Rabu, 13 Jumadil Akhir 1446 H / 19 Oktober 2022 16:32 wib
29.778 views
Disunnahkan Wudhu' Saat ‘Nambah’ Hubungan Ranjang
Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Seseorang yang telah menggauli istrinya dan ingin mengulangi lagi hubungan ranjang untuk kedua kalinya, maka disunnahkan berwudhu’ terlebih dahulu. Dengan basuhan air wudhu’ ini tubuh akan lebih segar sehingga kembali semangat dan kekuatannya.
Diriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
إِذَا أَتَى أَحَدُكُمْ أَهْلَهُ ثُمَّ أَرَادَ أَنْ يَعُودَ فَلْيَتَوَضَّأْ بَيْنَهُمَا وُضُوءًا
“Apabila seseorang di antara kamu mendatangi istrinya (bersetubuh) kemudian ingin mengulanginya lagi maka hendaklah ia berwudlu' antara keduanya." (HR. Muslim)
Syaikh al-Bassam dalam Tadhihul Ahkam menyebutkan bahwa disunnahkannya wudhu’ untuk ‘nambah’ hubungan badan ini berlaku kepada istri yang sudah digauli tadi atau istri lain –jika ia memiliki lebih dari satu istri-.
Madhab Dhahiriyah berpendapat mandi ini sebagai keharusan; wajib. Tentu berdasarkan dzahir teks hadits.
Jumhur ulama berpandangan lain, perintah wudhu’ tersebut sebatas anjuran. Tidak wajib. Ini dikuatkan dengan hadits diriwayatkan al-Thahawi dari ‘Aisyah Radhiyallahu 'Anha ia berkata,
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ يُجَامِعُ ثُمَّ يَعُوْدُ وَلَا يَتَوَضَّأُ
“Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah berhubungan badan (dengan ‘Aisyah) kemudian beliau mengulangi lagi dan (dengan kondisi_Pent) beliau tidak berwudhu’.”
Hikmah berwudhu’ di antara dua jima’ tadi agar tubuh lebih segar sehingga syahwat bangkit, semangat dan kekuatan kembali. Sebagaimana maklum, aktifitas jima’ menguras tenaga dan membuat badan lemas. Dengan basuhan air wudhu’ tadi akan mengambalikan tenaga dan kekuatannya.
Imam al-Hakim menambahkan kalimat pada hadits di atas –seperti disebutkan dalam Bulughul Maram-,
فَإِنَّهُ أَنْشَطُ لِلْعَوْدِ
“Karena wudlu' itu memberikan semangat untuk mengulanginya lagi.”
Tentunya yang lebih maksimal dalam mengambalikan semangat dan kekuatan seksual ini adalah dengan mandi. Mandi terlebih dahulu sebelum menambah Jima’ itu lebih baik dan lebih utama. Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!