Inilah tanda-tanda kekuasaan Allah pada diri manusia yang tak jarang disadari oleh kita, seperti:
1. Otak manusia seperti orang sujud dalam salat
Bentuk otak manusia pun jika diperhatikan dengan teliti akan kelihatan seperti orang yang sedang sujud. Otak berada di bagian paling atas manusia, tetapi apabila kita sujud, ia berada di tempat paling rendah, menandakan pengabdian manusia pada Allah SWT.
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahawa Al-Qur’an itu benar, dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahawa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?” (Surat Fusshilat : Ayat 53).
2. Saluran udara pada paru-paru membentuk kalimat tauhid
Ahli sains telah menemukan bahwa saluran-saluran udara di dalam paru-paru manusia membentuk kalimah ‘La ilaha illallah’ (Tiada Tuhan melainkan Allah) dalam tulisan Arab.
3. Nama Allah pada 5 jari tangan
Sesungguhnya Allah, Tuhan yang Maha Agung lagi Maha Bijaksana, Dia telah menunjukkan keagungan-Nya melalui penciptaan lima jari manusia, yang melambangkan huruf-huruf : Alif, Lam, Lam dan Ha yang membentuk kalimah Allah dalam perkataan dan tulisan Arab.
4. Jumlah Asmaul Husnah pada telapak tangan
Jika kita balikkan pula tangan, dan melihat ke telapaknya, maka di situ kita akan lihat urat-urat yang akan membentuk tulisan nomor dalam bahasa Arab. Nomornya adalah 81 di telapak tangan kiri dan 18 di telapak tangan kanan. Jika dicampur kedua nomor tersebut, jumlahnya ialah 99.
Dan nomor 99 itu adalah simbolik kepada 99 nama Allah, yang dipanggil sebagai Asma-ul Husna (nama-nama yang baik).
5. Gerakan dalam salat cerminkan simbol nama Nabi
Berdiri lurus dalam salat melambangkan huruf Alif (ا), ruku’ melambangkan huruf Ha (ح), sujud melambangkan huruf Mim (م), dan duduk melambangkan huruf Dal (د). Ia akhirnya membentuk perkataan Ahmad dalam tulisan Arab, nama Nabi Terakhir yang membawa Perjanjian Terakhir.
احمد = ا + ح + م + د = Ahmad.
Ketahuilah bahwa Ahmad adalah salah satu nama lain bagi Nabi Muhammad SAW dan mengikut sejarah, ibunya Aminah menginginkn anaknya itu dinamai dengan nama Ahmad, tetapi kemudian datuknya Abdul Mutalib memberikannya nama Muhammad.
Ahmad dan Muhammad di dalam bahasa Arab maksudnya sama yaitu ‘Yang Terpuji’.
“Dan (ingatlah) ketika Isa putera Maryam berkata: “Hai bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)” …… ” (Surat As-Shaaf : Ayat 6).
6. Saat jari telunjuk diangkat pada Tasyahud dalam salat melambangkan nama Allah
Pada duduk tahiyyat akhir dalam salat, suatu sunnah bagi kita untuk mengangkat jari telunjuk ketika membaca kalimah syahadah. Jari telunjuk diangkat menandakan Tuhan yang Esa. Dan perhatikan, pada urat-urat jari itu akan membentuk kalimat Allah dalam Bahasa Arab.
“Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah. Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh) mu seimbang, dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu.” (Surat Al Infithaar : Ayat 6-8).
Berbeda bagi kebudayaan Cina Kuno, tanda-tanda pada telapak kaki dan tangan telah dikenal menjadi titik refleksi, karena setiap titik ada makna dan dipercaya mampu mengobati penyakit.
Sedangkan pada punggung di kenal dengan pengobatan akupuntur dan bekam atau hijamah yang banyak dilakukan umat Islam.
Apakah ini 'Cok gali cok' atau dipas-paskan sesuai selera kita? Wallahu 'alam.
Karena terlepas dari benar atau tidaknya, tetap menjadi rahasia Allah. Toh meskipun tanpa tanda-tanda tersebut diatas pun manusia tetap harus beribadah kepada Allah.
Satu kata saja, dengan satu tarikan nafas saja untuk mengucapkannya, yang kita butuhkan untuk menjawab sejumlah pertanyaan di atas. Yaitu: Al Ibaadah. Ya, semua itu Allah lakukan agar kita beribadah kepada-Nya. Dengan tegas Allah menyatakan,
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyaat [51]: 56)
Allah pun menyindir kita dengan pertanyaan,
أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ
“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (QS. Al Mukminun [23]: 115)
Imam Ibnu Katsir –rahimahullah- berkata, “Firman Allah, “Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja)?” “Apakah kaling menyangka bahwa kalian diciptakan tanpa maksud, tujuan dan hikmah?” “Firman Allah, “bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” “Tidak dikembalikan ke negeri akhirat?” (Tafsir Al Qur`an Al Adzim: 5/500)
Jika muncul dalam benak kita pertanyaan, “lalu, mengapa Allah memerintahkan kita untuk beribadah?” Alasan-alasan berikut mudah-mudahan semakin dapat meyakinkan kita mengapa kita harus beribadah kepada Sang Pencipta kita, Allah subhaanahu wa ta’aala.
Karena Allah adalah Pencipta Kita dan Semesta serta Pemelihara Semuanya.
Hal ini sebagaimana pernyataan Allah dalam ayat yang telah lalu penyebutannya (QS. Adz-Dzariyat [51]: 56, Al Mukminun [23]: 115)
Allah pun berfirman,
اللَّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ
“Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu.” (QS. Az Zumar [39]: 62)
Oleh karena Allah satu-satunya dzat yang menciptakan kita dan juga menciptakan semesta tempat hidup kita, maka kita harus beribadah kepada-Nya, mengabdi sebagai hamba dan bagian dari makhluk-Nya.
Karena Allah menciptakan Kita dengan Bentuk yang Terbaik
Allah tidak menciptakan kita dalam bentuk yang asal-asalan, tapi menciptakan kita dengan bentuk yang terbaik. Perhatikan firman Allah berikut,
لَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”(QS. At Tiin [95]: 4)
As-Si’diy berkata, “Maksudnya adalah diciptakan dengan sempurna, anggota tubuh yang sesuai dan perawakan yang pantas, tidak kurang sesuatu apa pun yang ia butuhkan.” (Taisir Karim Al Rahman: 929)
Karena Allah Memuliakan kita dengan Akal Pikiran
Tidak hanya itu, Allah pun mengistimewakan kita dengan akal pikiran. Allah berfirman,
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ
“Dan sungguh kami telah memuliakan anak Adam.” (QS. Al Isra [17]: 70)
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa manusia telah dimuliakan dengan akal. (Lihat Tafsir Al Baghawi: 5/108)
Karena Allah yang Mengarunikan kepada Kita Rizki untuk Menopang Kehidupan Kita
Setelah diciptakan, diciptakan dengan bentuk terbaik dan dimuliakan dengan akal pikiran, karunia Allah selanjutnya adalah menurunkan beragam rizki yang dengannya manusia mampu bertahan hidup di bumi ini. Allah berfirman,
أَمَّنْ هَذَا الَّذِي يَرْزُقُكُمْ إِنْ أَمْسَكَ رِزْقَهُ
“Atau siapakah dia yang memberi kamu rezki jika Allah menahan rezki-Nya?” (QS. Al Mulk [67]: 21)
Itulah beberapa alasan mengapa kita harus beribadah kepada Dzat yang telah mengaruniakan kepada kita segala hal yang kita miliki saat ini dan tanda bagi orang-orang yang mau berfikir dan berakal. Begitulah Allah sering menyinggung nalar kita untuk berfikir di dalam Al Qur`an.
Semoga Allah menuntun kita kepada petunjuk dan keridhaan-Nya. Wallahu a’lam. [nurlail/hasyim/aktl/voa-islam.com]