Ahad, 19 Jumadil Awwal 1446 H / 17 Mei 2020 03:56 wib
5.533 views
Melatih ‘Berbagi’ di Tengah Pandemi
SIKLUS kehidupan manusia terdapat beberapa sektor yang mempengaruhi. Sebagai contoh: sektor pendidikan, kesehatan, ekonomi dan lain sebagainya. Sinergi antar sektor tentu mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam mengarungi kehidupan ini.
Saat ini seluruh penjuru dunia, termasuk tanah air Indonesia sedang berjuang memerangi virus covid-19. Dengan merebaknya virus tersebut tentu berimbas pada kehidupan bermasyarakat. Dampak yang luar biasa tidak hanya pada sektor kesehatan saja, melainkan juga pada sektor ekonomi. Hampir semua kalangan merasakan kesulitan ekonomi. Salah satu faktor yang mempengaruhi ialah dirumahkan.
Manusia sebagai makhluk sosial saling membutuhkan satu sama lain. Hidup bermasyarakat seyogyanya dapat saling bahu membahu mewujudkan lingkungan yang aman, tentram dan sejahtera. Sejahtera untuk keluarga, tetangga, dan masyarakat pada umumnya. Dengan bekerja sama, akan meringankan beban yang ditanggung warga selama masa pandemi ini. Sehingga tercipta lingkungan yang kondusif dan harmonis.
Akan tetapi faktanya akhir-akhir ini justru muncul kejadian yang meresahkan warga, yaitu pencurian. Terlepas dari pencurian itu termasuk perbuatan yang tercela, tetapi jika kita tilik dari faktor penyebabnya sebagian besar karena himpitan ekonomi.
Kita dapat mengambil hikmah dari kejadian ini, salah satunya dengan melatih buah hati kita untuk berbagi. Mengapa di mulai dari seorang anak? Supaya sejak kecil terbiasa berbagi dan membantu orang lain. Dengan menanamkan sikap saling berbagi akan tumbuh generasi-generasi yang peka terhadap lingungan sekitar. Semakin banyak orang peka, harapannya akan mengurangi kejadian yang meresahkan masyarakat.
Sebagai orangtua ada beberapa hal sederhana yang bisa dicoba. Pertama, melatih kepekaan anak. Saat kita mau sedekah, coba libatkan anak untuk bermusyawarah sejenak. Nak, kira-kira sedekah ini sebaiknya kita berikan kepada siapa? Dengan pancingan pertanyaan tersebut, anak akan mulai berpikir siapa yang berhak mendapat sedekah. Apapun jawaban anak, tetap kita hargai.
Kedua, di harta kita ada hak untuk orang lain. Untuk kalangan usia anak-anak memang belum memiliki penghasilan secara pribadi. Salah satu sumbernya yaitu pemberian dari orang tua. Akan tetapi tidak ada salahnya jika mengajarkan pada buah hati kita untuk menyisihkan sebagian uang untuk berinfak atau sedekah. Tujuannya adalah untuk memberi pengertian kepada anak bahwa harta kita pemberian dari Allah SWT dan ada sebagian yang untuk berbagi dengan orang lain.
Ketiga, sedekahlah pada siapapun. Teringat kisah yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah dalam HR. Bukhari dan Muslim, ada seorang laki yang hendak menyedekahkan sesuatu. Kemudian sedekah itu diberikan kepada seorang lelaki (sebelumnya tdak tahu yang menerima sedekah adalah seorang pencuri). Keesokan harinya orang-orang membicarakan pencuri dapat sedekah. Maka lelaki tersebut memohon kepada Allah,” ya Allah saya mau berdekah lagi.” Diberikannya sedekah tersebut pada seorang perempuan (ternyata perempuan tersebut seorang pezina). Pagi harinya orang-orang membicarakan bahwa tadi malam ada seoarng pezina dapat sedekah. Kemudian seorang lelaki tadi memohon lagi kepada Allah.” Ya Allah, segala puji bagiMu. Saya akan bersedekah lagi kepada yang berhak menerimanya. Lantas seoarang lelaki tersebut memberikan sedekah lagi pada seorang lelaki (sebelumnya tidak diketahui jika penerima sedekah itu adalah orang yang kaya raya). Maka lelaki itu berkata,” Ya Allah sungguh aku telah bersedekah pada seorang pencuri, pezina dan orang kaya. Setelah itu datang seseorang yang memberitahu,”sedekahmu kepada pencuri itu semoga dapat mencegah dari perbuatan mencurinya, sedekahmu pada seorang pezina semoga dapat mencegah dari perbuatan zina lagi, sedekahmu pada seorang kaya semoga menjadi pelajaran baginya agar mau menginfakkan hartanya.
Dari kisah tersebut terbesit dalam benak kita bahwa sedekah salah sasaran. Tapi ternyata hanya Allah yang mengetahui rahasia indah dibalik pahala sedekah. Di masa pandemi ini, dengan kita saling berbagi semoga dapat membantu lingkungan sekitar dan tentunya dapat mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Beberapa trik di atas merupakan bagian dari proses yang berkelanjutan dan tidak bisa instan. Mulai dari melatih kepekaan anak terhadap kondisi lingkungan sekitar, dilanjutkan dengan peran anak menyisihkan sebagian uangnya untuk sedekah atau infaq dan diakhiri dengan memberikan sedekah kepada siapapun. Harapannya pembiasaan ini akan menjadi karakter yang melekat pada buah hati kita.*
Adib Muhammad, S.Pd
Guru SDIT Ar Raihan Bantul
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!