Jum'at, 28 Jumadil Akhir 1446 H / 2 Oktober 2020 11:25 wib
3.214 views
Donald Trump Dan Ibu Negara Lakukan Karantina Setelah Seorang Pembantu Dekat Positif Corona
AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Presiden AS Donald Trump mengatakan Kamis (1/10/2020) bahwa dia dan ibu negara Melania Trump memulai "proses karantina" setelah salah satu pembantu terdekatnya dinyatakan positif mengidap virus Corona baru.
"Hope Hicks, yang telah bekerja sangat keras bahkan tanpa istirahat sebentar, baru saja dinyatakan positif COVID-19. Buruk sekali! Ibu Negara dan saya sedang menunggu hasil tes kami. "Sementara itu, kami akan memulai proses karantina kami!" cuit Trump.
Penasihat Gedung Putih itu bergabung dengan sang presiden selama penerbangannya dengan pesawat Air Force One ke dan dari Cleveland, Ohio untuk debat presiden hari Selasa dan melakukan perjalanan bersamanya ke rapat umum kampanye di Minnesota pada hari Rabu.
Dalam sebuah wawancara dengan Sean Hannity dari Fox News Channel, Trump mengatakan dia dan Melania baru saja menjalani tes dan sedang menunggu hasilnya. Presiden mengatakan dia menghabiskan banyak waktu dengan Hicks.
Bloomberg News pertama kali melaporkan berita tersebut dan mengatakan tidak ada indikasi bahwa Trump telah tertular virus, mengutip orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.
"Presiden memperhatikan kesehatan dan keselamatan dirinya sendiri dan semua orang yang bekerja untuk mendukung dia dan rakyat Amerika dengan sangat serius," kata wakil sekretaris pers Gedung Putih Judd Deere dalam sebuah pernyataan.
“Operasi Gedung Putih bekerja sama dengan Dokter untuk Presiden dan Kantor Militer Gedung Putih untuk memastikan semua rencana dan prosedur memasukkan panduan CDC saat ini dan praktik terbaik untuk membatasi paparan COVID-19 semaksimal mungkin baik di kompleks maupun saat Presiden sedang bepergian," dia menambahkan.
Hicks adalah pejabat Gedung Putih terbaru yang terjangkit penyakit tersebut, yang telah menginfeksi lebih dari 7,2 juta orang di AS.
Sekretaris pers Wakil Presiden Mike Pence Katie Miller tertular virus pada Mei dan sembuh. Lebih dari 207.000 orang di AS telah meninggal karena penyakit tersebut, menurut data Universitas Johns Hopkins. (AA)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!