Kamis, 21 Jumadil Awwal 1446 H / 29 Oktober 2020 16:20 wib
7.448 views
Aksi Didepan Istana, Hima Persis Terbangkan Balon Bertuliskan Jokowi-Amin Gagal
JAKARTA (voa-islam.com) - Pimpinan Pusat Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam (HIMA PERSIS) melakukan aksi nasional di depan Istana Negara, Rabu (/28/10/2020) dalam memperingati Hari Sumpah Pemuda.
Hal ini bisa terlihat dengan banyaknya aksi massa yang memakai almamater dengan ratusan bendera kebangsaan merah putih juga bendera merah maron HIMA PERSIS long march menuju Istana Negara siang ini.
Aksi yang dimulai pukul 12.00 WIB itu dengan menginstruksikan tiga Pimpinan Wilayah, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten. Sebagaimana yang tertuang dalam Surat Instruksi PP. HIMA PERSIS NO. 453/A/PPHIMAPERSIS/X/2020.
PP HIMA PERSIS mengeluarkan instruksi nasional kepada semua level pimpinan aksi dibawahnya untuk melakukan aksi serentak pada Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2020 dan salah satunya di Istana Negara, Jakarta.
Menurut Iqbal M. Dzilal selalu Ketua Umum PP. HIMA PERSIS, bahwa pihaknya telah melakukan kajian kritis terhadap pemerintahan Jokowi-Amin setahun terakhir. Hima Persis mencatat ada 7 permasalah yang kemudian dijadikan tuntutan aksi kali ini. Pihaknya pun merangkum hal tersebut dalam 7 Ultimatum HIMA PERSIS untuk Jokowi-Amin.
"Kita sampaikan secara baik-baik kepada Presiden Jokowi. Kita turun aksi ini dalam hal menyampaikan 7 poin penting sebagai ultimatum kepada Pak Jokowi dan Pak Ma'ruf. Kita ingin perihal ini secepatnya dituntaskan," sebut Iqbal kepada wartawan disela-sela aksi.
Adapun poin-poin tersebut yakni yang pertama, tegakkan hukum dan tuntaskan kasus HAM. Kedua, keluarkan Perpu cabut Omnibus Law. Ketiga, stop KKN dan hentikan oligarki politik di Indonesia. Keempat, stop eksploitasi dan kapitalisasi Sumber Daya Alam Indonesia. Kelima, hapuskan kapitalisasi pendidikan di Indonesia. Keenam, stop tindakan represif aparat. Dan yang ketujuh, mendesak pemerintah agar fokus dan serius menanggulangi Pandemi Covid-19.
PP. HIMA PERSIS memberikan gambaran bahwa aksi ini merupakan kegelisahan yang dirasakan oleh masyarakat pada umumnya. Seperti dengan ketidak seriusan pemerintah dalam mengatasi Pandemi Covid-19. Misi pemerintah yang dianggap tidak jelas dalam penanganan pandemi membuat masyarakat resah dan bingung.
Dibentuknya berbagai macam satgas mengesankan kepada masyarakat bahwa pemerintah seakan tidak punya target yang jelas dan langkah besar dalam menangani Pandemi Covid-19. Bahkan menurut Iqbal, ini hanya untuk menutupi ketidakmampuan pemerintah dalam menangani Covid-19. Hal ini dibuktikan dengan semakin meningkatnya penambahan kasus dan tingginya tingkat kematian Covid-19.
Hal ini semakin diperparah dengan disahkannya di tengah pandemi Omnibus Law atau RUU Cipta Lapangan Kerja yang minim sosialisasi dan mal prosedur juga substansinya yang sangat sarat kepentingan elit Jakarta. Hal ini semakin diperparah dengan tindakan represif aparat kepada para aktivis yang menyuarakan kritik terhadap Omnibus Law ini. Sehingga, HIMA PERSIS membuat kesimpulan bahwa Pemerintahan Jokowi-Amin ini dinilai gagal.
"Kita saat ini tidak melihat pemerintah punya langkah besar dalam penanggulangan Covid-19 ini. Yang diawal terkesan gagap, sekarang juga tak kunjung punya progres yang jelas. Kasus semakin bertambah banyak, anggaran semakin banyak terkuras. Omnus Law yang penuh dengan indikasi kepentingan elit Jakarta disahkan diam-diam, minim sosialisasi. Ketika dikritik, malah ditanggapi dengan represifitas aparat kepada kita. Maka kita sekarang sudah menganggap Jokowi-Amin ini gagal," ujar Iqbal di tengah-tengah orasinya seperti dilansir dari laman persis.or.id.
Aksi ini berlangsung damai dan tertib walau dalam aksi kali ini PP. HIMA PERSIS mengerahkan lebih dari 500 kadernya yang berasal dari sekitar 10 Pimpinan Daerah dan lebih dari 40 Pimpinan Komisariat yang tersebar di Jakarta, Jawa Barat dan Banten.
"Kita ini hadir dari 10 Pimpinan Daerah dan lebih dari 40 Komisariat lah Se-Jakarta, Jabar, Banten. Sekitar 500 orang lah yang turun ini," kata Ceceng Kholilullah, Sekjend PP. HIMA PERSIS sekaligus Koordinator Umum Aksi Sumpah Pemuda ini kepada wartawan di tengah-tengah aksi berjalan.
Aksi ini diakhiri dengan pembacaan tuntutan oleh Ketua Umum PP. HIMA PERSIS yang didampingi oleh Ketua Pimpinan Wilayah DKI Jakarta, Ilham Nur Hidayatullah, Ketua Pimpinan Wilayah Jawa Barat, Moch. Harus Romdhoni dan Sekretaris Umum Pimpinan Wilayah Banten, Imron Rosyadi
Pembacaan tuntutan aksi bersamaan dengan diterbangkannya balon gas warna-warni ke langit yang membawa tulisan Jokowi-Amin Gagal. Hal ini mengisyaratkan banyaknya simbol keragaman di Indonesia tidak terakomodir hak-hak demokrasinya oleh pemerintah yang kemudian seolah menguap tanpa kejelasan.
"Kita menerbangkan balon warna warni ke udara adalah simbol dari keragaman Indonesia yang tidak terakomodir hak demokrasinya. Seolah demokrasi menguap dan menghilang. Pemerintah abai terhadap aspirasi dari rakayat Indonesia," tutup Iqbal, diakhir pembacaan ultimatumnya. [syahid/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!