Rabu, 8 Jumadil Awwal 1446 H / 23 Agutus 2023 11:05 wib
5.943 views
Putin: Dominasi Dolar Atas Perdagangan Dunia Akan Berakhir
JOAHNNESBURG, AFRIKA SELATAN (voa-islam.com) - Hari-hari dominasi dolar AS dalam perdagangan di antara negara-negara BRICS sudah tinggal menghitung hari, kata Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Selasa (22/8/2023).
Putin mengatakan pada pertemuan puncak blok tersebut bahwa para anggota akan membahas peralihan perdagangan dari dolar ke mata uang nasional, dan Bank Pembangunan Baru BRICS akan memainkan peran kunci.
“Proses de-dolarisasi ikatan ekonomi kita yang obyektif dan tidak dapat diubah sedang mendapatkan momentum,” katanya.
Keamanan telah ditingkatkan di Johannesburg, tempat Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa menjamu Presiden Cina Xi Jinping, Perdana Menteri India Narendra Modi, Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva dan sekitar 50 pemimpin lainnya.
Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Farhan bin Faisal memimpin delegasi Kerajaan Arab Saudi pada pertemuan puncak tersebut, di mana blok negara-negara berkembang berupaya untuk menegaskan suaranya sebagai penyeimbang terhadap tatanan internasional yang dipimpin oleh Barat.
Anggota BRICS – Brazil, Rusia, India, Cina dan Afrika Selatan – mewakili lebih dari 40 persen populasi dunia.
Putin, yang tidak dapat hadir secara langsung karena surat perintah penangkapan Pengadilan Kriminal Internasional, menyampaikan pidato pada pertemuan puncak tersebut melalui video. Dia mengatakan blok tersebut bertujuan untuk memenuhi aspirasi sebagian besar penduduk dunia.
“Kami bekerja sama berdasarkan prinsip-prinsip kesetaraan, dukungan kemitraan, menghormati kepentingan satu sama lain, dan ini adalah inti dari arah strategis asosiasi kami yang berorientasi masa depan, suatu arah yang memenuhi aspirasi bagian utama komunitas dunia, yaitu yang disebut mayoritas global,” katanya.
Meskipun Putin menolak dolar, Presiden Brasil Lula da Silva mengatakan mata uang perdagangan BRICS akan ditujukan semata-mata untuk memudahkan perdagangan antar negara-negara berkembang. “Kami tidak ingin menjadi tandingan terhadap G7, G20, atau AS,” kata Lula. “Kami hanya ingin mengatur diri kami sendiri.”
Lula juga mengatakan dirinya mendukung negara lain untuk bergabung dalam aliansi tersebut, dan menyebut Indonesia sebagai calon anggota baru.
KTT yang berlangsung selama tiga hari ini akan mendengarkan seruan untuk lebih banyak kerja sama dan kolaborasi ekonomi di berbagai bidang seperti kesehatan, pendidikan dan perubahan iklim – namun dengan meningkatnya sentimen bahwa negara-negara berkembang tidak dilayani oleh lembaga-lembaga yang dipimpin oleh Barat. (AN)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!