Jum'at, 10 Jumadil Akhir 1446 H / 28 Mei 2010 05:02 wib
3.748 views
Tim Penjinak Bom Lebih Memilih Meledakkan Daripada Menjinakkan
KABUL (voa-islam.com): Dalam upaya untuk mengurangi tekanan para petugas penjinak bom di Afghanistan, para insinyur bahan peledak di medan perang Afghanistan sekarang lebih suka meledakkan IED tersebut daripada harus menjinakkan setiap bom tersebut.
Ide ini datang setelah petugas penjinak bom paling senior di negeri tersebut Kolonel Bob Seddon mengundurkan diri setelah ia merasa sangat prihatin dengan tekanan yang ditempatkan pada anak buahnya di Afghanistan, serta harga "psikologis" yang harus mereka bayar dalam jangka panjang.
Langkah baru yang diambil ini merupakan pergeseran dalam kebijakan untuk mencoba mengurangi tekanan pada pasukan penjinak bom yang terdiri dari 11 EOD (Explosive Ordnance Disposal Resimen), empat di antaranya telah tewas dalam tahun ini di Helmand.
Secara tradisional, para teknisi dari 11 EOD tersebut bertugas untuk membuat "perjalanan jauh" sendiri untuk membongkar IED dan mengumpulkan forensik serta mencari informasi musuh (intelejen). Namun, karena IED saat ini menjadi alat dan momok yang telah membunuh paling banyak tentara Inggris daripada serangan dengan tembakan, ini berarti bahwa para teknisi dari EOD tersebut harus bekerja lebih keras karena semua bergantung pada mereka untuk membersihkan jalur.
Kolonel Seddon, selaku teknisi amunisi utama di Royal Logistics Corps, mengatakan pada program Panorama BBC1 malam lalu bahwa ia sangat prihatin pada tekanan yang dihadapi oleh orang-orangnya di Afghanistan.
Ia melanjutkan: "Saya sangat khawatir bahwa dalam jangka panjang beberapa orang saya yang telah melakukan hal fenomenal sulit dan berbahaya pada pekerjaan mereka di Afghanistan harus membayar harga psikologis yang lebih mehal untuk pekerjaan yang telah mereka lakukan."
Christina Schmid, yang suaminya, Sersan Olaf "Oz" Schmid, tewas pada bulan Oktober tahun lalu saat mencoba membongkar sebuah IED, bersikeras bahwa dia percaya stres dan kelelahan jam kerja yang panjang mungkin telah memainkan peranan dalam kematian-nya.
Kini, dengan mundurnya orang paling senior di Inggris dalam keahlian menjinakkan bom di Afghanistan berarti bahaya yang dihadapi para tentara Inggris di medan perang Afghanistan semakin besar. Akan ada banyak lagi tentara yang menjadi korban dari IED buatan Taliban tersebut jika Inggris tidak mampu mengatasinya.
[za/inde]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!