Komisi Pemilihan Libya Sebut Putra Khadafi Saif Al-Islam Tidak Memenuhi Syarat Pemilihan Presiden

TRIPOLI, LIBYA (voa-islam.com) - Komisi pemilihan Libya mengatakan Saif al-Islam Khadafi tidak memenuhi syarat sebagai kandidat pemilihan presiden dalam keputusan awal, menurut daftar yang dikirim oleh seorang pejabat dari komisi pada hari Rabu (24/11/2021).

Komisi merilis daftar lengkap nama-nama yang dianggap memenuhi syarat untuk maju dalam pemilihan sambil menunggu proses banding di mana keputusan akhir akan berada di pengadilan Libya.

Khadafi muda sebelumnya dipuji oleh beberapa orang di Barat sebagai calon reformis dan pewaris ayahnya, diktator yang dibunuh Muammar Khadafi.

Namun, selama revolusi Musim Semi Arab pada tahun 2011, ia bergabung dengan tindakan keras ayahnya terhadap pengunjuk rasa dan ditangkap oleh pemberontak.

Selama penahanannya, Gaddafi dijatuhi hukuman mati secara in absentia oleh pengadilan di Tripoli atas pembunuhan para pemrotes. Dia juga dicari oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Said Al-Islam Khadafi membuat salah satu penampilan publik pertamanya setelah enam tahun penahanan bulan lalu dalam sebuah wawancara dengan The New York Times, di mana ia mengklaim bahwa orang-orang yang dulu pengawalnya sekarang adalah temannya. (TNA)

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

World News lainnya:

• Kontestan Miss Universe Yunani Rafaela Plastira Dipuji Karena Boikot Kontes Kencantikan Di Israel
• Apple Gugat Pembuat Spyware Israel NSO Karena Targetkan Pengguna iPhone
• Badan PBB Sebut Perang Yaman Akan Renggut 377.000 Jiwa Pada Akhir Tahun
• AS Akan Lanjutkan Pembicaraan Dengan Taliban Pekan Depan Di Doha Qatar
• Bangladesh Akan Kirim Lagi 2000 Pengungsi Rohingya Ke Pulau Terpencil Bashan Char
• Pejudo Aljazair Fethi Nourine Umumkan Pensiun Setelah Larangan 10 Tahun Karena Solidaritas Palestina
• 70 Penulis Dan Penerbit Besar Dukung Keputusan Penulis Irlandia Sally Rooney Terkait Boikot Israel
• Laporan: SDF Bebaskan Para Pejuang ISIS dengan Imbalan Sejumlah Besar Uang