Sabtu, 11 Jumadil Awwal 1446 H / 26 Agutus 2023 14:27 wib
5.822 views
Pemerintahan Militer Niger Beri Waktu 48 Jam Kepada Dubes Jerman, AS, dan Nigeria Untuk Pergi
NIAMEY, NIGERIA (voa-islam.com) - Pemerintahan militer Niger pada hari Jum'at (25/8/2023) memberi waktu 48 jam kepada duta besar Jerman, AS dan Nigeria untuk meninggalkan negara itu.
"Sebagai reaksi terhadap penolakan Duta Besar Jerman Olivier Schnakenberg untuk menjawab undangan kementerian untuk berdiskusi pada hari Jum'at tanggal 25 Agustus pukul 11.00, dan karena tindakan lain pemerintah Jerman yang bertentangan dengan kepentingan Niger, kementerian ... memberikan 48 jam ke rumah Tuan Olivier Schnakenberg untuk meninggalkan wilayah Niger,” menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri.
“Sebagai reaksi terhadap penolakan Duta Besar Nigeria Mohamed Usman untuk menjawab undangan kementerian untuk berdiskusi pada hari Jum'at tanggal 25 Agustus pukul 11.30, dan karena tindakan lain pemerintah Nigeria yang bertentangan dengan kepentingan Niger, kementerian ... memberikan 48 jam ke rumah Tuan Mohamed Usman untuk meninggalkan wilayah Niger,” katanya secara terpisah.
Militer juga memberi waktu 48 jam kepada duta besar AS yang baru untuk pergi.
Duta Besar AS Kathleen Fitzgibbons, yang tiba di ibu kota negara Niamey pekan lalu dituduh tidak memenuhi undangan kementerian untuk berdiskusi pada hari sebelumnya.
Departemen Luar Negeri mengatakan pekan lalu bahwa FitzGibbon akan memimpin misi diplomatik AS dan meningkatkan upaya untuk membantu menyelesaikan krisis politik.
Pemerintahan militer Niger sebelumnya memberi waktu 48 jam kepada duta besar Prancis untuk meninggalkan negara itu.
Menteri Luar Negeri Prancis Catherine Colonna mengirimkan pesan pada 8 Agustus untuk menyatakan solidaritasnya kepada Duta Besar Niger di Paris Aihatou Boulama Kane yang menolak meninggalkan jabatannya setelah pemerintahan militer mengambil alih kekuasaan.
Niger terjerumus ke dalam kekacauan pada tanggal 26 Juli ketika Jenderal Abdourahamane Tchiani, mantan komandan pengawal presiden, memimpin intervensi militer yang menggulingkan Presiden Mohamed Bazoum. (AA)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!