Senin, 19 Jumadil Akhir 1446 H / 15 Februari 2021 16:15 wib
2.920 views
Saudi Akan Terus Perlakukan Pemberontak Syi'ah Houtsi Yaman Sebagai Organisasi Teroris
RIYADH, ARAB SAUDI (voa-islam.com) - Arab Saudi akan terus memperlakukan pemberontak Syi'ah Houtsi Yaman sebagai organisasi teroris meskipun ada keputusan AS untuk mencabut penunjukan teroris pada kelompok tersebut, menurut perwakilan permanen kerajaan untuk PBB, Reuters melaporkan.
Belum ada tanggapan resmi lainnya dari Riyadh terhadap pengumuman pada hari Jum'at oleh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada hari Jumat bahwa Washington akan, efektif 16 Februari, mencabut penunjukan teroris kelompok itu.
"Meskipun demikian, kami masih akan menangani milisi Houtsi sebagai organisasi teroris dan menangani ancamannya dengan aksi militer," kata Abdullah Al-Muallami, kepada Asharq News milik Saudi dalam sambutan yang di-tweet ulang oleh misi kerajaan untuk PBB pada hari Sabtu.
Kantor media pemerintah Saudi CIC tidak segera menanggapi permintaan Reuters untuk mengomentari keputusan tersebut.
Namun, pada hari Ahad (14/2/1/2021) beberapa komentator di media yang dikendalikan negara mengkritik keputusan AS, mengatakan itu hanya akan membuat berani pemberontak Syi'ah Houtsi yang menjadi kaki tangan Iran, yang baru-baru ini meningkatkan serangan terhadap Arab Saudi.
"Ada kontradiksi yang jelas antara klaim pemerintah baru untuk mendukung keamanan kerajaan dan pendekatan lunaknya dengan Houtsi," tulis Hamoud Abu Thalib di surat kabar Okaz pada hari Ahad.
Rekan kolumnis Fahim al-Hamid, yang juga menulis di Okaz, mengatakan keputusan itu adalah "hadiah" kepada pemberontak Syi'ah Houtsi dan Iran yang "mengirimkan sinyal yang salah".
Milisi Houtsi, yang memerangi koalisi pimpinan Saudi yang melakukan intervensi di Yaman pada 2015 setelah kelompok pemberontak Syi'ah kaki tangan Iran itu merebut sebagian besar negara Yaman yang berpenduduk mayoritas Sunni setahun sebelumnya, pekan lalu mengklaim beberapa serangan pesawat tak berawak di Arab Saudi selatan. Sebagian besar dicegat tetapi satu menghantam bandara sipil pada hari Rabu.
Gedung Putih mengutuk serangan itu, dan Blinken melakukan panggilan telepon dengan mitranya dari Saudi untuk membahas upaya bersama untuk memperkuat pertahanan dan diplomasi Saudi untuk mengakhiri konflik Yaman, yang dilihat di kawasan itu sebagai perang proksi antara Arab Saudi dan Iran.
Riyadh mengatakan Iran memasok senjata dan pelatihan ke pemberontak Syi'ah Houtsi, berdasarkan bukti sisa-sisa proyektil rudal dan drone bersenjata buatan Iran yang ditembakan Houtsi ke wilayah Saudi yang berhasil dicegat, tuduhan yang dibantah oleh kelompok itu dan Teheran.
Menggambarkan pencabutan sebutan teroris sebagai "kesalahan besar", kolumnis Saudi Mohammed Al-Sheikh menulis di surat kabar Al Jazirah, bahwa Biden harus membangun kampanye "tekanan maksimum" pendahulunya di Teheran, yang membuat Washington menjatuhkan kembali sanksi terhadap Iran setelah mundur dari pakta nuklir internasional 2015. Riyadh mendukung kebijakan itu. (MeMo)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!