Senin, 2 Jumadil Akhir 1446 H / 27 Desember 2010 08:48 wib
5.247 views
Libanon: Para Jihadis Telah Melarikan Diri Ke Eropa
PARIS (voa-islam.com): Koran Perancis Le Figaro menuliskan bahwa terdapat sekitar dua puluh Jihadis yang menyusup ke Yunani, Jerman dan Perancis.
Ancaman terbaru ini berasal dari kelompok sekitar 50 jihadis berbahaya yang berasal dari kamp pengungsi Ain al-Hilweh Palestina di Lebanon Selatan.
Kebanyakan adalah pengungsi Palestina, lainnya berasal dari Suriah, Saudi, Yaman dan Afrika Utara yang datang ke kamp-kamp Palestina di Libanon, dimana tentara tidak terlihat.
Menurut koran tersebut, sebagian besar dari anggota Al Qoidah Palestina berlindung di kamp Ain al-Hilweh, setelah tentara Libanon mengusir mereka dari Nahr al-Barid di tahun 2007.
Tentara tidak dapat mendekati semua "buronan" Jihadis. Karena beberapa dari mereka berada di "bawah tanah" dan yang lain memiliki pasukan keamanan yang mengesankan. Dan beberapa lainnya memilih pergi ke Eropa.
Kolonel Palestina Mahmoud Issa, yang bertanggung jawab atas keamanan di Ain al-Hilweh mengatakan kepada Le Figaro bahwa pada tahun lalu, sekitar 20 dari mereka melarikan diri ke Yunani dan Bulgaria, dan bahwa beberapa dari mereka terus ke Jerman, Perancis dan Belgia. Issa mengatakan dirinya memiliki nama-nama mereka dan mencoba untuk melacak mereka dengan berkoordinasi dengan pemerintah setempat, tetapi itu tidak mudah karena mereka terkadang mengubah identitas dan penampilan mereka.
Petugas kemanan Perancis mengkonfirmasi aliran Jihadis baru ini ke Eropa. Koran Le Figaro melihat dokumen-dokumen rahasia yang menyebutkan tiga nama: Imad Karoum, Yusuf Kayed dan Ahmad Sidawi, Karoum adalah pemimpin Jund al-Sham, dan Kayed baru-baru ini dideportasi ke Libanon.
Mereka disebutkan melakukan perjalanan melalui Suriah dan Turki, dan dari sana mereka masuk ke Yunani dan Bulgaria secara ilegal dan tanpa paspor. Di sana mereka membeli identitas palsu dengan harga beberapa ratus dolar. Ada yang sudah tertangkap di Sofia, yang lain dideportasi oleh Yunani dan Bulgaria, demikian penjelasan Kolonel Issa.
Issa mengatakan bahwa mereka adalah ancaman bagi keamanan Eropa. Jika mereka tidak pergi ke Irak atau Afghanistan seperti orang-orang lain dari Ain al-Hilweh, itu karena mereka diperintahkan untuk pergi berperang di Eropa.
Ketika ditanya apakah mereka digunakan oleh Al Qoidah atau sponsor lainnya, Issa hanya tersenyum. Satu hal yang jelas katanya, orang-orang itu digunakan oleh kekuatan tertentu. Mereka tidak kekurangan uang, dan bisa tinggal di rumah mereka selama berbulan-bulan menunggu petunjuk.
Kapasitas operasional mereka mungkin rendah, tapi menurut salah satu ahli keamanan di Beirut, mereka mungkin melakukan kontak dengan jaringa gerakan Jihad global.
Seorang aktivis Perancis pernah dilatih di sebuah kamp di sebelah utara Beirut pada 2005. Tahun berikutnya, dua orang Libanon ditangkap di Jerman saat sedang mempersiapkan serangan. (Za/Le Figaro)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!