Kamis, 11 Rajab 1446 H / 23 April 2020 17:15 wib
2.963 views
Mendagri Libya Sebut Kelompok Tentara Bayaran Rusia Wagner Gunakan Senjata Kimia di Tripoli
TRIPOLI, LIBYA (voa-islam.com) - Menteri dalam negeri pemerintah Libya mengatakan pada hari Rabu (23/4/2020) bahwa kontraktor militer swasta Rusia Wagner melakukan serangan kimia di negara itu.
Tentara bayaran Wagner menggunakan agen saraf melawan pasukan Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) Libya di daerah Salah al-Din di Tripoli selatan, Fathi Bashagha mengatakan kepada wartawan.
"Kami berada dalam kerja sama yang kuat dengan Turki, AS dan Inggris untuk memastikan keamanan di Libya," kata Bashagha.
Sang menteri menambahkan bahwa Tunisia dan Aljazair juga memberikan dukungan kepada negara itu dalam masalah keamanan.
Grup Wagner
Grup Wagner Rusia adalah salah satu diantara kelompok tentara bayaran paling kontroversial. Ini dimiliki oleh Yevgeny Prigozhin, seorang pengusaha yang memiliki hubungan dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Menurut Bloomberg, dilaporkan bahwa Grup Wagner, di mana mendatangkan lebih dari 1.000 milisi bayaran ke Libya, membawa pilot Rusia yang melakukan kegiatan pelatihan untuk pasukan Haftar, dan pesawat perang jenis Sukhoi-22 Rusia terlihat di langit Libya.
Tentara bayaran yang sebelumnya memiliki pengalaman lapangan di Ukraina, bertarung di garis depan di Libya, menurut Euronews.
Pada 11 Januari, Presiden Turki Recep Erdogan mengatakan bahwa lebih dari 2.000 tentara bayaran Wagner saat ini berperang di Libya.
Presiden Vladimir Putin, ditanya tentang keterlibatan Rusia dalam konflik Libya, mengklaim bahwa tidak ada prajurit Rusia di Libya yang bertindak atas nama negara Rusia atau menerima pembayaran dari Rusia.
Uni Emirat Arab (UEA) merupakan ancaman bagi keamanan nasional Libya, kata Bashagha, seraya menambahkan bahwa negara Arab itu ingin melanjutkan atmosfer kacau di Libya.
Sejak penggulingan penguasa lama Muammar Gaddafi pada 2011, dua kursi kekuasaan telah muncul di Libya: Haftar di Libya timur, didukung oleh Mesir dan UEA, dan GNA di Tripoli, yang menikmati pengakuan PBB dan internasional.
GNA telah diserang oleh pasukan Haftar sejak April lalu, dengan lebih dari 1.000 tewas dalam kekerasan. Pemerintah Tripoli meluncurkan Operasi Badai Perdamaian pada 25 Maret untuk menangkal serangan di ibukota. (MeMo)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!