Selasa, 27 Rabiul Akhir 1446 H / 2 Desember 2014 23:28 wib
11.954 views
Bunda, Aku Tak Mau Sekolah
Angga, 7 tahun mogok sekolah. Dia tidak mau berangkat meskipun dibujuk rayu seperti apapun. Ketika ditanya mengapa tak mau sekolah, ia pun menjawab.
“Aku ingin sekolah dengan Bunda.”
Ibunya yang khawatir anaknya mengalami sesuatu di sekolah, berusaha mencari penyebab mogoknya Angga. Ternyata Angga tidak mengalami bullying, ia juga cukup cerdas memahami pelajaran di sekolah, temannya juga banyak, gurunya pun baik semua. Lalu mengapa Angga mogok sekolah? Usut punya usut, ternyata Angga tak nyaman berada di sekolah.
“Aku ingin di rumah belajar dengan Bunda. Bunda pintar mendongeng. Bunda pintar menjelaskan sesuatu yang Angga nggak tahu. Bunda juga cerdas dalam berhitung. Trus, Bunda juga rajin salat dan baca Quran. Pokoknya Bundaku hebat.”
Jangan panik, Bunda. Bila putra atau putri anda ada yang bersikap seperti Angga, tersenyumlah. Berbahagialah! Itu artinya putra/putri anda memberi apresiasi dan kagum terhadap ibunya sendiri. Positif ini maknanya. Bunda sebagai ibu sudah berhasil menjadi madrasah pertama anak-anak. Dan mereka enggan untuk berpindah dari madrasah ibu ke sekolah formal. Wajar. Apalagi bila sekolah formal yang ada tak menyediakan kualitas pendidik sehebat bunda Angga.
Namun sayangnya, tak semua ibu merespon positif terhadap apresiasi sang anak. Dengan berbagai cara, sang ibu berusaha ‘memaksa’ anaknya agar tetap masuk ke sekolah formal yang telah dipilih. Tak semua ibu sanggup mendidik anaknya secara mandiri di rumah atau istilah sekarang yang sedang booming adalah homeschooling. Banyak ibu tak PD dengan kemampuannya sendiri untuk mendidik anak usia dasar. Tipe ibu seperti ini merasa bahwa anaknya akan ketinggalan zaman bila tidak berangkat ke sekolah formal.
....jangan matikan potensi anak dengan memaksa sesuatu yang tidak ia sukai. Toh, menuntut ilmu tidak harus di sekolah saja kan?....
Tak harus bingung ketika anak meminta sekolah di rumah dengan ibunya. Tak harus jaim bila ada materi yang tak diketahui sang ibu. Bahkan inilah saat yang tepat untuk menunjukkan bahwa sekolah itu perlu karena tak semua pengetahuan sang ibu tahu. Bila anak mau sekolah lagi, alhamdulillah. Bila tak mau pun, itu artinya sang anak tetap merasa bahwa ibunya pusat ilmu pengetahuan. Ini kesempatan bagi para ibu untuk ikut belajar lagi agar bisa mengajari sang buah hati. Jangan merasa malas. Karena sikap ibu di momen ini, akan dikenang dan ditiru sang anak.
Selain pengetahuan dasar yang relatif mudah, ajari anak life skill juga. Bila ibu merasa bahwa si anak nantinya tetap harus ke sekolah, maka selipkan pesan-pesan dalam materi mendongeng, berhitung, dan lain-lain tentang alasan mengapa harus ke sekolah formal. Tetapi bila si ibu merasa nyaman belajar dengan putra/putrinya di rumah, maka homeschooling ini bisa dilanjutkan. Era teknologi informasi membuka peluang yang sangat lebar untuk menimba ilmu tentang homeschooling via internet. Berselancarlah dan temukan dunia baru bersama sang buah hati tercinta.
Jadi, jangan matikan potensi anak dengan memaksa sesuatu yang tidak ia sukai. Toh, menuntut ilmu tidak harus di sekolah saja kan? Anak-anak seperti Angga adalah tipe yang akan menjadikan sosok ibu sebagai panutan dan teladan. Para ibu, harus makin hati-hati ya dalam berkata dan bersikap karena ada anak yang akan meniru dan meneladani apa pun kata dan perbuatan bundanya. Wallahu alam. (riafariana)
Foto: Stefano Romano Photography
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!