Senin, 26 Jumadil Awwal 1446 H / 14 September 2020 22:55 wib
2.758 views
'KAMI' yang Dipersulit
Oleh: M Rizal Fadillah (Pemerhati Politik)
KAMI memang fenomenal. Sambutan masyarakat luas cukup besar. Mungkin menaruh harapan pada gerakan moral yang diusung KAMI. Situasi politik, ekonomi, budaya hingga ideologi sedang bergoyang mungkin goyah. Masyarakat khawatir terhadap resesi ekonomi, budaya atau politik. Harus ada koreksi kepada penyelenggara negara.
Deklarasi KAMI Jawa Barat ternyata tidak mudah. Rencana akan dilaksanakan deklarasi di Gedung Bikasoga sudah "clear" tapi entah tekanan dari mana "ujug-ujug" melakukan pembatalan sepihak. Begitu juga dengan pemindahan ke Hotel Grand Pasundan, pada H-1 tiba tiba dibatalkan sepihak dengan alasan adanya Surat Satgas Covid 19 Provinsi Jawa Barat. KAMI Jawa Barat mempertimbangkan untuk melakukan tuntutan hukum.
Rupanya ada hambatan dan penghalangan dari pelaksanaan asas kebebasan berserikat, berkumpul, dan menyatakan pendapat. Polanya mempersulit kegiatan yang dinilai tidak sejalan dengan pandangan dan kebijakan Pemerintah. Demo-demo murahan juga dimunculkan. Covid 19 selalu menjadi alasan bahkan tunggangan dari kepentingan.
KAMI sebagai gerakan moral tidak boleh menyerah. Kebenaran dan keadilan harus terus diperjuangkan walaupun menghadapi seribu kesulitan. Tekanan politik biasa dilakukan oleh penguasa yang takut terusik akan kemapanannya. Mengalami sindroma berat penyakit takut diturunkan dari singgasana. Menghantui siang dan malam.
KAMI di daerah-daerah terus bermunculan. Tumbuh dari kekuatan yang ingin meluruskan arah kiblat bangsa. Buzzer, influencer, maupun "covider" (mereka yang menunggangi pandemi covid) boleh berusaha untuk mengotak-atik dan melemahkan, tetapi dimana dan kapanpun gerakan moral itu sulit untuk dltangkal. Karena suara langit yang ikut menggemakan.
KAMI memang dipersulit, tetapi tidak akan lari terbirit-biritt. Apalagi hanya didasarkan pada alasan covid. Walaupun protokol sudah dinyatakan siap dijalankan dengan tertib. Masih saja dicari jalan untuk mempersempit.
KAMI berjuang untuk agama, bangsa, dan negara bukan untuk menduduki kursi kekuasaan. Bukan pula untuk menjatuhkan siapapun. Meski kursi yang diduduki semakin lapuk atau tak terawat. Keyakinan KAMI adalah penguasa itu akan jatuh disebabkan oleh perbuatannya sendiri, oleh kebodohannya sendiri, dan oleh penghianatan kepada rakyatnya sendiri.
Sekali lagi KAMI memang terpisah dari KAMU apalagi KALIAN yang bukan saja beda nama tetapi beda haluan perjuangan. KAMI Jawa Barat yang dizalimi tidak dendam pada siapapun. Tetapi secara ksatria mengajak bertarung gagasan, konsep, maupun program kepada siapapun. Untuk menyelamatkan Indonesia.
Marilah kita mulai dengan berkoalisi dalam aksi.
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!