Jum'at, 19 Jumadil Akhir 1446 H / 12 Februari 2021 14:35 wib
3.014 views
PBB Peringatakan Islamic State Dapat Mengeksploitasi Pandemi Virus Corona
AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Kantor Kontra-Jihadis PBB mengatakan Islamic State (IS) telah mendapatkan momentum sekali lagi, meninggalkan berbagai belahan dunia pada tahun 2021 dalam risiko.
Ketika dunia mencoba melawan pandemi virus Corona yang telah merenggut nyawa lebih dari dua juta orang, kelompok jihadis Islamic State mencoba mengubah bencana global menjadi keuntungan strategis mereka, sebuah laporan PBB mengungkapkan.
Vladimir Voronkov, kepala Kantor Kontra Terorisme PBB (UNOCT), mendesak negara-negara anggota untuk tetap fokus dan bersatu dalam menggagalkan terorisme.
“Sementara ISIL (IS) belum mengembangkan strategi yang bertujuan untuk mengeksploitasi pandemi, upayanya untuk berkumpul kembali dan untuk menghidupkan kembali aktivitasnya [telah] mendapatkan momentum lebih lanjut,” katanya.
Khususnya di Irak dan Suriah, Islamic State mempertahankan kemampuannya untuk bergerak dan melakukan aktivitas jihad mereka.
Laporan tersebut menggarisbawahi bahwa korban sosio-ekonomi dan dampak politik dari pandemi dapat menciptakan lahan perekrutan yang subur bagi "individu yang menerima radikalisasi."
Kepala UNOCT Voronkov mengatakan sekitar 10.000 pejuang Islamic State sebagian besar berada di Irak untuk mengejar 'pemberontakan yang berkepanjangan', yang menimbulkan "ancaman besar, jangka panjang dan global".
"Mereka diatur dalam sel-sel kecil yang bersembunyi di gurun dan daerah pedesaan dan bergerak melintasi perbatasan antara kedua negara, melancarkan serangan," tambahnya.
Hampir dua tahun setelah kekalahan teritorial IS, sekitar 27.500 anak asing masih dalam bahaya di kamp-kamp di timur laut Suriah, termasuk sekitar 8.000 anak-anak dari sekitar 60 negara selain Irak. ”
Kelompok yang berafiliasi dengan Islamic State dan IS melancarkan serangan di Afrika Barat tahun lalu, dan mulai menguat di Afrika Tengah.
Laporan itu juga menekankan bahwa ada lebih dari 2.000 anggota Islamic State di Afghanistan.
Voronkov menunjukkan bahwa kaum muda khususnya berisiko mengalami radikalisasi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Karena meningkatnya jumlah waktu yang dihabiskan di rumah dan di internet karena pandemi, mereka lebih rentan terpengaruh.
Laporan tersebut mengatakan bahwa Islamic State dapat "mendapatkan kembali kapasitas untuk mengatur serangan internasional selama tahun mendatang."
Kepala Direktur Eksekutif Komite Kontra-Terorisme (CTED) PBB, Michele Coninsx, menunjukkan bahwa pandemi telah mengalihkan energi dan sumber daya untuk memerangi penyebaran kekerasan dan ekstremisme. (TRT)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!