Rabu, 7 Jumadil Awwal 1446 H / 17 Agutus 2011 11:52 wib
8.578 views
HUT RI ke-66: KEMERDEKAAN yang Jauh dari KEBERKAHAN
Hari ini 17 Agustus 2011 bertepatan dengan 17 Ramadhan ketika Nuzulul Qur’an, bangsa Indonesia diberi nikmat kemerdekaan.
Setelah 66 tahun berlalu, sudahkah kita meraih baldatun thoyyibatun warobbun ghofuur? Rasanya masih jauh. Mengapa? Karena para pemimpin Indonesia menolak hukum Islam sehingga kemaksiatan merajalela. Padahal jika kita beriman dan bertakwa kepada Allah, maka akan dicurahkan keberkahan dari langit dan bumi.
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya” (Al-A’raf 96).
Jadi, apakah puasa, shalat, zakat, haji dan ibadah lainnya diterima, sedangkan kita menolak hukum Islam lainnya?
60. Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak berhakim kepada thaghut , padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya.
61. Apabila dikatakan kepada mereka : "Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul", niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu.
62. Maka bagaimanakah halnya apabila mereka (orang-orang munafik) ditimpa sesuatu musibah disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri, kemudian mereka datang kepadamu sambil bersumpah: "Demi Allah, kami sekali-kali tidak menghendaki selain penyelesaian yang baik dan perdamaian yang sempurna".
63. Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka. Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka.
64. Dan Kami tidak mengutus seseorang rasul melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah. Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasul pun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.
65. Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (An-Nisa 60-65).
Fauzan Al-Anshari
0857108893##
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!