Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
3.973 views

Ketua BPIP, dari Kesombongan Horizontal Menuju Kesombongan Vertikal

 

Oleh:

Asyari Usman, wartawan senior

 

PROF YUDIAN Wahyudi, Ketua BPIP, tampaknya betul-betul menantang Yang Maha Kuasa. Sehari setelah dia membuat kegaduhan karena mengatakan agama adalah musuh terbesar Pancasila, dia meminta agar umat beragama menempatkan konstitusi di atas kitab suci. Dalam urusan bernegara. Kita sebut saja ini sebagai “gebrakan kedua” Yudian.

“Gebrakan kedua” ini disampaikannya kepada Tempo pada 13 Februari 2020. “Gebrakan pertama” dalam narasi agama (Islam) musuh terbesar Pancasila dia sampaikan dalam acara “Blak-Blakan detikcom” pada 12 Februari 2020.

Dan, ingat, lagi-lagi Yudian hampir pasti mengarahkan “gebrakan kedua” ini ke umat Islam yang berkitabsucikan al-Quran. Apa dasar dugaan “gebrakan kedua” ini ditujukan ke umat Islam? Karena umat Islam mayoritas, dan geliat umat Islam-lah yang selalu menimbulkan dampak ke semua lini kehidupan.

Baik, kita bertanya. Apa urgensi yang mendorong Yudian mengeluarkan imbauan agar umat beragama menempatkan konstitusi di atas kitab suci?

Selama 70 tahun lebih, tidak pernah ada yang mempersoalkan posisi kitab suci (termasuk al-Quran) di mata konstitusi. Tanpa harus menyebutka bahwa “dalam berbangsa dan bernegara, konstitusi menjadi pegangan”, semua komponen umat Islam selalu mematuhi konstitusi. Tidak perlu ada imbauan dari ketua BPIP.

Yudian memang menggunakan istilah “dalam bernegara”. Tetapi, frasa yang berbunyi “konstitusi di atas kitab suci” akan dimaknai oleh siapa pun (termasuk umat Islam dengan kitab suci al-Quran) sebagai ujaran yang merendahkan kitab suci itu. Sebab, bagi umat Islam, al-Quran adalah panduan suci, agung, dan tak boleh berubah. Yang datang langsung dari Allah SWT untuk urusan dunia-akhirat. Sedangkan konstitusi adalah pasal-pasal yang dibuat manusia sesuai keperluan duniawi.

Yudian pastilah paham kitab suci al-Quran sangat sensitif bagi umat. Meminta umat agar memposisikan al-Quran di bawah konstitusi, mutlak akan menyulut reaksi keras. Apalagi, ujaran ini dilontarkan tak lama setelah dia menteorikan “agama musuh terbesar Pancasila”.

Kenapa tiba-tiba Yudia mengusik posisi kitab suci di mata konstitusi? Padahal, dia sadar narasi “konstitusi di atas kitab suci” itu akan menimbulkan kegaduhan lagi bagi umat Islam.

Kita menjadi semakin ingin tahu, apakan Yudian mengeluarkan semua narasi tentang agama (Islam) musuh Pancasila dan kitab suci (al-Quran) di bawah konstitusi, hanyalah sekadar ingin menunjukkan bahwa dia memiliki visi dan misi untuk BPIP? Atau, mungkinkah ada pesanan dari berbagai pihak dan kelompok yang tidak ingin umat Islam kuat? Atau, apakah Yudian sendiri memang membenci Islam dan umat Islam?

Jika ditelusuri jejak akademisnya, Yudian disebut-sebut sebagai seorang intelektual Islam yang “hebat”. Dia doktor lulusan McGill University di Kanada. McGill terkenal sebagai sarang Islam liberal. Yudian adalah dosen pertama perguruan tinggi keislaman yang magang di Harvard Law School di Amerika Serikat (AS). Dia juga menjadi dosen di Tufts University, Massachusetts, juga di AS. Yudian ikut dalam Asosiasi Profesor Amerika.

Yudian disebut fasih berbahasa Arab. Dia bisa berbahasa Inggris dan Prancis. Menulis dan menerjemahkan banyak buku.

Prof Yudian pulang ke Yogyakarta dan menjadi rektor UIN Sunan Kalijaga. Di kampus ini pula, Abdul Aziz mempertahankan desertasi S3 tentang hubungan seks di luar nikah yang tidak haram kalau dilakukan di ruang pribadi atas dasar suka sama suka. Seperti diketahui, desertasi Abdul Aziz itu menyulut reaksi keras dari para ulama dan masyarakat Islam ketika kegaduhan itu terjadi Agustus 2019.

Tetapi, kata sejumlah penulis, Prof Yudian itu arogan atau sombong ketika berhadapan dengan lawan-lawan intelektualnya. Sebutlah ini semacam “kesombongan horizontal”. Kesombongan horizontal ini, konon, dia pamerkan dalam tulisan-tulisan yang ditujukannya kepada para akademisi lain yang sebidang dengannya.

Nah, mungkinkah kesombongan horizontal Yudian itu semakin subur begitu dia dilantik menjadi ketua BPIP? Ketika dia sekarang masuk ke ring satu Istana? Wallahu a’lam.

Yang jelas, dia sangat kental menempatkan Pancasila di atas agama Islam. Dan dia meminta agar umat Islam memposisikan al-Quran di bawah konstitusi. Gagasan ekstrem ini pastilah memunculkan kegaduhan. Publik menjadi resah karena dia sekarang mengepalai lembaga penting yang akan melahirkan “fatwa-fatwa” tentang keagungan Pancasila.

Yang dikhawatirkan, Prof Yudian sedang tergiring oleh kesombongan horizontalnya menuju kesombongan vertikal. Ini sangat menyeramkan. Sebab, kesombongan vertikal itu terarah ke Langit. Yaitu, kesombongan di depan Allah SWT. Semoga saja tidak.*

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Analysis lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X