Jum'at, 10 Jumadil Akhir 1446 H / 4 Juni 2010 11:31 wib
2.949 views
Sejumlah Prajurit Rusia Tewas Dalam Operasi Penangkapan
MOSKOW (voa-islam.com): Sejumlah anggota badan keamanan Rusia tewas ketika berusaha menangkap tersangka yang terkait dengan pemboman stasiun metro Moskow, kata seorang pejabat, Rabu.
"Kemarin (Selasa) kami melakukan sebuah operasi khusus di Dagestan. Malangnya, akibat dari operasi khusus itu, sejumlah prajurit FSB tewas, beberapa terluka," kata kepala badan keamanan FSB, Alexander Bortnikov.
"Kami bekerja untuk menghancurkan kelompok yang terkait dengan peledakan di metro Moskow," kata Bortnikov, seperti dilaporkan kantor berita RIA Novosti.
Ia tidak memberikan penjelasan terinci mengenai jumlah orang yang tewas.
Dua serangan bom terhadap stasiun KA metro Moskow pada 29 Maret menewaskan 40 orang dan melukai lebih dari 100.
Serangan-serangan meningkat di Rusia dalam beberapa waktu terakhir ini.
Sedikitnya tiga orang tewas dan delapan lain cedera ketika bom meledak di dekat sebuah kafe di pusat kota Stavropol, Rusia selatan, pada 26 Mei, menurut kantor-kantor berita Rusia.
Pada 29 April lalu, serangan bom mobil menewaskan dua polisi dan melukai tujuh orang di Kaukasus Utara Rusia, kata seorang juru bicara kepolisian provinsi Dagestan.
Pelaku meledakkan bom setelah polisi menghentikan mobilnya di sebuah pos pemeriksaan sekitar 100 kilometer sebelah utara ibukota Dagestan, Makhachkala.
Dagestan berbatasan dengan Chechnya di Kaukasus Utara, dimana Rusia melakukan penjajahan terhadap muslim disana, dan provinsi yang berpenduduk mayoritas muslim itu seringkali dilanda serangan dengan sasaran aparat penegak hukum dan pejabat pemerintah.
Serangan bom itu terjadi sebulan setelah dua pemboman yang dilakukan wanita-wanita penyerang dari Dagestan menewaskan 40 orang di metro Moskow pada 29 Maret, yang meningkatkan kekhawatiran mengenai gelombang serangan baru di wilayah Rusia itu oleh pejuang yang berpangkalan di Kaukasus.
Pemboman Moskow itu disusul dengan sejumlah serangan mematikan di Kaukasus Utara, termasuk dua ledakan bom yang menewaskan 12 orang, sebagian besar polisi, di Dagestan pada 31 Maret.
Serangan-serangan itu telah membuat Kremlin berjanji lagi menumpas gerilyawan di Kaukasus Utara. Wilayah tersebut dilanda kekerasan sejak dua perang pasca-Sovyet terjadi di Chechnya antara pasukan pemerintah dan mujahidin Kaukasus.
[za/an]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!