Kamis, 27 Rabiul Akhir 1446 H / 2 Maret 2023 14:32 wib
23.780 views
Sambut Ramadhan dengan Istighfar dan Taubat
Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Ibnul Qayim rahimahullah menyebutkan, di antara dampak buruk dosa dan maksiat, dia akan melemahkan jiwa pelakunya dari berkehendak baik. Melenyapkan niatan baik dalam hati dan memadamkan cahayanya. Ini akan diikuti dengan kelemahan fisik saat berhadapan dengan ibadah dan ketaatan. Badan terasa lemah dan kehilangan tenaga untuk menjalankan ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Orang yang sering bermaksiat maka maksiatnya itu menjadi penghalang dirinya dari menjalankan satu ketaatan. Diikuti dengan ketaatan kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya. Banyak ketaatan yang terputus karena dosa maksiatnya. Padahal, terkadang satu ketaatan itu nilainya lebih baik dari dunia seisinya.
Ibnul Qayyim rahimahullah membuat satu permisalan kemaksiatan ini, “hal ini bagaikan seseorang yang menyantap satu makanan yang membuat dirinya sakit berkepanjangan sehingga dia tidak bisa lagi menikmati berbagai hidangan yang lebih enak daripada hidangan tadi. Wallahul musta’an!” (Ad-Da’u wad Dawa’: 130)
Karenanya, bagi siapa yang ingin mendapatkan kebaikan besar di Ramadhan hendaknya membersihkan dirinya dari dosa-dosa maksiat. Karena dosa dan maksiatnya bisa menutup jalan hidayah dan taufiq dari AllahSubhanahu wa Ta'ala.
Syaikh Al-Syinqithiy rahimahullah pernah ditanya, “dengan apa Anda menasihatiku untuk menyambut musim-musim ketaatan?”
Beliau menjawab,
خَيْرُ مَا يُسْتَقْبَلُ بِهٍ مَوَاسمُ الطَّاعَاتِ: كَثْرَةُ الاِسْتِغْفَارِ
“Sebaik-baik bekal untuk menyambut musim ketaatan adalah memperbanyak istighfar.”
Beliau memberikan alasannya, “karena dosa-dosa hamba menghalanginya dari taufiq. Tidaklah seseorang senantiasa beristighfar kecuali ia akan suci, jika ia lemah maka akan menjadi kuat, jika ia sakit maka akan disembuhkan, jika tertimpa ujian maka akan terselamatkan, jika ia bingung maka akan ditunjuki, jika ia galau maka akan merasa tenang”.
وَإِنَّ الاِسْتِغْفَارَ هُوَ الأَمَانُ البَاقِي لَنَا بَعْدَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Karena istighfar adalah penjamin keamanan yang kekal untuk kita sepeninggal Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam,” tambahnya.
Ini sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala,
وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيهِمْ وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
“Dan Allah sekali-kali tidak akan mengadzab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun.” (QS. Al-Anfal: 33)
Imam Ibnu Katsir ketika menjelaskan QS. Huud: 52 di “Tafsir al-Qur’an al-‘Adzim” tentang perintah istighfar dan taubat, beliau mengatakan:
وَمَنِ اتَّصَفَ بِهذِهِ الصِّفَةِ يَسَّرَ اللهُ عَلَيهِ رِزْقَهُ، وَسَهَّلَ عَلَيهِ أَمْرَهُ، وحَفِظَ عَلَيْهِ شَأْنَهُ وَقُوَّتَهُ
“Siapa yang memiliki sifat ini niscaya Allah mudahkan rizkinya, menjadikan mudah urusannya, dan menjaga kondisi diri dan kekuatannya.”
[Baca: Memperbanyak Istighfar Supaya Cepat Dapat Jodoh dan Rizki Lancar]
Ya Allah, sampaikan kami ke Ramadhan, kuatkan jiwa dan fisik kami untuk menjalankan shiyam, qiyam, dan ketaatan, jaga dan pelihara kami dari kesia-siaan di bulan penuh kemuliaan. Amiin. [PurWD/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!