Sabtu, 25 Jumadil Awwal 1446 H / 14 November 2020 15:31 wib
5.564 views
Kader Syi'ah Tukang Fitnah
Oleh: M Rizal Fadillah (Pemerhati Politik dan Kebangsaan)
"Ya benar saya Syi'ah, any problem with that?" Ujar Denny Siregar. Ya tidak ada problem sih jika tidak macam-macam, fitnah-fitnah misalnya.
Justru yang menjadi problem adalah perilakunya. Apakah doktrin Syi'ah melekat dan terimplementasi pada perilaku yang menyakiti umat Islam?
Denny Siregar seenaknya memfitnah bahwa massa penjemput HRS ke bandara bukan karena cinta tetapi karena dana. Uang yang menggerakkannya. Ini adalah fitnah kubro dari orang yang gatel jika tidak omong kosong, nyinyir, dan menyakiti umat. Watak Syi'ah.
Betapa bodohnya pandangan itu. Berapa Milyar atau Trilyun rupiah yang dibutuhkan untuk membayar tiga juta orang yang datang menjemput ke bandara? Siapa yang mau membiayai sekedar untuk jemput-menjemput seperti itu. Ah ada-ada saja si pembual ini.
Denny tidak pernah tahu bahwa dalam ajaran Islam berkorban untuk satu keyakinan di jalan Allah itu berpahala. Umat Islam sangat gembira dan bahagia mengeluarkan dana dari kantong sendiri atau kantong bersama untuk kontribusi perjuangan. Pak Denny, menurut ajaran Islam berjuang dengan tenaga dan harta itu perintah Allah. Balasannya surga. Nah sebaliknya, berjuang untuk sekadar cari duit maka itu bakal terancam neraka.
Denny Siregar tidak pernah membuat umat menjadi segar. Fitnah jadi mainan harian. Kasus di Tasikmalaya ngumpet setelah lempar ejekan pada santri yang disebutnya sebagai calon teroris. Umat Islam di Tasikmalaya marah karena agama dimainkan dan santri dihinakan. Tantangan hukum untuk pembuktian disikapi dengan jiwa pengecut. Tak berani ia hadapi. Lari-lari dari panggilan Polisi.
Sebelumnya Denny menangis curhat atas efek dari perbuatan diri yang menimpa keluarganya.
"Media sosial anak-anak saya dibanjiri makian oleh banyak orang yang selama ini membenci saya, kehidupan pribadi mereka dibongkar dan diintimidasi di media sosial" kata Denny.
Sadar juga rupanya dia dibenci banyak orang akibat ulahnya. Tokoh masyarakat Papua Christ Wamea saat itu menyatakan :
"Kalau sayang nyawa keluarga, jangan tekuni pekerjaan sebagai tukang fitnah dan tukang bohong. Masa ngasih makan keluarga dengan cara seperti itu".
Jadi memang payah kader Syi'ah ini. Nuduh dan memfitnah massa penjemput dibayar segala. Padahal dia mungkin saja yang dengan fitnah dan bohongnya itu dibayar. Jika demikian maka uang haram yang dimakan sehari-hari. "Masa ngasih makan keluarga dengan cara seperti itu". Tuh Denny, pak Christ Wamea saja tahu.
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!