Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
155 views

Organisasi Muslim Terbesar di Indonesia juga Telah Mengkhianati Palestina

Oleh: Dr. Muhammad Zulfikar Rakhmat

Pada 24 Agustus, saya menulis sebuah opini yang mengecam Universitas Indonesia (UI) atas keputusan yang sangat mengganggu untuk mengundang Peter Berkowitz, seorang pembela tanpa penyesalan terhadap pendudukan brutal Israel di Palestina, untuk berbicara pada orientasi pascasarjana. Namun, seburuk apa pun pilihan UI, hal itu tampak kecil dibandingkan dengan keputusan yang jauh lebih keterlaluan yang dibuat oleh organisasi Muslim terbesar dan paling berpengaruh di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU), hanya satu minggu sebelumnya. NU, sebuah institusi yang mengklaim mewakili jutaan orang Indonesia dan umat Muslim di seluruh dunia, mengundang Berkowitz untuk berbicara di akademi kepemimpinannya—sebuah keputusan yang menunjukkan kegagalan besar dalam hal penilaian, etika, dan tanggung jawab.

NU bukan sekadar sebuah organisasi Muslim; ia adalah fondasi lanskap keagamaan dan sosial Indonesia. Selama beberapa generasi, NU telah menjadi simbol keadilan, kasih sayang, dan solidaritas—terutama bagi Palestina, yang perjuangannya telah dipeluk oleh rakyat Indonesia sebagai perjuangan pembebasan melawan bentuk kolonialisme dan penindasan yang paling brutal. Mengundang seseorang seperti Peter Berkowitz—seseorang yang telah menghabiskan kariernya untuk membenarkan kejahatan perang Israel dan melanggengkan genosida terhadap rakyat Palestina—bukan hanya sebuah kesalahan. Itu adalah pengkhianatan terang-terangan terhadap nilai-nilai yang diklaim NU untuk dijunjung tinggi.

Berkowitz bukanlah akademisi netral atau pakar hak asasi manusia. Ia adalah pembela aktif rezim apartheid Israel, kampanye militernya, dan pendudukan tanpa henti atas tanah Palestina. Ia telah bertahun-tahun merasionalisasi penindasan sistematis terhadap rakyat Palestina, menolak hak mereka untuk melawan, dan membersihkan citra kejahatan perang Israel yang sedang berlangsung. Tulisan-tulisannya berulang kali mendukung kekerasan terhadap warga sipil, dan rekam jejaknya menunjukkan dukungan tanpa henti terhadap kebijakan yang mendehumanisasi seluruh bangsa. Bahwa seseorang dengan agenda yang begitu jelas dalam membela genosida dan pendudukan diundang berbicara oleh NU—sebuah organisasi yang mengklaim mewakili kaum tertindas—adalah sesuatu yang sama sekali tidak dapat diterima.

. . . Berkowitz bukanlah akademisi netral atau pakar hak asasi manusia. Ia adalah pembela aktif rezim apartheid Israel, kampanye militernya, dan pendudukan tanpa henti atas tanah Palestina. . .

Beberapa orang mungkin berpendapat bahwa undangan NU kepada Berkowitz hanyalah sebuah “pertukaran intelektual,” kesempatan untuk mendengar pandangan beragam mengenai hak asasi manusia dan hukum internasional. Tetapi argumen ini tidak hanya naif; ia juga bangkrut secara moral. Ini bukanlah persoalan kebebasan akademik atau dialog. Ada gagasan-gagasan tertentu yang sama sekali tidak boleh diberikan legitimasi. Ada suara-suara tertentu yang sama sekali tidak boleh diperkuat, terutama ketika mereka mengadvokasi penaklukan dan pemusnahan seluruh bangsa. Dengan mengundang Berkowitz, NU telah memberikan kredibilitasnya kepada seorang pria yang membela pembantaian rakyat Palestina—sebuah langkah yang menunjukkan pengabaian total terhadap prinsip moral Islam maupun tanggung jawab etis sebagai pemimpin Muslim global.

Pengkhianatan sejati di sini bukan hanya terhadap Palestina, tetapi juga terhadap inti ajaran Islam dan nilai-nilai yang seharusnya membimbing setiap Muslim. Ajaran Islam mendorong kita untuk berdiri bersama kaum tertindas, membela yang tak bersalah, dan menolak tirani serta kekerasan dalam segala bentuknya. Umat, persaudaraan kolektif Muslim, seharusnya menjadi sumber solidaritas dan kasih sayang—sebuah pengingat bahwa ketika satu bagian dari komunitas menderita, seluruh komunitas ikut menderita. Namun, keputusan NU untuk memberikan panggung kepada seseorang yang tanpa penyesalan mendukung pendudukan brutal atas tanah Palestina secara langsung merusak tanggung jawab suci ini.

Indonesia telah lama menjadi mercusuar harapan bagi Palestina, rakyatnya berdiri teguh menentang kekuatan kolonialisme dan penindasan. Konstitusi Indonesia sendiri menegaskan penolakan terhadap kolonialisme, dengan menyatakan bahwa “kolonialisme harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan keadilan.” Namun di sini, NU—organisasi Muslim paling berkuasa di Indonesia—mengundang seseorang yang membela praktik kolonial yang justru diperangi Indonesia dengan susah payah. Ini bukan sekadar kelalaian; ini adalah keruntuhan moral.

Dengan memberikan panggung kepada Berkowitz, NU telah mengirimkan pesan yang sangat buruk kepada para pengikutnya dan kepada dunia: bahwa kehidupan rakyat Palestina, penderitaan mereka, dan perjuangan mereka untuk keadilan adalah sesuatu yang bisa diperdebatkan. NU telah menyiratkan bahwa membela hak-hak kaum tertindas hanyalah opini politik biasa, dan bahwa mereka yang membela genosida serta pendudukan harus diperlakukan dengan hormat yang sama. Ini adalah sebuah tragedi. Tidak ada “perdebatan” ketika menyangkut genosida. Tidak ada posisi “netral” ketika menyangkut mendukung pembebasan bangsa yang tertindas.

Yang sangat mengecewakan adalah bahwa pimpinan NU seharusnya lebih tahu. Sebagai organisasi yang selama ini menempatkan diri sebagai pembela hak asasi manusia dan keadilan, keputusan NU untuk mengundang Berkowitz menunjukkan kebutaan moral yang mengkhawatirkan. Hal ini berisiko menyelaraskan NU dengan kekuatan-kekuatan penindasan yang dulu dengan bangga ditentangnya. Apa artinya bagi kompas moral NU ketika ia memberikan undangan kepada seseorang yang membenarkan kejahatan perang, membela pembunuhan sistematis terhadap warga sipil tak berdosa, dan mendukung pencurian berkelanjutan atas tanah Palestina?

Ini bukan hanya kegagalan politik bagi NU—ini adalah kegagalan moral dan spiritual. Islam mengajarkan bahwa keadilan bukanlah pilihan; ia adalah kewajiban mendasar. Kewajiban untuk membela yang lemah, berbicara bagi mereka yang suaranya dibungkam, dan menolak segala bentuk penindasan. Dengan mengundang Berkowitz, NU telah melepaskan tanggung jawab itu. NU telah memilih untuk bersekutu dengan mereka yang melanggengkan kekerasan dan ketidakadilan, membelakangi prinsip kasih sayang, rahmat, dan keadilan yang seharusnya mendefinisikan misinya.

Ini adalah momen perhitungan bagi NU. NU harus bertanya pada dirinya sendiri: apa yang ia perjuangkan? Apakah ia sebuah organisasi yang berkomitmen pada keadilan dan solidaritas, ataukah ia telah menjadi sekadar suara lain dalam paduan suara mereka yang berusaha membenarkan dan menormalkan penindasan? Jika NU ingin tetap menjadi pemimpin sejati dunia Muslim, ia harus mengakui kegagalannya ini dan segera mengambil tindakan untuk menegaskan kembali komitmennya pada nilai-nilai keadilan, perdamaian, dan solidaritas dengan kaum tertindas.

Rakyat Indonesia—dan umat Muslim di seluruh dunia—berhak mendapatkan sesuatu yang lebih baik daripada ini. NU harus melakukan lebih dari sekadar meminta maaf. Ia harus membatalkan undangan kepada Peter Berkowitz dan secara terbuka menegaskan kembali dukungannya terhadap Palestina dan hak-hak kaum tertindas. Jika NU benar-benar percaya pada prinsip-prinsip Islam, ia harus membuktikan bahwa ia siap bertindak atas prinsip-prinsip itu, bahkan ketika sulit, bahkan ketika secara politik berisiko. Demi Palestina, dan demi integritas moralnya sendiri, NU harus memilih keadilan daripada kompromi, serta solidaritas dengan kaum tertindas daripada berkompromi dengan para penindas. [PurWD/voa-islam.com]

*Dr. Muhammad Zulfikar Rakhmat adalah Direktur Desk Indonesia-MENA di Centre for Economic and Law Studies (CELIOS) di Jakarta dan Peneliti Afiliasi di Middle East Institute, National University of Singapore. Ia menghabiskan lebih dari satu dekade untuk tinggal dan bepergian di seluruh Timur Tengah, meraih gelar B.A. dalam Hubungan Internasional dari Qatar University. Ia kemudian menyelesaikan gelar M.A. dalam Politik Internasional dan Ph.D. dalam bidang Politik di University of Manchester.

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Editorial Insight lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Palestina Masih Berduka, Ayo Ulurkan Tangan Bantu Mereka

Palestina Masih Berduka, Ayo Ulurkan Tangan Bantu Mereka

Sahabat, Ulurtangan mari kirimkan dukungan terbaikmu untuk warga Palestina di Gaza demi menguatkan mereka menghadapi situasi mencekam ini. Mari dukung mereka dengan berdonasi dengan cara:...

Open Donasi Wakaf Pembangunan Rumah Qur'an & TK Islam Terpadu An Najjah di Jonggol

Open Donasi Wakaf Pembangunan Rumah Qur'an & TK Islam Terpadu An Najjah di Jonggol

Saat ini, Ulurtangan bersama Yayasan An Najjahtul Islam Jonggol sedang merintis pembangunan Rumah Qur’an dan Taman Kanak-kanak Islam Terpadu (TKIT) An Najjah dan Gedung Majelis Taklim di Jonggol,...

Ulurtangan Bersama PDUI Kota Bekasi Safari Wakaf Qur'an dan Tebar Sembako ke Pelosok Negeri

Ulurtangan Bersama PDUI Kota Bekasi Safari Wakaf Qur'an dan Tebar Sembako ke Pelosok Negeri

Mari bergabung dalam memperkuat jaringan kebaikan di pelosok negeri dengan Wakaf Al-Qur'an. Jangan ragu untuk menjadi bagian dari kebaikan ini. Abadikan harta dengan wakaf Al-Qur'an dan saksikan...

Bantu Naura, Balita Hebat Sembuh Dari Tumor Pembuluh Darah

Bantu Naura, Balita Hebat Sembuh Dari Tumor Pembuluh Darah

Hidup Naura Salsabila dipenuhi dengan rintangan yang sangat berat. Meskipun baru berusia sepuluh bulan, bayi yang imut ini harus menghadapi penyakit yang dahsyat, yaitu tumor pembuluh darah berukuran...

Rumah Keluarga Yatim Ludes Terbakar Saat Ditinggal Sholat Tarawih

Rumah Keluarga Yatim Ludes Terbakar Saat Ditinggal Sholat Tarawih

Rumah yang ditinggali keluarga yatim Ibu Turyati (34) ludes terbakar saat ditinggal berbuka puasa bersama dan sholat Tarawih. Kebakaran pada Kamis malam (23/3/2023) itu tak menyisakan barang...

Latest News
Organisasi Muslim Terbesar di Indonesia juga Telah Mengkhianati Palestina

Organisasi Muslim Terbesar di Indonesia juga Telah Mengkhianati Palestina

Kamis, 28 Aug 2025 16:33

Kunci Robbani Pembuka Pintu Rizki

Kunci Robbani Pembuka Pintu Rizki

Kamis, 28 Aug 2025 11:36

Pasukan Israel Rampok Kantor Penukaran Uang Palestina di Ramallah, Klaim 'Dana Teror Hamas'

Pasukan Israel Rampok Kantor Penukaran Uang Palestina di Ramallah, Klaim 'Dana Teror Hamas'

Rabu, 27 Aug 2025 20:38

Saudi Luncurkan Chatbot Islami Pertama di Dunia, Saingi ChatGPT!

Saudi Luncurkan Chatbot Islami Pertama di Dunia, Saingi ChatGPT!

Rabu, 27 Aug 2025 20:20

Farage Ingin Usir Ratusan Ribu Pengungsi, Taliban Justru Sambut dengan Tangan Terbuka!

Farage Ingin Usir Ratusan Ribu Pengungsi, Taliban Justru Sambut dengan Tangan Terbuka!

Rabu, 27 Aug 2025 19:50

Ada Ampunan di Hari Senin & Kamis, Ini Orang yang Tidak Mendapatkannya!

Ada Ampunan di Hari Senin & Kamis, Ini Orang yang Tidak Mendapatkannya!

Rabu, 27 Aug 2025 08:01

Israel Percepat Penggalian Terowongan di Bawah Masjid Al-Aqsa, Warisan Sejarah Terancam

Israel Percepat Penggalian Terowongan di Bawah Masjid Al-Aqsa, Warisan Sejarah Terancam

Selasa, 26 Aug 2025 14:09

Jenuh Terhadap Nikmat, Penyakit Hati yang Bikin Tak Tau Diri

Jenuh Terhadap Nikmat, Penyakit Hati yang Bikin Tak Tau Diri

Selasa, 26 Aug 2025 14:05

80 Tahun Merdeka, Semua Lini Belum Mencapai Harapan

80 Tahun Merdeka, Semua Lini Belum Mencapai Harapan

Selasa, 26 Aug 2025 13:09

DPR Sahkan RUU Haji, Sepakati Bentuk Kementerian Haji dan Umrah

DPR Sahkan RUU Haji, Sepakati Bentuk Kementerian Haji dan Umrah

Selasa, 26 Aug 2025 12:54

Cuma 7 Hari, Otak Bisa jadi Lebih Tajam! Begini Caranya

Cuma 7 Hari, Otak Bisa jadi Lebih Tajam! Begini Caranya

Selasa, 26 Aug 2025 06:16

Rabiul Awwal dan Kenangan  Bersama Rasulullah ﷺ

Rabiul Awwal dan Kenangan Bersama Rasulullah ﷺ

Senin, 25 Aug 2025 13:54

UBN Galang Solidaritas Palestina di Festival Sumud Nusantara Kuala Lumpur

UBN Galang Solidaritas Palestina di Festival Sumud Nusantara Kuala Lumpur

Senin, 25 Aug 2025 13:50

Nasihat untuk Penuntut Ilmu: Belajarlah Menghargai Kebaikan Orang Lain

Nasihat untuk Penuntut Ilmu: Belajarlah Menghargai Kebaikan Orang Lain

Senin, 25 Aug 2025 12:32

'Mohammed' Kalahkan Nama-Nama Populer Barat, Jadi Nomor 1 di Inggris dan Eropa

'Mohammed' Kalahkan Nama-Nama Populer Barat, Jadi Nomor 1 di Inggris dan Eropa

Senin, 25 Aug 2025 12:00

Israel Gempur Kota Gaza Tanpa Henti, 1.000 Lebih Bangunan Hancur Sejak Awal Agustus

Israel Gempur Kota Gaza Tanpa Henti, 1.000 Lebih Bangunan Hancur Sejak Awal Agustus

Senin, 25 Aug 2025 09:34


MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X