Ahad, 27 Rabiul Akhir 1446 H / 12 Januari 2020 20:43 wib
4.925 views
Terapkan 7 Tips Cespleng Ini Saat Anak Berkelahi antar Saudara
Oleh: Umi Diwanti
Anak masih satu, aman. Dua, drama dimulai. Tiga, dan seterusnya lalu berharap rumah tanpa perkelahian? Mimpi! Bunda salihah yang tadinya kalem pun mulai muncul tanduk satu per satu. Emosi menjalar saat perkelahian anak-anak tak kunjung kelar.
Berharap mereka berhenti bertengkar di usia yang masih anak-anak itu ibarat merindukan bulan di tengah hari. Daripada kita capek sendiri, toh perkelahian tetap saja tak bisa dihindari. Orang bijak bilang ini tuh "wis wayahe". Ya namanya juga anak-anak. Suatu hari pasti akan berhenti sendiri.
Maka yang terpenting bukanlah meratapi, tapi bagaimana agar kita bisa woles aja menghadapi. Semoga beberapa trik berikut bisa menjadi inspirasi para Bunda menghadapi anak-anak yang terus berkelahi dengan sodaranya.
Pertama, kita harus menyadari bahwa hal ini tak hanya menimpa anak-anak kita. Semua ibu yang anaknya lebih dari satu pasti merasakan. Jangan kira anak orang lain selalu akur hanya dengan pertemuan singkat dengan mereka. Belum tentu yang kita lihat itu kenyataan sebenarnya. Toh anak kita juga bisa beraikap manis kalau lagi "di luar kandang". Iya kan Bun?
Jadi, percayalah Bunda, bahwa rata-rata anak di dunia ini memang begitu. Dengan mengetahui dan merasakan banyak ibu di luar sana yang senasib sepenanggungan, niscaya beban pikiran Bunda jadi lebih ringan.
Kedua, mari kita melihat dari sudut pandang berbeda. Di balik keaktifan anak-anak kita, ada tanda bahwa mereka anak-anak sehat. Karena tak mungkin aktif dan sempat berkelahi jika mereka sedang sakit. Juga menandakan adanya naluri baqo' (potensi mempertahankan diri) pada anak kita. Sekali lagi Alhamdulillah, berarti anak kita normal Bun. Kebayang gak kalau anak kita hanya diam sepanjang hari dan no respon saat diganggu/disakiti orang? Ini justru tidak normal dan mengkhawatirkan.
Selain itu, biasanya anak yang sering ribut ini jika terpisah saling rindu berat. Bahkan biasanya tak mau terpisah. Ini pertanda bahwa anak-anak berkelahi itu justru karena mereka sangat dekat. Bukan karena saling benci. Jadi Bunda tak perlu sakit hati.
Ketiga, yang perlu kita lakukan adalah memastikan keamanan mereka saat berkelahi. Pengawasan menjadi sangat penting. Hindarkan memberikan mainan yang bisa membahayakan pada anak. Gunting, pisau atau benda bahaya lainnya harus disimpan di tempat yang aman. Karena anak-anak kita belum mengerti apa saja yang bahaya dan apa yang tidak. Segera pisahkan posisi mereka jika sudah main fisik berlebihan.
Keempat, berikan penjelasan pada anak-anak dengan pendekatan syariat. Sampaikan hadis larangan membahayakan orang lain. Hadis janji Syurga bagi yang mampu menahan amarah. Atau hadis bahwa orang yang kuat itu adalah mereka yang mampu menahan marah disaat punya kesempatan untuk marah.
Sampaikan juga, bahwa yang harus dimusuhi dan dilawan itu adalah musuh-musuh Allah dan kaum muslimin. Bukan saudara sesama muslim apalagi saudara sendiri. Secara tak langsung kita telah mengarahkan penyaluran amarah anak-anak ke tempat yang dibenarkan. Meski mungkin tak langsung mereka ikuti, tapi sangat berarti saat mereka dewasa nanti.
Saat praktik, dalam hal ini kita sebagai Bunda dituntut punya banyak ilmu. Secara tak langsung kondisi mampu memompa semangat kita untuk lebih rajin belajar lagi. Khususnya tentang Islam dan tehnik menyampaikan pesan/komunikasi. Biidznillah, rezeki banyak anak juga menambah rezeki banyak ilmu.
Kelima, meminimalisir penyebab perkelahian. Jika disebabkan rebutan sesuatu maka upayakan membelikan sesuatu selalu sama. Meskipun sekedar warna. Pengalaman saya, maksud hati biar tidak tertukar, apadaya punya sodara selalu terlihat lebih menarik. Akhirnya berebut dan berkelahi juga padahal cuma beda warna.
Jika hanya bisa beli 1 atau sedikit, maka sebelum membelikan minta anak berjanji bahwa benda tersebut untuk bersama dan berbagi. Jika mereka menolak, pilih untuk tidak membelikan sekalian. Jika bendanya adalah pemberian dari orang. Lakukan hal yang sama. Jika tidak berkenan, lebih baik Bunda simpan dulu sampai mereka bersepakat mau saling bagi.
Kalau berkelahinya gara-gara ada yang suka jail. Beri nasehat khusus pada yang suka jail. Pada yang dijaili, nasehati agar tidak reaktif. "Sudah Kak, diemin aja, nanti juga Dede berhenti sendiri kalau kamu biarin." Tapi jika masih kecil dan belum begitu mengerti, maka pisahkan. Berikan kesibukan masing-masing agar fokusnya teralihkan.
Keenam, berusaha bersikap adil di hadapan anak-anak. Kadangkala yang memicu mereka terus bertengkar adalah merasa tidak diperlakukan adil. Si Kaka yang merasa adiknya selalu dibela dan dibelikan sesuatu. Dia akan mencari-cari masalah. Demikian sebaliknya.
Ini memang tidak mudah apalagi pada si Kakak. Karena sebagai Bunda kita sering terlupa bahwa usia mereka hanya terpaut sedikit saja. Kita sudah terlanjur memosisikan si Kakak harus mengerti. Lalu menuntutnya selalu mengalah pada adiknya. Padahal mereka sama-sama masih anak-anak. Sama-sama belum sempurna akalnya.
Ketujuh, yakinlah pada kekuatan doa. Berdoalah pada Allah agar anak-anak kita saling kasih mengasihi. Saling memelihara dan menolong dalam kebaikan. Sesekali lafazkan doa langsung di hadapan anak dengan suara lantang. Misalmya saat mereka sedang heboh-hebohnya berkelahi.
"Ya Allah jadikanlah anak hamba anak-anak yang solih/solihah, saling menyayangi dan tidak mau bekelahi lagi. Ya Allah berikanlah pahala yang lebih banyak pada yang mau mengalah duluan."
Doa yang didengar langsung oleh yang didoakan akan mengena di hati mereka. Tidak mustahil mereka tergugah untuk langsung berubah. Jangan lupa untuk berdoa dan minta didoakan oleh orang-orang yang doanya mustajab. Untuk diri sendiri, agar dikaruniai kesabaran berlipat ganda. Karena masa-masa anak kecil memang begitulah keadaannya. Suatu hari setelah mereka dewasa rumah akan sepi. Saat itu bisa jadi kita akan merindukan kebisingan yang hari ini ingin kita hindari.
Demikian beberapa trik yang bisa kita coba saat menghadapi anak-anak yang sering berkelahi. Semoga bermanfaat. (rf/voa-islam.com)
Ilustrasi: Google
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!