Kamis, 11 Rajab 1446 H / 23 April 2020 15:25 wib
3.487 views
Le Monde: Drone Turki Ubah Keseimbangan Kekuatan Militer di Libya
PARIS, PRANCIS (voa-islam.com) - Surat kabar Prancis Le Monde telah menyatakan bahwa sejak awal tahun ini, keseimbangan kekuatan militer di Libya telah berubah menjadi milik Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA), setelah Turki menerjunkan drone generasi baru.
Dalam sebuah artikel yang baru-baru ini diterbitkan di situs surat kabar tersebut, Frédéric Bobin menegaskan bahwa eskalasi militer yang terjadi dalam beberapa hari terakhir di dekat ibukota Libya Tripoli, membuat pergeseran keseimbangan kekuasaan dengan mengorbankan kekuatan pensiunan Mayor Jenderal Khalifa Haftar.
Surat kabar itu menunjukkan bahwa pergeseran keseimbangan militer saat ini di Tripoli adalah hasil dari peningkatan partisipasi Turki bersama GNA yang diakui secara internasional, terutama pengenalan drone generasi baru dengan teknologi yang lebih efisien.
"Keseimbangan kekuatan telah berubah secara radikal sejak awal tahun ini," surat kabar itu mengutip Wolfram Lacher, seorang peneliti di Institut Jerman untuk Urusan Internasional dan Keamanan di Berlin. Lacher menyatakan bahwa: “Alasannya adalah bahwa drone Turki dan sistem pertahanan anti-pesawat udara yang dipasang oleh Ankara di Tripoli berdampak pada mencegah penerbangan Emirat mencapai Tripoli atau Misrata.” Sebelum itu, Emirat telah mengendalikan langit untuk melayani Haftar, menurut surat kabar itu.
Mengenai operasi militer pada masa virus Corona, surat kabar itu menunjukkan bahwa pandemi tidak berdampak pada pertempuran yang sedang berlangsung di sekitar ibu kota Tripoli, meskipun ada seruan internasional untuk mengakhiri permusuhan untuk memerangi virus dengan lebih baik.
Menurut surat kabar itu, sebuah sumber PBB mengecam bentrokan yang sedang berlangsung yang menghambat mobilisasi kesehatan terhadap pandemi virus Corona, dengan menyebutnya sebagai "bom waktu nyata".
Sumber tersebut menunjukkan bahwa angka resmi mengutip 48 cedera dan satu kematian, tetapi sistem kesehatan tidak terorganisir karena kekerasan yang sedang berlangsung.
Perlu dicatat bahwa pasukan GNA yang dikelola Senin lalu, dalam Operation Peace Storm, untuk membebaskan enam kota dan dua wilayah strategis dari milisi pemberontak pimpinan Haftar, terutama Sabratha dan Sorman, yang berarti kendali mereka atas seluruh pantai barat hingga Perbatasan Tunisia.
Operasi Badai Perdamaian diluncurkan oleh pasukan pemerintah pada tanggal 26 Maret, dan itu terjadi sebagai tanggapan atas pelanggaran yang sedang berlangsung oleh milisi Haftar yang bertujuan mengendalikan Tripoli. (MeMo)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!