Pemerintah AS Sita 4 Kapal Tanker Yang Diduga Membawa Minyak Iran

AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Pemerintah AS menyita kapal tanker yang diduga membawa minyak Iran dengan alasan melanggar sanksi terhadap Teheran, menurut Wall Street Journal pada hari Kamis (14/8/2020).

Empat kapal kargo bahan bakar - Luna, Pandi, Bering dan Bella - disita dalam beberapa hari terakhir di laut terbuka untuk pertama kalinya karena melanggar sanksi yang diberlakukan oleh pemerintahan Presiden AS Donald Trump, dan saat ini sedang dalam perjalanan ke Houston, katanya, mengutip pejabat AS.

Pada Juli, jaksa AS mengajukan gugatan untuk menyita bensin di atas empat kapal tanker yang coba dikirim Iran ke Venezuela, yang bertujuan untuk mencegah aliran pendapatan dari penjualan minyak ke Iran.

Ekonomi Iran, yang secara tradisional bergantung pada ekspor minyak, telah melemah dalam beberapa tahun terakhir dengan pemerintah AS yang memberlakukan kembali sanksi ekonomi yang melumpuhkan.

Ketegangan antara Iran dan AS meningkat setelah Trump mengumumkan pengunduran diri sepihak dari kesepakatan nuklir Iran 2015 pada Mei 2018 dan menerapkan kembali sanksi yang telah diredakan oleh pendahulunya.

Industri minyak Iran telah terpukul keras oleh sanksi tersebut, dengan banyak negara menghentikan impor minyak dari Iran, karena takut akan reaksi dari AS. (AA) 

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

World News lainnya:

• Libya: Kesepakatan UEA-Israel 'Pengkhianatan Yang Tidak Mengejutkan'
• Pendeta Hindu yang Sepanggung Dengan Perdana Menteri Narendra Modi Positif Terinfeksi Corona
• Rusia Berencana Buat 5 Juta Dosis Vaksin Virus Corona Per Bulan
• Seorang Pemimpin Senior Ikhwanul Muslimin Meninggal di Penjara Mesir
• Laporan: Israel Berencana Bayar Warga Palestina untuk Pindah Ke Paraguay Setelah Perang 1967
• Komandan AS Untuk Timur Tengah Peringatkan Meningkatnya Ancaman Islamic State di Barat Suriah
• Tentara Turki Dirikan Pangkalan Militer Baru di Daerah Jabal Akrad Suriah
• Saudi Tiba-tiba Akhiri Pinjaman Dan Pasokan Minyak Ke Pakistan Menyusul Kritikan Atas OKI