Jum'at, 27 Rabiul Akhir 1446 H / 26 Mei 2023 08:13 wib
23.854 views
Larangan Mencela Sakit Demam
Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Demam adalah meningkatnya suhu tubuh hingga lebih dari 38’C. Kondisi ini bisa menandakan adanya penyakit atau kondisi tertentu di dalam tubuh. Demam dapat terjadi pada siapa pun, mulai dari bayi hingga orang dewasa.
Demam merupakan gejala dari kondisi adanya penyakit tertentu. Biasanya, demam akan disertai gejala penyerta di antraranya: sakit kepala, nyeri otot, hilang nafsu makan, dan selainyya. Tingginya demam bisa menyebabkan penderitanya menggigil.
Inilah yang pernah di alami seorang shahabiyah (Sahabat Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam dari kalangan wanita) yang bernama Ummu Saaib –atau Ummul Musayyab- saat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam menjenguknya di rumahnya.
مَا لَكِ يَا أُمَّ السَّائِبِ- أَوْ أُمَّ الْمُسَيَّبِ - تُزَفْزِفِيْنَ؟
“Apa apa denganmu wahai Ummu Saaib –atau Ummul Musayyab- menggigil (seperti itu,-pent-)?”
Ia menjawab,
اَلحُمَّى ، لَا بَارَكَ اللهُ فِيهَا
“demam, sungguh Allah tidak memberkahinya.”
Kemudian Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda kepadanya,
لَا تَسُبِّي الحُمَّى؛ فَإِنَّهَا تُذْهِبُ خَطَايَا بَنِي آدَمَ، كَمَا يُذْهِبُ الْكِيْرُ خَبَثَ الْحَدِيْدِ
“Janganlah mencela demam, karena ia dapat menghapuskan dosa-dosa Bani Adam seperti bakaran pandai besi menghilangkan karat besi.”
Dalam riwayat Abu Dawud, dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, beliau bersabda:
لَا تَسُبِّي الحُمَّى؛ فَإِنَّهَا تُنْفِي الذُّنُوبَ كَمَا تُنْفِي النَّارُ خَبَثَ الْحَدِيْدِ
“Janganlah mencela demam, karena ia dapat menghilangkan dosa-dosa seperti api menghilangkan karat besi.”
Mencela demam merupakan bentuk tidak terima dan mencela takdir Allah Ta’ala. Padahal demam itu akan menghapuskan keburukan dan mengampunkan dosa-dosa serta sebab meraih pahala. Karenanya, hendaknya bersabar dan ridha terhadap ujian dari Allah ini.
Seorang ulama yang bernama al-Zain al-‘Iraqi berkata,
إنما جعلت الحمى حظ المؤمن من النار؛ لما فيها من الحر والبرد المغير للجسم، وهذه صفة جهنم؛ فهي (أي الحمى) تكفر الذنوب فتمنعه من دخول النار
“Sesungguhnya dijadikan demam itu sebagai bagian siksa neraka bagi seorang mukmin karena di dalamnya terdapat hawa panas dan dingin yang mempengaruhi kondisi tubuh. Ini adalah sifat Jahannam. Demam itu menghapuskan dosa dan menghalangi dari nereka.” (Al-Mausu’ah al-Fiqhiyyah: 24/144)
Penutup
RasulullahShallallahu 'Alaihi Wasallam melarang mencela sakit demam. Orang yang demam hendaknya bersabar dan ridha terhadap ketetapan Allah ini, serta berharap pahala kepada Allah. Sesungguhnya demam menjadi sebab dihapuskannya kesalahan seorang mukmin dan penghalang dirinya dari siksa neraka. Masih mau mencela demam? [PurWD/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!