Sabtu, 24 Jumadil Awwal 1446 H / 1 Februari 2020 13:59 wib
10.880 views
Ada Liberalisasi Dibalik #NoHijabDay
Oleh:
Ulfiatul Khomariah
Founder Ideo Media, Pemerhati Masalah Sosial dan Politik
MIRIS. Keluarnya pernyataan bahwa “muslimah tidak wajib berhijab atau berjilbab” yang dipromotori oleh istri presiden ke-4 ternyata menjadi kesempatan empuk bagi orang-orang liberal dalam menjalankan misinya. Semakin hari, dunia semakin menunjukkan gelagat para liberal yang sesungguhnya. Dan kini, muncul kelompok liberal lainnya yang mengatasnamakan ‘Hijrah Indonesia’ dengan membawa racun kebebasan atas nama ‘budaya’.
Liciknya, kelompok liberal ini selalu mengambil istilah Islami untuk menggolkan setiap misi yang dijalankannya. Tidak tanggung-tanggung mereka memakai kata ‘Hijrah’ dalam menamai kelompoknya meskipun gerakannya bertentangan dengan ajaran Islam. Padahal yang dimaksud hijrah dalam Islam adalah berpindah dari keadaan buruk menuju keadaan yang lebih baik.
Namun pengertian tersebut mengalami pergeseran makna karena digunakan oleh kelompok liberal yang secara tegas menentang syariat Islam. Kelompok itu sangat jelas dan terang-terangan menolak ajaran Islam dan menyeru pada kemaksiatan. Mereka mengajak wanita muslim yang menggunakan hijab untuk melepaskannya dengan rasa bangga.
Sebagaimana yang dilansir di MySharing.com (30/1) bahwa mereka mengadakan kampanye “No Hijab Day” setiap tanggal 1 Februari. Kampanye ini dilakukan sejak tahun 2014 yang dipelopori oleh Yasmine Mohammad yang digelar melalui media sosial. Dan tepat pada hari ini, 01 Februari 2020, mereka mengadakan sayembara “Hari Tanpa Hijab” dan mengajak para muslimah agar membuka hijabnya dan berfoto.
Acara lomba maksiat ini juga dirayakan oleh kelompok yang menamakan komunitasnya sebagai ‘Hijrah Indonesia’. Dalam penjelasannya, Hijrah Indonesia menulis, “Karena itulah, Hijrah Indonesia mengajak Anda para perempuan Indonesia baik Muslim maupun bukan Muslim untuk meramaikan #NoHijabDay dengan menayangkan foto-foto Anda berbusana dengan nuansa Indonesia dengan memperlihatkan kepala Anda tanpa memakai hijab/jilbab/ niqab/cadar/kerudung dan semacamnya di akun media sosial Anda, baik instagram, facebook, maupun twitter dan blog Anda dengan hashtag #NoHijabDay dan #FreeFromHijab pada 1 Februari 2020”.
Lebih sesatnya lagi, hasil foto tanpa hijab itu diperlombakan untuk diposting di media sosial yang mereka miliki dengan ketentuan usia 15-55 tahun. Siapa yang terbaik dalam melecehkan syariat berhijab, maka ia akan menjadi pemenangnya. Akan dipilih 3 orang pemenang terbaik versi kelompok ‘penyeru kemaksiatan’.
Kampanye Liberalisasi
Bersembunyi dibalik kata ‘Hijrah’ dan slogan-slogan menyesatkan, para kaum liberal mengajak muslimah agar menanggalkan pakaiannya. Secara tidak sadar, para muslimah distimulus untuk bangga terhadap produk Barat. Sekaligus mengajak kaum muslimah mengadopsi ide liberalisme (kebebasan) yang lahir dari rahim sekulerisme (pemisahan agama dari kehidupan).
Menyebarkan ide menyesatkan ke khalayak ramai tentu membutuhkan dana yang tidak sedikit. Maka wajar jika dalam mengkampanyekan ide liberal ini, mereka mengiming-imingkan hadiah menarik bagi muslimah yang rela menanggalkan hijabnya. Membuat muslimah yang lemah imannya terperdaya dan dengan rela membuka auratnya tanpa merasa berdosa.
Ada upaya untuk melecehkan dan meliberalisasi ajaran Islam dalam perayaan “No Hijab Day” ini sehingga perlu diwaspadai oleh kaum muslim. Segala upaya dilakukan oleh kelompok berhaluan liberal untuk mendistorsikan Islam dan ajarannya. Bahkan, mereka berupaya mengaburkan makna hijrah yang sesungguhnya dengan lantang menyerukan agar muslimah menanggalkan hijabnya.
Mereka menyuguhkan slogan manis atas nama emansipasi dan isu gender. Menggambarkan para muslimah seakan terkekang dengan syariat berhijab di dalam Islam. Seolah-olah menjadi penolong di siang bolong, maka dimunculkanlah ide kebebasan untuk menghalau syariah Islam. Iya, mereka adalah penolong bagi wanita muslim yang merasa terkekang oleh agamanya. Lebih tepatnya, penolong bagi mereka yang suka bermaksiat.
Sejatinya ide kebebasan inilah yang menjerumuskan wanita dalam jurang kemaksiatan. Merayu dengan slogan indah, namun menyesatkan. Bahkan mematikan akal sehat beserta bathinnya dalam memandang sebuah kebenaran yang hakiki. Maka untukmu wanita muslim, berhati-hatilah dengan kampanye manusia liberal dan munafik ini. Karena sesungguhnya, kampanye “No Hijab Day” adalah seruan setan yang berwujud manusia.
Hal ini dikatakan oleh Ustaz Willyuddin A.R. Dhani dari Komunitas Cinta Tauhid dan Cinta Qur’an, Bogor. Ustaz Dhani yang juga aktivis Islam Nasional ini berpesan, bahwa “No Hijab Day” adalah ajakan dari setan-setan dari golongan manusia, dan jangan ikuti kampanye mereka, karena sesungguhnya mereka itu hanya akan mengajak golongannya untuk menjadi calon penghuni neraka”, kata Ustaz Dhani kepada MySharing melalui keterangan tertulisnya, Kamis (30/1).Ustaz Dhani mendasarkan sarannya ini pada (QS. Al-An’am 6: 70) yang berbunyi:
“Tinggalkanlah orang-orang yang menjadikan agamanya sebagai permainan dan senda gurau, dan mereka telah tertipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah (mereka) dengan Al-Qur’an agar setiap orang tidak terjerumus (ke dalam neraka), karena perbuatannya sendiri. Tidak ada baginya pelindung dan pemberi syafaat (pertolongan) selain Allah. Dan jika dia hendak menebus dengan segala macam tebusan apa pun, niscaya tidak akan diterima. Mereka itulah orang-orang yang dijerumuskan (ke dalam neraka), disebabkan perbuatan mereka sendiri. Mereka mendapat minuman dari air yang mendidih dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka dahulu.”Wallahu a’lam bish-shawwab.*
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!