Kamis, 28 Rabiul Akhir 1446 H / 13 Desember 2018 14:02 wib
6.788 views
Saat BlackPink Dibela, Petisi Peduli Generasi Dihina
BlackPink, bukan black krupuk warna pink. Kali ini BlackPink asal Korea yang terdiri dari 4 cewek muda geal-geol dengan baju kurang bahan alias minim. Mereka berempat menjadi model iklan salah satu market place menjelang momen 12.12 atau harbolnas (hari belanja nasional). Momen tersebut sudah lewat, pro kontranya masih terus lanjut entah sampai kapan.
Petisi yang diprakarsai oleh dosen komunikasi bernama Maemon Herawati disambut baik oleh siapa pun terutama para ibu yang peduli generasi. Tak rela putra-putri mereka yang masih di bawah umur harus menyaksikan tayangan sedemikian. Fokus petisi jelas, menolak tayangan tersebut di jam saat anak-anak nonton film kartun. Menjadi tidak jelas ketika petisi yang jelas tersebut ramai-ramai ditolak oleh mereka yang mengagungkan kebebasan dan membela grup pujaan. Belum lagi body shaming atau mengolok individu pembuat dan pendukung petisi. Bullian atau perundungan semakin liar dan tak terkontrol disertai kata-kata kasar yang sangat tidak layak untuk dikeluarkan.
Dunia maya menjadi tempat pelampiasan oleh banyak orang untuk menyalurkan nafsu bar-bar dalam dirinya. Berbeda pendapat bukannya disikapi dengan bijak, tapi hujatan dan celaan menyasar kemana-mana. Kasus ini sedikit banyak mirip dengan yang dialami oleh Bu Elly Risman setahun lalu. Maksud hati ingin melindungi generasi tapi apa daya yang ingin dilindungi malah berbalik penuh caci maki. Duh...itukah yang mereka dapatkan dari pola didik di rumah?
Terjangan dan serbuan budaya luar begitu deras di era keterbukaan informasi dan kemajuan teknologi ini. Sasaran utama jelaslah para remaja. Idol-idol diciptakan juga membidik segmen remaja. Karena di fase inilah, mereka (katanya) sedang mencari jati diri dan sosok panutan untuk diteladani. Pembelaan membabi-buta terhadap tokoh atau grup idola menunjukkan keberhasilan penjajahan budaya ini. Parahnya, mengolok orang tua yang seharusnya dihormati terjadi berkali-kali.
Semoga kalian, para remaja pembaca setia voa-islam bukan termasuk yang bersikap buruk seperti itu. Menjadi remaja gaul tak harus menjadi generasi bar-bar penuh cacian. Menjadi remaja trendi tak harus memaki pihak yang ingin melindungi generasi. Menjadi remaja keren tak harus membela idol pujaan sampai menggadaikan nalar sehat kalian sendiri.
Yuk menjadi remaja cerdas dengan menyikapi hiruk-pikuk dunia maya dengan tepat. Ingat, ketukan jempolmu bisa jadi ringan di tuts keypad HP tapi berat hitungan dan hisabnya di hari akhir nanti. Jangan sampai demi membela sesuatu yang tak perlu dibela, kamu malah terjerumus dalam sikap yang merugikan diri baik di dunia maupun di akhirat kelak. So, stay smart selalu dengan jempolmu ya. (riafariana/voa-islam.com)
Ilustrasi: change.org
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!