Jum'at, 13 Jumadil Awwal 1446 H / 14 Oktober 2022 15:30 wib
5.203 views
HTS Rebut Kota Afrin Di Utara Suriah Dari Pasukan Oposisi Yang Didukung Turki
AFRIN, SURIAH (voa-islam.com) - Hay'at Tahrir Al-Sham (HTS), sebuah kelompok yang dipimpin oleh mantan anggota bekas jaringan Al-Qaidah Suriah, merebut sebuah kota yang telah dikuasai oleh pejuang oposisi yang didukung Turki sejak 2018.
Penaklukan kota Afrin oleh anggota HTS, yang merupakan kelompok pejuang terkuat di barat laut yang dikuasai oposisi, datang setelah berhari-hari pertempuran antara kelompok-kelompok pejuang oposisi yang bersaing di daerah itu.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) yang berbasis di Inggris, sebuah kelompok pemantau perang oposisi, mengatakan HTS merebut sekitar 30 pos militer di daerah itu dari kelompok-kelompok yang didukung Turki.
Pertempuran itu dipicu oleh pembunuhan terhadap seorang jurnalis warga dan istrinya yang ditembak mati saat mengendarai sepeda motor di kota utara al-Bab.
Sebuah kelompok yang didukung Turki disalahkan atas pembunuhan itu, mengakibatkan pertempuran dengan kelompok pejuang oposisi Suriah pro-Turki yang menjadi musuhnya di kota Al-Bab di provinsi Aleppo utara sebelum menyebar ke daerah lain dan menarik faksi lain, kata SOHR. Hay'at Tahrir Al-Sham, juga ikut terlibat, tambahnya dalam sebuah pernyataan.
HTS sebagian besar mengendalikan wilayah barat laut Idlib yang dikuasai pejuang oposisi utama Suriah, tetapi kelompok pemberontak lainnya juga aktif, dengan berbagai tingkat dukungan dari Turki.
Puluhan faksi bersaing untuk mendapatkan pengaruh di Suriah utara, yang mengarah ke "kekacauan" saat ini, kata kepala Observatorium Rami Abdel Rahman kepada AFP.
"Bahkan jika bentrokan dimulai dengan perselisihan antara dua kelompok, faksi lain memanfaatkan kesempatan untuk melawan musuh mereka," tambahnya.
Respons Kemanusiaan Suriah, sebuah organisasi non-pemerintah di Suriah utara, mengatakan putaran terakhir pertempuran menyebabkan empat warga sipil tewas dan 28 terluka sementara sekitar 1.000 keluarga telah meninggalkan rumah mereka.
Tidak ada komentar langsung dari Turki, yang telah meluncurkan tiga operasi besar di Suriah sejak 2016, menargetkan milisi Kurdi Unit Perlindungan Rakyat – atau YPG – yang dianggap Ankara sebagai organisasi teroris dan perpanjangan dari organisasi Komunis Partai Pekerja Kurdistan yang dilarang, atau PKK. PKK selama beberapa dekade mengobarkan pemberontakan berdarah di Turki. (ZW)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!