Kamis, 1 Jumadil Akhir 1446 H / 9 April 2020 18:02 wib
3.927 views
Laporan: Sekitar 150 Bangsawan Saudi Diyakini Terinfeksi COVID-19
RIYADH, ARAB SAUDI (voa-islam.com) - Sekitar 150 anggota Keluarga Kerajaan Arab Saudi diyakini telah terinfeksi COVID-19, termasuk seorang pangeran senior Saudi, dengan jumlah yang diperkirakan akan meningkat secara signifikan, menurut sebuah laporan di The New York Times.
Memo internal yang dikirim di Rumah Sakit Spesialis King Faisal, sebuah rumah sakit elit yang merawat anggota keluarga kerajaan, diperoleh oleh NYT.
Untuk mengantisipasi masuknya para bangsawan, persiapan sedang dilakukan untuk menyiapkan 500 tempat tidur, menurut memo itu.
Dokumen mengerikan itu menunjukkan bahwa jumlah kasus yang diproyeksikan akan sangat besar sehingga semua pasien yang sakit kronis "akan dipindahkan secepatnya" dan bahwa hanya "kasus teratas" yang akan diterima.
Bahkan anggota staf yang sakit sekarang akan dirawat di rumah sakit yang kurang elit untuk memberikan ruang bagi para bangsawan, memo itu menambahkan.
Dipercayai bahwa sekitar 150 anggota House of Al-Saud telah tertular virus tersebut, menurut sebuah sumber yang dekat dengan pengadilan kerajaan.
Pangeran Faisal bin Bandar Abdulaziz Al-Saud, gubernur Riyadh dan keponakan Raja Salman, saat ini dalam perawatan ICU setelah terinfeksi, menurut dua dokter yang memiliki hubungan dengan rumah sakit spesialis.
Raja sendiri mengisolasi dirinya di sebuah pulau di lepas pantai Jeddah. Putranya, Putra Mahkota Mohammed bin Salman, telah mengasingkan dirinya bersama dengan anggota kementeriannya ke lokasi terpencil di sepanjang garis pantai yang sama.
Ribuan pangeran yang membentuk keluarga kerajaan secara rutin melakukan perjalanan ke Eropa, yang sekarang menjadi pusat penyebaran virus global.
Beberapa di antaranya diyakini telah membawa pulang virus itu, menurut dokter dan mereka yang dekat dengan keluarga, tambah laporan NYT.
Beberapa tindakan paling awal yang belum pernah terjadi sebelumnya yang diambil oleh otoritas Saudi - termasuk mengunci situs-situs paling suci di dunia Muslim yang menarik jutaan jamaah dari seluruh dunia - mungkin telah didorong oleh kekhawatiran akan pecahnya wabah di kalangan elit, kata laporan itu.
Perjalanan internasional dan domestik sekarang berada di bawah larangan ketat dan pihak berwenang telah mengindikasikan bahwa pembatalan haji kemungkinan besar terjadi.
Menteri kesehatan negara itu, Tawfiq al-Rabiah, meramalkan kasus-kasus yang dikonfirmasi kerajaan itu dapat meningkat secara astronomis selama beberapa minggu ke depan, dari 2.795 menjadi maksimum 200.000. (TNA)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!