Senin, 27 Rabiul Akhir 1446 H / 8 Desember 2014 22:43 wib
32.061 views
Mengapa Tidak Boleh Membiarkan Bayi Terlalu Lama Menangis?
Sahabat VOA-Islam yang Dicintai Allah SWT...
Apa jadinya bila si bayi terus menangis? Apa yang harus dilakukan seorang bunda bila mendengar si bayi menangis? Kita biarkan atau kita bergegas menggendongnya? Apa arti dari tangis dan tawa si bayi? Dan seberapa dalam pengarus belaian sang bunda pada bayinya? Temukan dalam tulisan yang singkat dan mencerahkan ini insya Allah.
Dalam buku Dzaka’u Al Radhi yang ditulis oleh Dr Muhamad Al Nabuly disebutkan, penelitian-penelitian modern telah menemukan bahwa proses menyusui merupakan proses melatih kemauan. Bukan saja karena seorang bayi hendak minum susu kemudian menangis jika tidak menyusu, tetapi ia merupakan proses pelatihan untuk menyusu karena dia tidak lagi berada di dalam perut si bunda
Maksudnya apa? Penelitian-penelitian ini membantu memberikan kesimpulan, bahwa seorang bayi ketika menangis, dia menangis untuk mereflesikan perasaan gelisah,sakit,atau perasaan tidak nyaman, yaitu dia menangis karena kemauan.Begitu juga ketika dia tertawa,maka tawanya itu adalah kemauan yang merefleksikan situasi nyaman dan perasaan cukup.
Atas dasar ini, dibuat suatu penelitian lapangan sekitar tahun 1980 dan 1983, dengan menggunakan 81 anak sebagai sampel yang dibagi ke dalam tiga kelompok. Diantara hasil terpenting yang ditemukan melaui kajian ini ialah:
Pertama: Bahwa bayi senantiasa menggunakan tangisan sebagai bahasa interaksi dengan lingkungan dan untuk merefleksikan keadaan dirinya.Tangisan merupakan bahasa pertama yang digunakan oleh bayi untuk meminta respon orang lain.
Tangisan ini merupakan refelksi atas rasa sakit,lapar,haus,marah, bahkan rasa takut.Lambat laun, ibu dengan fitrahnya akan dapat membedakan jenis tangisan dan memberikan respon kepada anaknya.
30 tahun yang lalu, terdapat sebuah teori yang mengatakan: “Biarkan anak menangis karena tangisan dapat membantu anak untuk bernafas dan melepaskan perasaan emosionalnya”. Tetapi, ternyata teori ini tidak valid, karena membiarkan anak menangis justru akan dapat memberikan dampak negatif kepada perasaan anak yang dapat menimbulkan keresahan yang tidak menentu.
Menyebabkan ia tidak mempunyai kemampuan untuk mengungkapkan perasaan-perasaan positif. Dari sini jelas, kita disarankan agar para ibunda segera memberikan respon terhadap tangisan anaknya, dan membantu mereka untuk meringankan gangguan-gangguan negatif.
Kedua:Bahasa yang digunakan oleh anak untuk berinteraksi dengan lingkungan ialah bahasa tawa. Setelah anak mengunakan bahasa tangisan dan merasa berhasil mengungkapkan lapar,sakit,takut,marah bahkan jenuh, si bayi mengunakan reaksi positif dengan tawaseperti senang, nyaman dan bahagia.
Tawa pertama, biasanya dapat dilihat pada anak sejak hari ke-18.Ini merupakan tanda-tanda positif yang menujukan bahwa si anak menikmati beberapa hal berikut : 1) Tidak mengalami jenis-jenis penyakit mental pada keluarga. 2) Keadaan ketika hamil adalah sangat baik. 3) Ketika melahirkan semua pemeriksaan dilakukan secara sempurna dan sukses.
Jika terjadi sebaliknya, yaitu jika si anak mengalami keterlambatan tertawa, maka ini menunjukan adanya gangguan, baik itu ketika mengandung, melahirkan atau menunjukan adanya jenis penyakit genetik pada keluarga suami atau istri.
Dalam semua keadaan, sebab paling utama yang dapat melahirkan tawa pertama anak hanya satu. Ini berdasarkan penelitian-penelitian yang dilakukan, yaitu air susu ibu, tawa tidak hanya menunjukan kepada kita bahwa anak mampu mengungkapkan kepada kita bahwa anak mampu membedakan segala jenis perasaan.
Ketika para peneliti mendalami suatu penelitian mengenai faktor-faktor yang menghadirkan tawa pertama, ternyata mereka menemukan faktor kedua yang dapat melahirkan tawa anak, yaitu sikap seorang ibu terhadapanaknya.
Dimana setiap kerinduan seseorang ibu bertambah ketika menyusui kemudian tawa pertama anak mulai terlihat, maka kesadaran anak terhadap kerinduan dan perasaan ketika itu merupakan perasaan yang sangat penting yang mendorong jiwa seorang anak.
Faktor ketiga ialah belaian. Jika seorang bayi berinteraksi dengan lingkungan dengan bahasa tangisan dan tawa,maka bahasa pertama yang digunakan oleh orang dewasa untuk berinteraksi dengan bayi ialah belaian.
Di sinilah kita dapat menyadari betapa pentingnya arti menyusui, karena ia merupakan cara terbaik untuk melakukan belaian kepada buah hati seseorang dari sejak lahir. Seorang bayi sangat merindukan belaian yang merupakan cara terbaik dalam menumbuhkan pengetahuan dan perkembangan intelektual anak.
Sebuah kasus peristiwa misalnya: Ketika seekor kera dari induknya dan tidak dibenarkan menerima belaian induknya,maka ini akan berdampak kepada pertumbuhan mentalnya. Ketika anak kera tersebut disuruh menentukan pilihan antara induk yang terbuat dari kain kapas atau induk buatan dari bahan logam. Ini menunjukan betapa pentingnya arti belaian, termasuk bagi hewan.
Mungkin kita ingat bagaimana kebiasaan orang tua dulu, selalu membelai-belai dan memijat mijat si bayi tatkala mau dimandikan, ini adalah upaya agar si bayi mendapatkan kenyamanan sehingga tidak rewel saat dimandikan.
Kembali kami tekankan, proses menyusui adalah hal yang sangat penting, karena ia merupakan satu-satunya cara untuk membelai dan menumpahkan kasih sayang dan kehangatan. Di samping itu juga untuk memberi makan kepada anak.
Dan terakhir sekali kami tambahkan, bahwa cara-cara komunikasi, membelai dan merangsang bayi untuk tertawa memberi pengaruh besar terhadap pergerakan anak, seperti berjalan dan lebih cepat mengunkapkan kamilat-kalimat tertentu. [syahid/protonema/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!