Trump Desak Pemimpin Pakistan dan India untuk Redakan Ketegangan

WASHINGTON (voa-islam.com) - Presiden AS Donald Trump mendesak para pemimpin Pakistan dan India untuk meredakan ketegangan. Hal itu disampaiknnya selama panggilan telepon terpisah Senin kemarin di tengah ketegangan atas Jammu dan Kashmir yang dikelola India.

Trump mengatakan pembicaraannya dengan Perdana Menteri India Narendra Modi dan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan berfokus pada serangkaian topik, termasuk "situasi sulit" di Kashmir, menggambarkan percakapan itu sebagai "baik".

"Berbicara kepada dua teman baik saya, Perdana Menteri Modi dari India, dan Perdana Menteri Khan dari Pakistan, mengenai Perdagangan, Kemitraan Strategis dan, yang paling penting, bagi India dan Pakistan untuk bekerja mengurangi ketegangan di Kashmir," tulis Trump di akun Twitternya.

Gedung Putih sebelumnya merilis pembacaan terpisah dari panggilan dengan bahasa yang sama.

Ketegangan antara Pakistan dan India berkobar setelah New Delhi membatalkan status khusus wilayah Jammu dan Kashmir yang mayoritas penduduknya Muslim.

Wilayah yang dikelola India telah menghadapi tindakan keras sejak 5 Agustus, ketika pemerintah India menghapuskan Pasal 370 dari konstitusi India yang memberikan status khusus. Ratusan orang, sebagian besar pemimpin politik, telah ditahan atau ditangkap oleh pihak berwenang sejak Parlemen India mengambil langkah tersebut.[anadolu/fq/voa-islam.com]

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

World News lainnya:

• Apa yang Terjadi di Kashmir Sangat Mirip dengan Pemerintahan Israel atas Palestina
• Soura, Wilayah Kashmir yang Tolak Dimasuki Pasukan India
• Zakir Naik Minta Maaf Atas Ucapan Kontroversialnya di Malaysia
• Turki Peringatkan Suriah untuk 'Tidak Bermain Api'
• Dubes India untuk Turki Klaim 200 Sekolah Sudah DIbuka Kembali di Jammu Kashmir
• Malaysia Larang Dr. Zakir Naik Berikan Ceramah Publik
• Separatis Selatan Yaman Kepung 2 Pangkalan Militer Pasukan Pemerintah di Abyan
• Netanyahu Isyaratkan Adanya Peran Israel dalam Serangan di Irak