AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Amerika Serikat melancarkan serangan udara di Suriah pada 25 Februari, menargetkan fasilitas di dekat perbatasan Irak yang digunakan oleh kelompok milisi Syi'ah yang didukung Iran.
Pentagon mengatakan serangan itu adalah pembalasan atas serangan roket di Irak awal bulan ini yang menewaskan satu kontraktor sipil dan melukai seorang anggota tentara AS dan pasukan koalisi lainnya.
Serangan udara itu adalah aksi militer pertama yang dilakukan oleh pemerintahan Biden, yang dalam minggu-minggu pertama telah menekankan niatnya untuk lebih fokus pada tantangan yang ditimbulkan oleh Cina, bahkan ketika ancaman Timur Tengah masih ada. Keputusan Biden untuk menyerang di Suriah tampaknya tidak menandakan niat untuk memperluas keterlibatan militer AS di wilayah tersebut, melainkan untuk menunjukkan keinginan untuk membela pasukan AS di Irak.
"Saya yakin dengan target yang kami kejar, kami tahu apa yang kami capai," kata Menteri Pertahanan Lloyd Austin kepada wartawan yang terbang bersamanya dari California ke Washington. Berbicara tak lama setelah serangan udara, ia menambahkan, "Kami yakin bahwa target itu digunakan oleh militan Syi'ah yang sama yang melakukan serangan itu," mengacu pada serangan roket 15 Februari di Irak utara yang menewaskan satu kontraktor sipil dan melukai seorang Anggota tentara AS dan personel koalisi lainnya.
Austin mengatakan dia merekomendasikan tindakan tersebut kepada Biden.
"Kami mengatakan beberapa kali bahwa kami akan menanggapi sesuai jadwal kami," kata Austin. "Kami ingin memastikan konektivitas dan kami ingin memastikan bahwa kami memiliki target yang tepat.”
Sebelumnya, juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan tindakan AS adalah "tanggapan militer yang proporsional" yang diambil bersama dengan langkah-langkah diplomatik, termasuk konsultasi dengan mitra koalisi.
"Operasi itu mengirimkan pesan yang tidak ambigu: Presiden Biden akan bertindak untuk melindungi personel Amerika dan koalisi," kata Kirby. "Pada saat yang sama, kami telah bertindak dengan cara yang disengaja yang bertujuan untuk mengurangi situasi keseluruhan di Suriah timur dan Irak."
Kirby mengatakan serangan udara AS "menghancurkan beberapa fasilitas di titik kontrol perbatasan yang digunakan oleh sejumlah kelompok milisi Syi'ah kaki tangan Iran," termasuk Kataib Hezbolata dan Kataib Sayyit al-Shuhada. AS menyalahkan Kataib Hezbolata atas berbagai serangan yang menargetkan personel dan kepentingan AS di Irak di masa lalu.
Rincian lebih lanjut tidak segera tersedia.
Kirby mengatakan Selasa bahwa Irak bertugas menyelidiki serangan 15 Februari itu.
"Saat ini, kami tidak dapat memberi Anda atribusi tertentu tentang siapa yang berada di balik serangan ini, kelompok apa, dan saya tidak akan membahas detail taktis dari setiap persenjataan yang digunakan di sini," kata Kirby. "Mari kita biarkan penyelidikan selesai dan menyimpulkan, dan kemudian ketika kita memiliki lebih banyak hal untuk dikatakan, kita akan melakukannya.”
Sebuah kelompok milisi Syi'ah yang tidak banyak dikenal yang menamakan dirinya Saraya Awliya al-Dam, bahasa Arab untuk Penjaga Brigade Darah, mengaku bertanggung jawab atas serangan 15 Februari itu. Seminggu kemudian, serangan roket di Zona Hijau Baghdad tampaknya menargetkan kompleks Kedutaan Besar AS, tetapi tidak ada yang terluka.
Iran pekan ini mengklaim tidak memiliki hubungan dengan Saraya Awliya al-Dam.
Frekuensi serangan oleh kelompok milisi Syiah terhadap target AS di Irak berkurang akhir tahun lalu menjelang pelantikan Presiden Joe Biden, meskipun sekarang Iran mendesak Amerika untuk kembali ke kesepakatan nuklir Teheran 2015. AS di bawah pemerintahan Trump sebelumnya menyalahkan kelompok yang didukung Iran karena melakukan serangan itu. Ketegangan meningkat setelah serangan pesawat tak berawak yang diarahkan Washington yang menewaskan Jenderal Qassem Soleimani dan pemimpin milisi Syi'ah Irak yang kuat, Abu Mahdi al-Muhandis tahun lalu.
Trump mengatakan kematian seorang kontraktor AS akan menjadi garis merah dan memprovokasi eskalasi AS di Irak. Pembunuhan kontraktor sipil AS pada Desember 2019 dalam serangan roket di Kirkuk memicu pertarungan balas dendam di tanah Irak yang membawa negara itu ke ambang perang proxy.
Pasukan AS telah berkurang secara signifikan di Irak menjadi 2.500 personel dan tidak lagi mengambil bagian dalam misi tempur dengan pasukan Irak dalam operasi yang sedang berlangsung melawan kelompok Islamic State. (AMN)
FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id
Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com
Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com
Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%.
Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com