Rabu, 25 Jumadil Awwal 1446 H / 29 Januari 2020 23:12 wib
3.851 views
Hati-Hati Bujukan Taqrib Syiah
Oleh: Fatchul Umam (Pemerhati Aliran Sesat)
Taqrib adalah bentuk kata Masdar dari kata kerja fi’l Madli qar-ra-ba yu-qar-ri-bu taq-rib. Qar-ra-ba artinya mendekatkan antara dua hal. Arti taqrib adalah upaya pendekatan antara dua hal sehingga menjadi dekat.
Tokoh Syiah sering mengajak pengikut Ahlus Sunnah untuk melakukan taqrib. Mengapa? Karena Syiah selalu menyampaikan kepada khalayak ramai bahwa mereka juga adalah Islam.
Saat ini Syiah yang ada umumnya Syiah Rofidloh atau Syiah Imamyah atau Syiah Itsna Asyariyah. Karena merekalah yang mayoritas. K.H. Hasyim Asy’ari menulis: Mazhab Syiah Imamiyah dan Syiah Zaidiyah, mereka adalah ahli bid’ah, pandangan-pandangan mereka tidak boleh dijadikan sandaran. (Syaikh Muhammad Hasyim Asy’ari, Risalah fi Ta’akkud Al-Akhdzi bi Madzahib al-Aimmah al-Arba’ah).
Sejak lama para ulama sudah tahu dengan jelas bahwa ajaran Syiah Rofidloh sangat melenceng dari ajaran Islam. Hal ini jelas dipaparkan di dalam Kitab kitab Syiah yang dependable. Di antaranya mereka melakukan takfiri (mengkafirkan) dan sangat membenci terhadap sahabat Nabi Saw rodliyallahu anhum, mereka juga melakukan hal yang sama terhadap para istri Rasulullah Saw, meyakini adanya tahrif terhadap al-Qur’an dll.
Namun demikian mereka mengajak untuk melakukan taqrib antara Syiah dan Ahlus Sunnah. Ajakan ini ada yang ditolak oleh ulama Ahlus Sunnah, ada pula yang diterima dan disambut dengan tangan terbuka. Karena mereka mengamalkan perintah Allah untuk selalu bersatu dan berpegang dengan tali Allah dan tidak bercerai berai. Allah juga memerintahkan untuk kembali kepada Allah dan RasulNya bila ada perselisihan.
Di antara yang mencoba menerima ajakan taqrib dari tokoh Syiah adalah Dr. Mustofa as-Sibai (1915M – 1964M). Ulama alumni al-Azhar, dosen dan penulis banyak buku yang menjadi pendiri al-Ikhwan al-Muslimun di Suriah. Ia berkenan menjawab ajakan taqrib untuk melakukan pendekatan kedua pihak dengan menyelenggarakan seminar, konperensi, dan saling melakukan kunjungan kedua belah bihak.
Syiah berkunjung ke pusat-pusat pendidikan Ahlus Sunnah, Mustofa As-Sibai berkunjung ke pusat Pendidikan Syiah, kunjungan budaya dan ekonomi. Juga disepakati dalam rangkaian taqrib untuk melakukan kajian ilmiah dan menerbitkan kajian ilmiah tersebut, seraya menghindari untuk menyebarkan ajaran yang menyebarkan kebencian.
Dr. Mustofa As-Sibai merasa ada kemajuan dengan kegiatan taqrib ini yang bertema Penyatuan Barisan dan Penguatan Dakwah. Lebih-lebih dari pihak Syiah dipelopori oleh tokoh mereka yang sangat berwibawa, yaitu Abdul Husain Syarafuddin al-Musawi.
Sang penulis buku ‘Al-Muraja’at’ yang berisi dialog fiktif, diterbitkan di negeri ini dengan judul Dialog Sunnah Syiah. Memang tahun 1953 Mustofa As-Sibai, pernah bertamu ke rumah Abdul Husain Syarafuddin al-Musawi. Mustofa mencoba konsisten dan meningkatkan semangat untuk melaksakan berbagai kegiatan taqrib.
Di tengah-tengah tingginya semangat untuk melaksanakan taqrib bersama tokoh Syiah, Abdul Husein Syarafuddin, Mustofa As-Sibai dikagetkan oleh counterpartnya dari Syiah ini. Abdul Husein ternyata menerbitkan buku tentang Abu Huraerah yang penuh berisi cacian dan hinaan. Bahkan pada akhirnya ia menyimpulkan bahwa Abu Huraerah ra telah kafir, dengan memanipulasi bahwa itu perkataan Rasulullah Saw, na’udzu billah. Perilaku tokoh Syiah ini dicatat dalam buku Mustofa as-Sibai yang berjudul As-Sunnah Wa Makanatuha fit Tasyri’ al-Islamy, Kedudukan Sunnah dalam pembentukan Syariah Islam, hal 508.
Dalam Pendahuluan bukunya, Mustofa as-Sibai menulis di hal 24. Sungguh aneh tokoh Syiah ini, mereka menggerakkan kegiatan Taqrib untuk penyatuan pandangan antara keduanya, dan mengharap para ulama al-Azhar agar menulis seperti harapan mereka, tetapi di pihak lain saya tidak melihat tokoh Syiah melakukan hal yang sama.
Bahkan mereka tetap menerbitkan dan menggaungkan penghinaan terhadap sahabat Nabi pembawa as-Sunnah. Bagi Syiah ajakan taqrib adalah mendekatkan Ahlus Sunnah kepada Syiah semata.
Saya mengambil sikap ini bukan hanya karena buku yang mencaci Abu Huraerah, karena ternyata buku-buku yang semisal tentang Sayyidah Aisyah r.anha dan sahabat yang yang juga mereka terbitkan.
Waspadalah! Janganlah sampai kita terbujuk ajakan Taqrib dengan Syiah.
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!