,8 miliar penduduk muslim yang menjadi konsumen industri halal dengan peluang peningkatan sebesar 5,2 % setiap tahunnya.
Terkait makanan halal, posisi Indonesia dalam Global Islamic Economy Indicator (GIEI) pada 2020/2021 menempati peringkat keempat. Kemudian pada 2022 menjadi nomor dua. Targetnya, pada 2024 Indonesia dapat menempati posisi pertama.
Salah satu yang dilakukan untuk mencapai target itu adalah dengan penyesuaian regulasi Jaminan Produk Halal untuk menyederhanakan dan mempercepat proses sertifikasi halal.
"Serta mengurangi waktu pemrosesan dan memfasilitasi sertifikasi halal untuk usaha mikro dan kecil (UMK)," kata Aminah.
Aminah mengingatkan, sesuai regulasi, pada 2024 nanti semua produk makanan dan minuman yang masuk, beredar dan diperdagangkan di wilayah Indonesia sudah harus bersertifikasi halal.
"Per 18 Oktober 2024 semua produk makanan dan minuman sudah harus berlabel halal. Bila ada yang tidak halal, akan ada sanksi," tegasnya.
GM Coorporate Communication PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, Stefanus Indrayana, mengungkapkan bukan hanya Indonesia yang berambisi menjadi pusat halal dunia, tetapi negara-negara lain juga memiliki keinginan yang sama.
"Yang mau jadi pusat halal dunia cukup banyak, bahkan bukan hanya negara-negara muslim," kata dia.
Selain Indonesia, Stefanus menyebut sejumlah negara seperti China, Inggris, Brazil, UEA, Arab Saudi, Australia, Malaysia, Thailand, Jepang dan Korea juga berambisi menjadi pusat halal dalam sektor-sektor tertentu.
Stefanus juga menyampaikan komitmen perusahaannya yang hanya akan memproduksi dan memasarkan produk yang halal dan layak dikonsumsi di seluruh dunia. Indofood sendiri, kata dia, sejak 1989 telah melakukan sertifikasi halal secara sukarela.
Dalam kesempatan yang sama, figur publik sekaligus pengusaha makanan, Teuku Wisnu, mengatakan adanya label halal pada produk membuat masyarakat lebih tenang dan yakin dalam mengonsumsi produk makanan dan minuman.
Wisnu mendorong agar ini edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat terkait halal harus semakin diperluas.
"Sebab ada dampak buruk bila mengonsumsi makanan tidak halal, bukan hanya buruk bagi kita tetapi juga untuk keluarga dan keturunan kita," kata dia. [
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!