Ahad, 23 Jumadil Awwal 1446 H / 14 Februari 2016 22:47 wib
17.119 views
Membangun Kelayakan Diri Pengemban Dakwah untuk Menjemput Nashrullah
Sahabat VOA-Islam...
Minimnya kader dakwah yang ada dalam konteks dakwah jamaah seperti dalam partai politik Islam ideologis akan memperlambat laju gerak dakwah ke masyarakat. Kadang di suatu desa ada beberapa orang saja, padahal masalah yang dihadapi umat semakin banyak. Walhasil kebutuhan akan kader dakwah untuk menyelesaikan permasalahan mereka mutlak adanya.
Berdakwah adalah kewajiban setiap muslim laki-laki maupun wanita, tua atau muda. (QS at-Taubah [9]: 71). Dengan demikian, kader dakwah yang ada di sebuah partai harus “menggemukkan tubuhnya” karena tantangan dan permasalahan umat semakin kompleks dan banyak. Karena itu, dibutuhkan banyak kader dakwah untuk bisa menyebarluaskan opini syariah Islam dan Khilafah kepada umat Islam khususnya dan seluruh dunia umumnya.
Sinergi Dakwah Fardiyah & Dakwah Berjamaah
Keterlibatan setiap individu muslim dalam sebuah jamaah dakwah merupakan kewajiban dari Allah Swt. sebagai implementasi dari seruan-Nya (TQS Ali Imran [3]: 104).Namun demikian, kewajiban dakwah secara berjamaah (kolektif) ini tidaklah menggugurkan kewajiban dakwah secara fardiyah (individual). Bagaimana agar dakwah fardiyah bisa memperkuat dakwah berjamaah? Dakwah fardiyah haruslah memiliki visi dan misi yang sejalan dengan dakwah berjamaah.
Dakwah fardiyah juga dilakukan dalam rangka merealisasikan amalan-amalan wajib dakwah berjamaah.Beberapa aktivitas dakwah fardiyah yang sinergis dengan dakwah berjamaah adalah, kontak-kontak individu, yang akan berguna mengubah pemikiran seseorang sehingga ia akan bergabung dalam aktivitas dakwah berjamaah. Hal penting yang dilakukan adalah mengajak dia berpikir tentang keimanan dan persoalan-persoalan umat. Dengan itu, akan muncul kesadaran dalam dirinya untuk menyelesaikan permasalahan umat atas dasar keimanan. Jadi, dakwah fardiyah tidak lain merupakan pilar penopang dakwah secara berjamaah.Sayangnya, ada semacam ’sindrom’ yang—disadari atau tidak—sering diidap oleh sebagian aktivis jamaah dakwah.
Bergabungnya mereka ke dalam jamaah dakwah, bahkan menjadi anggota tetapnya, acapkali membuat mereka lupa untuk melakukan amalan-amalan dakwah fardiyah. Padahal jelas, kedudukannya sebagai anggota suatu jamaah dakwah tidak secara otomatis akan menyelamatkan dirinya dari azab Allah SWT. pada Hari kiamat nanti jika ia tidak berdakwah. Mengapa? Sebab, amal jamaah dakwah tidaklah mewakili amal individu anggotanya. Allah SWT. pun tidak akan pernah menghisab dan meminta pertanggungjawaban manusia secara kolektif, tetapi pasti secara individual.
Dengan kata lain, Allah Swt. hanya akan menilai amalan-amalan dakwah fardiyah seseorang secara nyata sebagai bagian dari jamaah dakwahnya. Allah Swt. berfirman: Lahâ mâ kasabat wa ’alayhâ ma iktasabat (Bagi setiap orang ada pahala atas kebajikan yang dikerjakannya dan azab atas keburukan yang dikerjakannya) (QS al-Baqarah [2]: 286). Amir jamaah dakwah pun tidak akan menanggung dosa anggotanya yang meninggalkan dakwah meski mungkin ia masih tercatat secara resmi sebagai anggotanya.
Menjemput Nashrullah dengan Menjadi Da’i yang Terbaik
وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَآخَرِينَ مِنْ دُونِهِمْ لا تَعْلَمُونَهُمُ اللَّهُ يَعْلَمُهُمْ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنْتُمْ لا تُظْلَمُونَ
Dan Siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).QS. Al-Anfaal : 60
Sabda Rasulullah Saw : “Besok, bendera ini benar-benar akan aku berikan kepada orang yang lewat kedua tangannya Allah Swt memberikan kemenangan; ia mencintai Allah dan RasulNya; Allah dan RasulNya pun mencintai dirinya”. “Konstantinopel benar-benar akan ditaklukkan. Sebaik-baik Amir (Khalifah) adalah Amir (Khalifah) yang memimpin penaklukannya dan sebaik-baik tentara adalah tentara yang menaklukannya.” (HR. Bukhari, Ahmad dan Hakim). Para Sahabat Rasul memberikan contoh terbaik bagaimana mereka bersikap dalam menyambut kabar gembira tsb. Mereka menyiapkan diri dan berharap bahwa dirinyalah yang mendapatkan amanah tersebut, mereka meningkatkan capacity building(peningkatan kapasitas)mereka menjadi yang terbaik.
The Capacity Building
Terus mempersiapkan diri/tim untuk memiliki capacity building yang memadai adalah sebuah kewajiban plus kebutuhan dalam mengemban dakwah Ideologis. Capacity building atau peningkatan kapasitas didefinisikan oleh Brown (2001:25) sebagai suatu proses yang dapat meningkatkan kemampuan seseorang, suatu organisasi atau suatu sistem untuk mencapai tujuan-tujuan yang dicita-citakan.
LANDASAN CAPACITY BUILDING adalah pertama KEKUATAN AQIDAH, ini yang menghasilkan pejuang mukhlis al khalis, dan ruh perjuangan pada tim. Kedua TSAQOFAH DA’I ,Tsaqofah yang terjaga dan berkembang. Ada 2 cara muthala'ah dan muraja'ah. Ada 2 Tujuan : (1) mu’alajah musykilah; (2) menambah sebanyak mungkin pengalaman. Bagaimana Capacity Building yang Kita Butuhkan?Ketika kita berbicara dakwah faktor-fakor yang mempengaruhi capacity building adalah komitmen beramal, kepemimpinan, regulasi yang jelas antara berbagai organ, pengakuan tentang kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.
Dalam dakwah, persoalan yang ditemui di lapangan diantaranya bisa jadi berupa adanya komitmen yang belum bulat, koordinasi antara masing-masing organ masih belum harmonis, lemahnya kepemimpinan, belum jelasnya job description, ketrampilan kontak dan nafsiah kontak, tradisi belajar tim yang masih banyak di permukaan masalah (lemahnya berfikir mendalam) tidak di bawah permukaan. Dalam agenda rapat dakwah, ataukah dalam pembinaan terkadang kita lebih memusingkan, lebih fokus pada kapasitas di permukaan kurang membahas pada upgrade apa yang ada di bawah permukaan, padahal apa yang di atas permukaan adalah cerminan dari apa yang ada di bawah permukaan.
CAPACITY BUILDING DI BAWAH PERMUKAAN ADALAH:
1.KEPEMIMPINAN
Contoh implikasi kepemimpinan telah ada pada seorang pengemban dakwah diantaranya adalah menjadikan islam sebagai qaidah & qiyadah fikriyah kita, senantiasa memberikan energi positif, bukan terkadang atau bahkan memberikan energi negatif, pelaksanaan hukum syara maksimal, periayahan terhadap amanah & tim, keteladanan di seluruh bidang kehidupan : tempat kerja, rumah, masyarakat, tim dakwah, dll.
2.KEKUATAN RUHIYAH
Contoh implikasi kekuatan ruhiyah telah ada pada seorang pengemban dakwah diantaranya adalah Ibadah mahdlah (sholat berjamaah ontime brusaha di awal waktu, rawatib, shaum sunnah, qiyamul lail, tadarus, dzikir, doa dll), Istiqomao, Keikhlasan dalam berkativitas, Optimisme tinggi, Self awareness tinggi, controlling pembicaraan berkualitas, ikatan antar syabah ideologis, kontak sesuai target, wara’ dalam bergaul, dll
3.RITME KERJA
Ketika ada ujian, terkadang ritme kerja menurun, bagaimana mengatasinya? Perlu adanya ksadaran bahwa ujian dlm dakwah itu sunatullah, dibutuhkan pengorbanan. Dakwah ini akan menang ditangan orang orang yang bisa menikmati pengorbanan.Di antara yang dituntut dari seorang Mukmin, apalagi pengemban dakwah, adalah pengorbanan di jalan Allah, yakni berkorban demi tegaknya agama Allah (li i‘lâ’i kalimat Allâh). Contoh implikasi ritme kerja telah ada pada seorang pengemban dakwah diantaranya adalah kemandirian dalam gerak, Istiqomah kontak sesuai planning tidak tanpa planning, tidak Harus di-”tombol” dulu baru bergerak, tidak hanya bergerak cepat bila sudah mepet, ritme kerja tidak menurun bila tantangan meningkat, intensitas kontak baik, scheduling dakwah tidak pada waktu waktu sisa, dll.
4. INTERNALISASI MABDA’
Mengapa kemenangan dakwah tak kunjung datang, padahal gerakan dakwah ini semakin lama semakin matang? Mengapa nashrullâh tak kunjung turun, padahal perjuangan dakwah ini sudah berjalan puluhan tahun? Pertanyaan-pertanyaan di atas sebetulnya wajar, bahkan harus selalu menjadi bahan tafakur dan renungan setiap pengemban dakwah. Dengan itu ia akan selalu bersikap kritis terhadap setiap penyimpangan—hatta seujung rambut—yang dilakukan oleh jamaah dakwahnya dari manhaj dakwah Rasulullah saw. Namun, sudah selayaknya pertanyaan-pertanyaan itu juga memunculkan sikap kritis terhadap dirinya sendiri. Sudahkah ia menjadi pengemban dakwah sejati sebagaimana Rasulullah saw. dan para Sahabatnya? Sebab, jangan-jangan tertundanya nashrullâh dan tak kunjung tegaknya Khilafah adalah karena kualitas keimanan maupun ketakwaan kita yang masih sangat jauh dibandingkan dengan generasi salafus-shâlih dulu.
Jadi, mengapa nashrullâh tak kunjung turun, kemenangan tak kunjung datang dan Khilafah tak kunjung tegak? Boleh jadi, semua itu berpangkal pada kemaksiatan kita, bukan karena ketidaksahihan fikrah dan tharîqah dakwah kita. Mungkin karena selama ini kita pun bermaksiat kepada Allah Swt. dan Rasulul-Nya. Mungkin selama ini kita belum bisa menjaga kejernihan akal-pikiran kita; belum bisa memelihara kebersihan hati kita dari penyakit riya, ujub, sombong, ambisi jabatan, dll; belum mampu melindungi pandangan kita dari hal-hal yang haram; belum sanggup menjaga lisan kita dari ucapan-ucapan yang tidak berguna; dan belum dapat mengendalikan anggota tubuh kita dari perilaku maksiat.
Mungkin selama ini kita juga sering melalaikan akad, mengkhianati amanah (terutama amanah dakwah) serta melanggar janji dan sumpah (terutama untuk taat dan patuh pada qiyâdah atas nama Allah).Jika semua itu yang memang menjadi faktor mengapa nashrullâh, kemenangan dan Khilafah tak kunjung segera terwujud, maka tidak ada cara lain selain kita harus segera bertobat dengan tawbat[an] nashûha; kembali kepada Allah ‘Azza wa Jalla dengan segala kesucian jiwa-raga.Contoh implikasi internalisasi telah ada pada seorang pengemban dakwah diantaranya adalah memastikan terjasadnya fikrah yang telah diperoleh : fikrah harus bersih (an-niqaa’) & suci (ash-shifaa’) bisa diproleh dengan merefresh mafhum, fokus pada permasalahan akar bukan permasalahan cabang, komitmen terhadap target yang telah dirumuskan dari permasalahan akar, tiap ada problem mengembalikan pada fikrah, dll.
5. KOMITMEN PERJUANGAN BULAT
.Contoh implikasi komitmen perjuangan bulat telah ada pada seorang pengemban dakwah diantaranya adalah Istiqomah dalam berbagai sikon mad’u (contoh penolakan, dicibir, black list, minim dukungan), Istiqomah dalam berbagai sikon diri senantiasa antusias dalam upgrading diri, tidak terpengaruh energi negatif dari orang lain (sesama syabah, teman, tetangga, keluarga), Independensi sikap berdasarkan mabda’, dll.
6. TSAQOFAH DA’IYAH
Contoh implikasi tsaqofah da’iyah telah ada pada seorang pengemban dakwah diantaranya adalah dirosah fardliyah fikrah fikroh yang dibutuhkan diri, mad’u, keluarga.
7. KEDISIPLINAN
Contoh implikasi kedisiplinan telah ada pada seorang pengemban dakwah diantaranya adalah membuat plan map: aktifias ummm warobbah albait, dirosah fardliah, gerak kontak, ; ingat pada planning/target; patuh pada planning/target, dll.
8. NAFSIYAH KONTAK
Saat berdiskusi harus menjaga akhlak, yaitu dengan selalu menggunakan bahasa yang ahsan tanpa melupakan kebenaran yang akan disampaikan; selalu tepat janji jika telah menetapkan janji untuk bertemu dan harus selalu menjaga komunikasi yang baik dengan kontakan. Contoh implikasi nafsiah kontak telah ada pada seorang pengemban dakwah diantaranya adalah empati pada kondisi mad’u (memberikan apa yang dibutuhkan, bukan apa yang diinginkan), riayah sesuai syara’ bukan sesukanya tidak asal2an atau apa adanya, memperhatikan akhlaq, tidak moody dalam gerak, tidak terpengaruh sikon diri & mad’u, gerak sesuai analisis, istiqomah, tidak mengandalkan tim, empati pada syabah & syarikah, dll.
9. KETAJAMAN PEMIKIRAN
Contoh implikasi ketajaman pemikiran telah ada pada seorang pengemban dakwah diantaranya adalah Dalam analisis bisa melihat akar masalah, tidak terjebak pada permasalahan cabang ini mutlak dibutuhkan “berpikir serius”, bukan berpikir sesempatnya atau sekenanya, mampu memberikan solusi akar & teknisnya, hingga solusi tersebut benar benar bisa direalisasikan, mampu dikenal sebagai sosok yang politis, analitis & ideologis, dll.
Mampukah kita mnejadi karakter seperti sahabat, sebagai prasyarat datangnya nashrulloh? Ada hadits rosul bahwa nanti di akhir zaman,mereka tidak bertemu dengan nabi.mereka tidak mendengar langsung dari mulut rosul, tidak mendengarkan hadits di mulut beliau yang ditemukan adalah lembaran-lembaran, rosul menyebut mereka sebagai antum ikhwani, sahabat bertanya apakah kami bukan saudaramu. Artinya sangat mungkin sekarang ada pejuang yang punya karakter seperti sahabat.
Kalau dulu ada sahabat yg menginfaqkan sebagian harta, ada yg terintimidasi, dipenjara, jauh dari keluarga, bangun malam duduk bersujud juga banyak, banyak yang puasa senin kamis, puasa daud,sekarang banyak,artinya apa yang dilakukan sahabat adalah sangat mungkin dilakukan kita masa sekarang, karna islam itu diturunkan untuk seluruh umat manusia bukan hanya sahabat nabi. Sekarang pertanyaannya bukan bisa apa tidak tapi mau apa tidak.Kita sebagai pngemban dakwah tentu bukan hanya mau tapi ingin dan akan meraihnya. Maka mari kita tingkatkan capacity building kita, dengan upaya melayakkan diri kita, semoga pertolongan allah segera datang,aamiin.
“Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak turut berperang) yang tidak mempunyai udzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar” (QS. An Nisa’, 4: 95).
Referensi:
- Opini (Al Waie).20 March 2008.Sinergi Dakwah Fardiyah & Dakwah Berjamaah
- Web HT, August 6th, 2012 by Iwan Januar.Dakwah, Ujian dan Janji Allah SWT
- Ust M.R. Kurnia ,HTI Channel 17 Nov '15Jumlah besar, aktivitas minim
- “Pesan-pesan Menggugah untuk Pengemban Dakwah” (Bab : 18, hal. 94-97),Penulis : Dr. Najih IbrahimKemaksiatan Anda Berpengaruh Terhadap Jamaah Dakwah
- Web ht, MENIKMATI PENGORBANAN,Arief B. Iskandar
- http://www.hizbut-tahrir.or.id/2010/12/30/qalbun-maridh/
- Kiat Menghadapi Tantangan Dakwah
- August 6th, 2012 [Dr. M Rahmat Kurnia]
- Hiwar (Al Waie)06 August 2012. KH Hafidz Abdurrahman: Jadikan Akhirat Orientasi Hidup Kita
- EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI.Kamil@bdullah
- Kemenangan Dakwah.31 Dec 2008.Ibrah (Al Waie), Nafsiyah.Arief B. Iskandar
- Perangkap Setan.05 Mar 2012. Ibrah (Al Waie), Nafsiyah. .Arief B. Iskandar
- Penyakit Ganas Pembunuh Aktivis Dakwah.[Syahrul Maftukhin/Bersamadakwah.net].May 3, 2015
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!