Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
8.597 views

Kalau Nggak Berjilbab Sejak Dini, Emangnya Kenapa?

 

Oleh: Alga Biru

Berikut kutipan kalimat yang sering lewat di beranda maya :

“Apakah anak-anak yang berjilbab itu diberi pilihan atas apa yang dia pakai?”

Kalian sudah pada tahu dong kabar yang lagi rame?! Selaku remaja yang emang gaulnya di sosial media, nggak bisa lepas dari yang namanya berita viral. Kalau dipikir-pikir, iya juga sih. Namanya anak-anak, pasti bakal manggut alias menuruti saja apa kata orangtuanya, tanpa bisa memilih secara mandiri.

Setelah kalimat-kalimat sindiran anti-hijab tersebut berseliweran, muncul praktisi dan pemikir islami selaku opini tandingan.

“Sudah pasti anak-anak ini kami ajarkan taat syariat sejak dini, terutama dalam hal menutup aurat”. 

Terlepas dari pro-kontra yang sering bikin pusing, sebagai remaja muslim kita tentu bertanya-tanya di dalam hati, kenapa kita mengenakan pakaian syari dan secara otomatis meninggalkan yang tidak syar’i? Memangnya kenapa kalau tidak berhijab, apalagi bagi anak-anak, kan mereka tidak wajib karena belum baligh? Berarti benar ya, seoalah ada paksaan ketika anak-anak itu dipakaikan jilbab.

Sebelum kita manjawab pertanyaan penting dan sensitif tersebut, coba kita bayangkan keadaan yang sebaliknya: apa yang akan terjadi jika anak tidak diajarkan menutup aurat sejak dini? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita bisa membayangkan diri kita sendiri dengan kebiasaan-kebiasaan kita setiap hari. Andaikan kita tidak diajarkan mandi secara rutin setiap hari, mungkinkah kita akan mandiri secara teratur? Belum tentu. Kalau tidak mandi, kemungkinan badan kita bau bahkan memungkinkan datangnya penyakit. Terlebih di masa pandemi seperti sekarang ini, kita secara instan bahkan mau tidak mau harus terbiasa menggunakan masker dan cuci tangan sesering mungkin. Karena sebelum pandemi tidak terbiasa memakai masker, rasanya susah sekali kalau harus dipakai terus-terusan ketika di luar rumah.

Banyak orang mengeluh, pakai masker itu bikin pengap, susah bernafas, bahkan bikin pusing karena mencium nafasnya sendiri? Namun pernahkah terpikirkan oleh kita, bagaimana perasaan para tenaga kesehatan, para pekerja di pabrik, atau profesi lainnya yang mewajibkan dirinya memakai masker seharian? Apakah mereka pengap dan sulit bernafas? Sedikit pengap mungkin iya, tapi karena sudah terbiasa, makanya lebih mudah. Apalagi jika dibandingkan dengan resikonya, sedikit pengap nggak masalah deh, daripada tertular penyakit.

Kira-kira seperti itu pula jalan pikiran orangtua yang mengajarkan anak-anak mereka sejak dini. Mumpung masih kecil, manusia lebih mudah dibentuk dan dibiasakan dengan kebiasaan baik. Kalau sudah besar, dan terlanjur dengan kebiasaan buruk, akan lebih susah untuk diluruskan. Jika kebiasaan buruk berlangsung sejak kecil dan terus menerus, kondisi psikis dan mental anak justru tidak siap dan terjadi pertentangan internal. Sedikit mirip dengan memakai masker tadi ya. Lantaran sebelum masa pandemi kita tidak diwajibkan memakai masker, maka sekarang kita agak kesulitan dan merasa gerah jika harus memakainya. Namun lama kelamaan, terlebih lagi dengan edukasi yang efektif, kita jadi termotivasi dan menjalani kebiasaan baru di era new normal ini.

Nah, maka sangatlah logis dan normal sekali ketika orangtua mengajarkan anaknya menutup aurat sedari kecil. Orangtua yang baik tidak hanya mempersiapkan anak akan kemandirian dunia tetapi juga bekal menuju akhirat. Para orangtua kelak akan dimintai tanggungjawabnya perihal apa saja yang sudah ia ajarkan kepada anak-anaknya, apakah mengajarkan kebiasaan baik ataukah buruk.

Ya benar, anak-anak memang belum wajib berjilbab, tetapi akan lebih bagus kalau kita membiasakannya. Berjilbabnya tidak wajib, kewajibannya adalah belajar taat sejak dini. Awalnya terpaksa, lama-lama terbiasa. Awalnya biasa saja, lama-lama jatuh cinta. Harapannya, ketika baligh nantinya anak-anak sudah siap dengan segala taklif dan beban hukum syara yang meliputi segala aspek kehidupan, salah satunya menutup aurat secara sempurna. 

Bagaimana jika anak yang diajarkan berjilbab bersifat eksklusif  dan merasa berbeda dari yang lain? Sendainya anak-anak kita sering melihat orang lain dan teman-temannya berhijab, tentu dampak sosial itu tidak ada, maka lingkungan islami adalah aspek lain dari pembiasaan berhijab ini. Kalau pun ada perasaan seperti itu, ambil momen kritis ini sebagai awal mula memperkenalkan islam sebagai way of life. Bagaimana pun kita tidak bisa menjadikan penilaian manusia sebagai standar kehidupan, karena pasti akan berbeda-beda sesuai kemauan dan hawa nafsunya.

Di mata seorang mukmin, jalan syariat itulah penuntun terbaik sepanjang hidup. Ketika dijalankan, hati akan menjadi tenang, hidup menjadi lapang dan tidak perlu khawatir hidup dalam perbedaan atau gunjingan. Pada akhirnya, membangun kesadaran tidak sekejab kedipan mata. Teruslah kita hadirkan idrak silla billah dalam setiap amal sholeh, agar pakaian penutup aurat ini tidak hanya sekadar penutup badan melainkan ada nilai spiritual dan pahalanya. Wallahu’alam. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google

 

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Smart Teen lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X