Senin, 14 Jumadil Awwal 1446 H / 2 Maret 2015 16:48 wib
13.621 views
Pers Rilis: Operasi Pasar Beras Murah Pemerintah Kualitasnya Buruk dan Berkutu
PERS RILIS: FORUM SERIKAT PEKERJA BUMN BERSATU
Kenaikan harga beras yang mencapai hingga 30 persen membuat beras harga beras yang layak dikomsumsi dengan kualitas rendah hingga mencapai Rp 11 ribu/kg. Akibat kenaikan kenaikan harga beras telah menyebabkan penghasilan kaum buruh makin jauh panggang dari hidup sejahtera.
Kenaikan Upah Minimum Regional (UMR) yang dinikmati buruh untuk tahun 2015 tidaklah mencukupi apalagi saat ini dibarengi dengan ongkos transportasi yang ikut naik juga akibat kenaikan harga BBM.
Begitupula kenaikan harga beras dan langkahnya gas berukuran 3 kg serta diikuti naiknya harga sembilan bahan pokok lainnya telah menyebabkan harga harga makanan dan minuman di warung-waring tempat Buruh mengkomsumsi makan siangnya juga ikut naik harganya, jika biasanya cukup dengan Rp 15 ribu/buruh untuk membayar sepiring nasi dengan Dua jenis lauk saat ini buruh harus membayar Rp 20 ribu.
jika biasanya cukup dengan Rp 15 ribu/buruh untuk membayar sepiring nasi dengan Dua jenis lauk saat ini buruh harus membayar Rp 20 ribu.
Begitupula akibat Kenaikan harga Beras dan harga gas 3 kg meyebabkan berkurangnya pendapatan Ekonomi keluarga para pekerja di sektor informal seperti tukang ojek, tukang becak, pedagang asongan serta buruh lepas harian.
Pemerintah telah melakukan Operasi Pasar terkait tingginya harga Beras
Dengan mengunakan buffer stock beras Raskin yang disimpan di Bulog dengan harga Rp 7.300/kg tetapi dari pemantauan serikat pekerja dan laporan masyarakat 'Beras Operasi Pasar' sudah rusak dan bau, berbatu serta banyak kutunya.
dari pemantauan serikat pekerja dan laporan masyarakat 'Beras Operasi Pasar' sudah rusak dan bau, berbatu serta banyak kutunya.
Jika memperhatikan mutu Beras yang dijual oleh Operasi Pasar Pemerintah sebenarnya adalah jatah Beras Raskin yang tidak dibagikan selama 4 bulan dari bulan November 2014 sampai dengan saat ini dimana beras raskin itu adalah jatah masyarakat miskin penerima KIS. Akibat tidak dibagikan selama empat bulan beras menjadi rusak.
Terkait pernyataan Jokowi bahwa ada yang bermain yang meyebabkan harga beras justru disebabkan oleh menterinya sendiri yaitu menko yang dipimpin Puan Maharani yang mengurusi beras Raskin dan KIS yang meyebabkan harga beras naik.
Kenaikan harga beras bukan karena adanya yang ingin bermain agar pemerintah mengizinkan import beras adalah salah besar karena buffer stock tidak 'termanajemen' dengan baik serta banyak daerah gagal panen akibat fenomena perubahan cuaca dan kekeringan.
Tri Sasono
Ketua Bidang Humas
Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu
0818886229
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!