Senin, 15 Jumadil Awwal 1446 H / 5 April 2021 15:29 wib
3.288 views
Pemimpin HTS Al-Jolani Sebut Daftar Hitam Barat Terhadap Kelompoknya 'Tidak Adil' dan 'Politis'
IDLIB, SURIAH (voa-islam.com) - Pemimpin militan Suriah Abu Mohammad al-Jolani menggambarkan daftar hitam negara Barat terhadap kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS) sebagai "tidak adil" dan "politis" dalam wawancara pertamanya dengan sebuah outlet berita AS.
Pemimpin HTS tersebut, yang saat ini dihargai kepalanya oleh Departemen Luar Negeri AS $ 10 juta, berbicara dengan reporter PBS Martin Smith di Idlib pada bulan Februari.
"Pertama dan terpenting, kawasan ini tidak mewakili ancaman bagi keamanan Eropa dan Amerika," kata Jolani kepada Smith dalam wawancara, yang difilmkan sebagai bagian dari film dokumenter Frontline tentang keterlibatannya dalam perang Suriah. "Wilayah ini bukan tempat latihan untuk melaksanakan jihad asing."
Ketika ditanya oleh Smith tentang mengapa AS dan negara lain harus membatalkan penunjukan HTS mereka sebagai organisasi teror, Jolani menegaskan kembali bahwa hubungan kelompok itu dengan Al-Qaidah "telah berakhir".
"Kami tidak mengatakan ingin berperang," tambahnya, mengklarifikasi pernyataannya yang mengkritik kebijakan Barat terhadap Timur Tengah.
Ditanya soal penyiksaan, Jolani dengan tegas membantah tuduhan bahwa kelompoknya melakukan penyiksaan terhadap mereka yang ditahan oleh HTS di Idlib.
"Tidak ada penyiksaan. Saya sepenuhnya menolak ini," klaim Jolani, seraya menambahkan bahwa kelompok hak asasi akan diizinkan mengunjungi fasilitas penahanan.
"Organisasi hak asasi manusia bisa datang dan memeriksa penjara atau melakukan tur," klaimnya. "Lembaga kami terbuka untuk siapa saja. Organisasi dipersilakan. Atau orang yang tertarik dengan masalah ini dapat mengunjungi dan menilai situasi. Apakah semuanya dilakukan dengan benar atau tidak?"
Jolani, yang berasal dari kota Deraa, Suriah barat daya, memimpin Jabhat Al-Nusrah, cabang Al-Qaidah Suriah, hingga 2017 ketika dia secara terbuka memutuskan hubungan dari jaringan jihad internasional tersebut.
HTS menguasai sebagian besar Idlib pada 2019, setelah serangkaian serangan terhadap kelompok oposisi lain di daerah tersebut. HTS juga bentrok dengan kelompok jihadis di Idlib, seperti Hurras Al-Din.
Meskipun memutuskan hubungan dengan Al-Qaidah, HTS telah mendapatkan reputasi garis keras melalui tuduhan pelanggaran hak asasi manusia, termasuk penculikan, penyiksaan, dan pembunuhan warga sipil.
Dalam beberapa tahun terakhir, Jolani telah terlibat dalam serangkaian kampanye PR untuk menarik penduduk lokal di Idlib, dan berusaha menjauhkan diri dari akar jihadisnya.
Laporan awal tentang wawancaranya dengan Smith awal tahun ini tersebar luas di media sosial, setelah Smith membagikan gambar pertemuan mereka di Twitter.
Setelah gambar Jolani dan Smith dibagikan secara luas di Twitter, laman berbahasa Arab "Hadiah untuk Keadilan" Departemen Luar Negeri AS pada hari Selasa mengeluarkan peringatan langsung kepada pemimpin militan tersebut. (TNA)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!