Selasa, 12 Jumadil Awwal 1446 H / 23 Juni 2015 15:00 wib
12.631 views
Mujahidin Operasikan 100 Lebih Kamp Pelatihan Militer di Irak dan Suriah
IRAK/SURIAH (voa-islam.com) - Jumlah kamp-kamp pelatihan militer yang dioperasikan oleh mujahidin di Irak dan Suriah terus meningkat. The Long War Journal telah mengidentifikasi lebih dari 100 kamp pelatihan di kedua negara tersebut.
Meskipun tidak semua fasilitas tersebut saat ini mungkin beroperasi, proliferasi kamp-kamp pelatihan oleh Daulah Islam (IS), Jabhat Al-Nusrah, dan kelompok lain merupakan ancaman bagi para musuh mujahidin.
Sejak awal 2012, total 117 kamp telah diidentifikasi sebagai beroperasional pada satu titik waktu. Dari jumlah tersebut, 85 telah ditemukan di Suriah, dan 32 di Irak; 11 digunakan untuk mengindoktrinasi dan melatih anak-anak.
Beberapa fasilitas pelatihan jihad mungkin tidak lagi beroperasi karena perubahan nasib di medan perang (seperti wilayah hilang, serangan udara, dll).
Setidaknya 16 diperkirakan akan ditutup dan 15-22 sudah terkena serangan udara Koalisi. Tidak jelas apakah kamp-kamp ini telah hancur atau apakah kamp-kamp itu dibuka kembali di lokasi yang sama atau di tempat lain. Ini juga kemungkinan bahwa ada tempat-tempat pelatihan yang belum diiklankan.
Informasi tentang kamp-kamp tersebut telah diperoleh dari video-video dan gambar jihad, laporan berita, dan siaran pers militer AS yang mencatat serangan udara terhadap fasilitas pelatihan itu.
Sejak 6 Februari The Long War Journal telah mengidentifikasi 37 kamp pelatihan baru. Dari jumlah tersebut, 25 berada di Suriah, sementara 12 lainnya berada di Irak.
Daulah Islam telah mengoperasikan 57 kamp (30 di Irak, 27 di Suriah). Jabhat Al-Nusrah, cabang resmi Al-Qaidah di Suriah, telah mengoperasikan 23 kamp di dalam wilayah Suriah. Kelompok jihad Sekutu telah menjalankan 37 kamp-kamp lain (35 di Suriah dan dua di Irak); 11 dari kamp-kamp itu dijalankan oleh kelompok mujahidin dari Kaukasus, empat oleh kelompok mujahidin Uzbek, dua oleh mujahidin Uighur, dan mujahidin dari Gaza, Maroko, dan Kazakhstan masing menjalankan satu kamp.
Di masa lalu, Al-Qaidah telah menggunakan jaringan fasilitas pelatihan untuk melatih mujahidin dalam pertempuran bersenjata lokal, mengidentifikasi calon potensial untuk serangan terhadap Barat, dan mendukung sejumlah kelompok jihad sekutu. (st/tlwj)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!