Ahad, 7 Jumadil Awwal 1446 H / 15 Desember 2019 23:50 wib
3.940 views
Sembunyi di Ketiak Pemerintah
Oleh: M Rizal Fadillah (Pemerhati Politik dan Keagamaan)
Syi'ah sebenarnya tak akan bisa menyembunyikan ideologi perjuangan "Imamah" nya yang 200 % bertentangan dengan Pancasila. Komando gerakan baik gerilya maupun permukaan adalah Negara Iran.
Dengan "remote" maupun operasi langsung maka Republik Iran ikut mengatur ritme penyebaran di Indonesia. Dari mulai pendidikan, da'wah, maupun politik. Bila sudah agak kuat meningkat ke militer.
Cadangan dana Iran digunakan untuk investasi di negara negara Islam. Investasi adalah pintu masuk "syiahisasi". Negara yang haus investasi mudah menjadi korban. Persahabatan karena kerjasama ekonomi menjadi sarana untuk melindungi dan membiayai perkembangan Syi'ah. Negara
Indonesia tak terkecuali.
Syi'ah sebagai kelompok kecil dalam komunitas muslim berfaham Ahlus Sunnah wal Jama'ah berusaha untuk mendapat perlindungan dari penguasa politik dengan memanfaatkan kerjasama ekonomi, menunggangi isu perlindungan minoritas, serta mendukung dan menjilat elit kekuasaan. Syi'ah berlindung di ketiak Pemerintah.
Ahlul Bait Indonesia (ABI) dahulu bisa bermuktamar di Gedung Kementrian Agama. Di Gedung HM Rasyidi, nama tokoh dan Menteri yang "Anti Syi'ah". Baru baru ini mengadakan acara Seminar Nasional dalam rangka Muktamar 3 di Jakarta.
Mengundang Menteri Agama. Mendeklarasikan bahwa Syiah bukan minoritas dan menyatakan sebagai bagian umat Islam. Padahal jelas ajarannya jauh dari apa yang disebut "Islam". Bahkan melecehkan berbagai atribut ajaran Islam. Syi'ah adalah agama Persia.
Seperti faham Komunis yang dalam pergerakannya selalu bersembunyi di ketiak Pemerintah, maka Syi'ah pun sama. Bangsa ini semestinya belajar dari peristiwa pemberontakan G 30 S PKI dulu yang pola geraknya menyusup dan mempengaruhi elit kekuasaan, bahkan menjadi "kesayangan" penguasa. Syi'ah juga sangat serupa. Di sini seharusnya Pemerintah waspada pada tipu daya Syi'ah. Rayuannya beracun.
Gerakan Syi'ah adalah gerakan politik berkedok sufisme, filsafat, ritual mistis, serta pendidikan religi. Memerankan kucing manis yang "manja" dibelai pemilik rumah dan ketika sudah besar si kucing itu akan berubah menjadi srigala buas pencakar dan pembunuh.
Ahlus Sunnah wal Jama'ah adalah musuh abadi Syi'ah yang lazim untuk "dimakan" dan "dikoyak koyak". Bahasanya adalah "Nawashib". Pemerintah pun akan diterjang lalu ideologi Imamah akan dikibarkan. Tidak ada Islam dan tidak ada Pancasila yang ada adalah Syi'ah Imamiyah di bawah kendali Republik Syi'ah Iran.
Syi'ah dukung Ahok saat umat kecewa pada penistaan agama oleh Ahok. Syiah cari muka dengan mulai ikut teriak mendesak pembubaran FPI. Syi'ah ribut akan bahaya Wahabi. Syi'ah mendopleng soal radikalisme dan intoleransi. Syi'ah memang nyata nyata sedang sembunyi di ketiak Pemerintah.
Syi'ah adalah bahaya laten bagi bangsa Indonesia. Lebih bahaya daripada Komunis. Komunis terang terangan anti agama, sedang Syi'ah berpura pura beragama padahal bergerak untuk merebut kekuasaan dunia. Ideologi Imamah adalah harga mati. Tak percaya ? Lihat saja nanti.
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!