Rabu, 13 Jumadil Awwal 1446 H / 18 Desember 2019 15:30 wib
3.780 views
Tentara Terakhir Sudan Tinggalkan Yaman Setelah 5 Tahun Bertempur Bersama Koalisi Saudi
MOKHA, YAMAN (voa-islam.com) - Tentara terakhir Sudan yang bertempur bersama koalisi pimpinan Saudi di Yaman meninggalkan negara itu pada Ahad pagi, hanya beberapa pekan setelah Perdana Menteri baru Sudan Abdalla Hamdok mengumumkan pengurangan jumlah tentara di negara yang dilanda perang itu.
Brigade Elite Sudan menyerahkan kendali kepada Pasukan Gabungan Yaman dan pergi melalui pelabuhan Mokha, Almasdar Online melaporkan, mengutip seorang pejabat militer anonim dari kementerian pertahanan Yaman.
Brigade Elite Sudan adalah batalion terakhir yang meninggalkan Yaman, tempat batalyon itu telah mendukung koalisi militer yang dipimpin Saudi yang mendukung pemerintah melawan pemberontak Syi'ah kaki tangan Iran.
Awal bulan ini, Hamdok mengumumkan bahwa jumlah pasukan di Yaman telah berkurang dari 15.000 menjadi 5.000.
Pengumumannya adalah pertama kalinya seorang pejabat memberikan angka tentang jumlah tentara Sudan yang terlibat dalam perang saudara Yaman.
"Kami percaya bahwa solusi di Yaman adalah solusi politik," tambahnya.
Hamdok mengambil perannya dalam pemerintahan transisi pada bulan September, menyusul pemecatan Presiden Omar al-Bashir bulan April.
Bashir, yang memimpin negara itu setelah mengambil alih kekuasaan dalam kudeta tahun 1989, membuat keputusan untuk mengirim tentara ke Yaman untuk membantu memerangi pemberontak Syi'ah Houtsi yang didukung Iran.
Korban tentara Sudan berikutnya - gambar yang beredar online - menyebabkan seruan untuk penarikan mereka.
Baik Abu Dhabi dan Khartoum telah menarik pasukan dalam beberapa bulan terakhir tetapi tidak ada yang berkomitmen untuk berhenti perang.
Di rumah, bagaimanapun, keterlibatan pasukan Sudan di Yaman sangat tidak populer, dengan pemrotes menuntut penarikan tentara selama demonstrasi massal awal tahun ini.
Diperkirakan ratusan atau bahkan ribuan orang Sudan tewas dalam pertempuran di Yaman. Menurut sebuah laporan oleh The New York Times tahun lalu, anak-anak bahkan mungkin termasuk di antara yang mati.
Riyadh dituduh menawarkan keluarga Sudan miskin hingga $ 10.000 untuk mengirim anak-anak mereka berperang di Yaman. Arab Saudi secara resmi membantah laporan itu.
Banyak yang telah didatangkan dari wilayah Darfur di barat Sudan, tempat sekitar 300.000 orang tewas dan 1,2 juta orang terlantar selama bertahun-tahun konflik.
Laporan itu mengklaim bahwa anak-anak membentuk setidaknya 20 persen, dan kadang-kadang 40 persen, dari batalion Sudan di Yaman. (TNA)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!