Kamis, 13 Jumadil Awwal 1446 H / 9 Juli 2009 10:24 wib
5.236 views
Chipset Yang Menuntun Pesawat Tak Berawak Amerika Menyerang Taliban
Al Qaeda menguak cara kerja pesawat tak berawak Amerika menyerang daerah-daerah Mujahidin Pakistan.
Intejen Amerika dan Pakistan menyatakan, pesawat-pesawat tak berawak (Drone) Amerika kerap berhasil menghancurkan sarang teroris dan kelompok-kelompok perlawanan di Pakistan. Pesawat-pesawat tak berawak tersebut telah melaksanakan 28 kali tembakan rudal terhadap tersangka militan, untuk tahun ini. Ratusan orang orang pun tewas akibat serangan Drone ini, mayoritas adalah penduduk sipil, termasuk 45 orang yang tewas dalam beberapa hari ini.
Bagaimana cara drone itu bekerja dan mencari target mereka? Mullah Nazir, seorang komandan lokal Taliban Pakistan menjelaskan. "Pesawat itu dipandu oleh sebuah SIM card yang biasa dimasukkan ke telepon seluler dan dipakai para Mujahidin, melalui mata-mata yang mereka susupkan diantara kami", kata beliau. SIM Card itu mengirim sinyal ke satelit yang akan memandu drone menembakkan rudalnya.
Semua hal tersebut dijelaskan dalam buku The Ruling Concerning Muslims Spies tulisan Abu Yahya al-Libi, salah satu petinggi Al Qaeda. Buku tersebut saat ini bisa dibaca di internet secara gratis.
Gambar SIM Card yang hanya menggunakan tegangan baterei 9 volt tersebut juga diperlihatkan dalam buku itu, Chips itu memancarkan sinyal yang cukup kuat. Peralatan ini dibuat oleh Cejay Engineering, digunakan oleh militer Amerika dalam perang untuk menentukan letak lawan, menandai lokasi akan dijatuhkannya rudal dan memetakan garis pertahanan.
Gadget tersebut menggunakan sebuah Led khusus dengan tegangan 9 volt, pancaran Led tersebut tidak dapat dilihat dengan mata biasa, harus menggunakan peralatan Night Vision untuk menangkap cahayanya. Pancaran Led tersebut mampu dilihat dengan alat khusus hingga jarak lima mil, bahkan pancarannya mampu menembus baju dan tetap terlihat walaupun berada didalam air.
Baterei 9 voltnya mampu bertahan hingga 100 jam. Teknologi seperti ini sudah ada sejak tahun 1984, namun kebanyakan hanya dipakai untuk keperluan militer.Pesawat Predator Amerika dan pesawat tak berawak, keduanya dilengkapi dengan kamera infrared untuk menerima sinyal yang dipancarkan SIM Card tadi, hampir persis seperti cara kerja remote kontrol televisi biasa, namun dengan teknologi yang lebih canggih.
Alat-alat tersebut sekarang sudah bisa dibeli secara online dan hanya seharga 25 dolar tiap keping Chipsetnya. Alat tersebut bisa diberikan kepada mata-mata atau informan dan tidak akan terlalu mencurigakan pada awalnya, mata-mata tersebut tinggal bekerja meletakkan Chipset dan pesawat Drone Amerika akan merespon.
Pada bulan April lalu, Habibur Rehman dari Pakistan membuat pernyataan pengakuan dirinya jika ia adalah mata-mata Amerika dan bertugas menanam chip tersebut, sebelum akhirnya ia dieksekusi pejuang Taliban. "Aku diberi uang 122 dolar untuk membungkus chip itu dengan kertas rokok dan meletakannya di rumah pejuang Taliban atau Al Qaeda" , kata dia. Jika aku sukses, aku diberitahu akan diberi ribuan dolar lagi, kata Habibur Rehman sebelum dieksekusi.
Rehman juga berkata, ia tidak hanya meletakkan chip-chip itu di wilayah para Taliban, namun di beberapa tempat lain yang terdapat banyak penduduk sipil, hingga membuat ratusan orang mati karena pekerjaannya sebagai mata-mata. "Aku tahu orang-orang mati karena perbuatanku, namun aku sangat butuh uang tersebut", tambah Rehman.
[voa-islam-wrd]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!