Senin, 27 Jumadil Awwal 1446 H / 1 Mei 2017 21:47 wib
6.411 views
Dalam Tekanan dan Ketidakadilan, GEMA Pembebasan Sukses Menyelenggarakan Diskusi Panel
BANDUNG (voa-islam.com) - Di tengah-tengah kondisi politik yang terbentuk ke dalam dua kutub; kebhinekaan dan agama (Islam) sejak riuh-riuh Pilkada DKI Jakarta, penyelenggaraan acara Diskusi Panel GEMA Pembebasan Kota Bandung bertajuk “Khilafah dan Wawasan Kebangsaan” yang diselenggarakan pada tanggal 27 April 2017 mendapatkan tekanan untuk dibatalkan dari pihak-pihak tertentu.
Acara yang hendak menghadirkan Pembicara dari HTI Kota Bandung, Yuana Riyan Tresna, M.Ag dan para panelis seperti Dr. H. Uu Nurul Huda, S.H., M.H. (Ahli Hukum Tatanegara UIN Bandung), Dr. Arim Nasim, M.Si (Akademisi UPI), Dr. H. Asep Agus Handaka (Akademisi Unpad) dan KH. M. Rif’at Syadli, LC., M.AG. (Alumni Univ. Al-Azhar Kairo, Pengasuh Ponpes Baiturrahman) akan diselenggarakan di Gd. Wakaf Pro Bandung.
Beberapa hari jelang Hari H, Tim Panitia GEMA Pembebasan tiba-tiba dihubungi pihak kepolisian untuk menghadap terkait rencana agenda yang diselenggarakan. Pihak panitia pun berusaha untuk memenuhi permintaan kepolisian kelengkapan administratif pemberitahuan akan Acara Diskusi tersebut hingga rekomendasi ke MUI. Namun ketika bertandang ke MUI, ditegaskan bahwa acara yang merujuk kepada Syiar Islam tidak perlu meminta rekomendasi ke MUI bahkan dalam peraturan perundang-undangan penyelenggaraan tersebut tidak membutuhkan Ijin apapun.
Beberapa jam menjelang Acara, Tim Panitia mendapatkan momentumnya untuk mempertanyakan kejanggalan atas tekanan yang terjadi seperti adanya kecaman dari kelompok-kelompok massa atas acara, penempatan mobil-mobil kompi pihak aparat di sekitaran tempat penyelenggaraan diskusi beserta penempatan pasukan polisi, tentara dan satpol PP. Tentu saja hal ini memberikan tekanan juga kepada pihak Gedung hingga akhirnya “mundur” dan pembatalan penyewaan gedung.
Ketika negosiasi, Tim GEMA Pembebasan dengan berbagai pihak diantaranya : Perwakilan polrestabes Bandung, Polsek setempat, anggota TNI, Perwakilan Kecamatan, Kesbangpol, penjelasan atas alasan keharusan dibatalkannya acara tidak rasional dan tidak bisa diterima oleh Pihak GEMA Pembebasan.
Pertama, diskusi yang rutin diselenggarakan GEMA Pembebasan baru kali ini mendapatkan perlakuan tidak adil dengan rumitnya administrasi yang diminta, padahal di saat yang sama beberapa gerakan dan organisasi lain menyelenggarakan acara serupa dengan tema juga yang serupa namun tidak mendapatkan tekanan dan diperlakukan seperti ini.
Kedua, permintaan untuk dimediasi dan dijelaskan kepada pihak yang memberikan tekanan terhadap acara tersebut pun tidak mendapatkan argumentasi logis. Justru Tim GEMA Pembebasan dibilang tidak perlu tahu.
“Bicara menentut keadilan, kita sama-sama tahu hukum di dunia ga ada yang adil, kecuali di Akhirat,” tandas seorang Polisi.
Namun demikian, dengan cepat, Tim Panitia membuat rencana untuk menentukan tempat pengganti hingga akhirnya dapat diselenggarakan di Masjid Al-Hidayah. Meski dilingkupi Hujan, pukul 16.00 WIB acara dapat berlangsung dengan tertib.
Puluhan tamu undangan dan peserta acara tak terkecuali pembicara dan para panelis turut mengikuti acara sampai akhir menjelang maghrib. Alhamdulillah dengan menghadapi berbagai halangan, acara tetap tersenggara atas ijin Allah SWT. [ril/syahid/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!