Pemerintah Yaman Sebut Serangan Mematikan Di Bandara Aden Dilakukan Kelompok Teroris Syi'ah Houtsi

ADEN, YAMAN (voa-islam.com) - Kelompok teroris Syi'ah Houtsi berada di balik serangan mematikan bulan lalu di bandara Aden, pemerintah Yaman mengumumkan pada hari Kamis (14/1/2021), Anadolu Agency melaporkan.

Sedikitnya 28 orang tewas dan lebih dari 100 lainnya luka-luka ketika ledakan mengguncang bandara pada 30 Desember tepat ketika pemerintah Yaman yang baru dibentuk tiba dari negara tetangga Arab Saudi.

"Serangan itu dilakukan dengan tiga rudal permukaan-ke-permukaan jarak menengah yang diluncurkan dari jarak lebih dari 100 kilometer," Ibrahim Haydan, menteri dalam negeri Yaman, mengatakan kepada wartawan di Aden.

Dia mengatakan roket itu diarahkan oleh sistem navigasi yang dipandu GPS, menekankan bahwa "hanya milisi Houtsi yang memiliki sistem ini di Yaman melalui para ahli Lbanon dan Iran."

"Itu dibuktikan dengan bukti yang meyakinkan bahwa tujuan serangan itu untuk membunuh semua staf pemerintah dan warga sipil yang ada di bandara," kata Haydan.

Kelompok teroris Houtsi belum menanggapi klaim menteri tersebut.

Sebelumnya mereka tidak mau mengakui bertanggung jawab atas serangan itu dan justru menyalahkannya pada Koalisi Arab yang dipimpin Saudi di Yaman.

Yaman telah dilanda kekerasan dan kekacauan sejak 2014, ketika teroris Syi'ah Houtsi yang didukung Iran menguasai sebagian besar negara berpenduduk mayoritas Sunni tersebut, termasuk ibu kota Sanaa. (MeMo)

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

World News lainnya:

• Cina Kemungkinan Lakukan Genosida Terhadap Umat Muslim di Xinjiang
• Meksiko Berencana Buka 200 Bioskop di Saudi
• Unduhan WhatsApp Menyusut Buntut Pengumuman Kebijakan Privasi Baru
• Pemberonak Syi'ah Houtsi Bantai 20 Petani di Taiz Yaman
• Donald Trump Jadi Presiden AS Pertama yang Dimakzulkan untuk Kedua Kalinya
• PM Israel Benyamin Netanyahu Hapus Foto Dirinya dengan Presiden Trump di Twitter
• Pasukan Afghanistan Gagalkan Rencana Kelompok IS untuk Bunuh Diplomat Tinggi AS
• YouTube Tangguhkan Channel Presiden Donald Trump Selama Sepekan Karena Khawatir Hasutan Kekerasan