Rabu, 14 Jumadil Awwal 1446 H / 27 November 2019 20:30 wib
3.364 views
Turis Korea Keluhkan Penutupan Toko dan Restoran di Saudi Saat Waktu Shalat
RIYADH, ARAB SAUDI (voa-islam.com) - Sebuah video tentang seorang turis Korea yang mengeluh tentang toko-toko dan restoran-restoran di Arab Saudi yang ditutup selama waktu shalat telah memicu beberapa tanggapan lucu, dan geram, di Twitter.
Video itu adalah seorang pria muda Korea yang sedang syuting di jalan yang sebagian besar sepi.
"Saya ingin makan siang tetapi restoran ditutup lagi. Tidak satu pun pintu yang terbuka," katanya dalam video itu.
Dia kemudian menunjuk ke tanda toko dan berkata: "tertulis di sana bahwa toko buka 24 jam tetapi ditutup."
"Itu membuatku gila. Di Arab Saudi mereka selalu memiliki waktu sholat yang panjang."
"Kamu tidak bisa keluar untuk makan siang atau makan malam. Apakah aku perlu membeli sesuatu untuk dimakan lebih awal?" dia menambahkan.
Tagar Arab (اغلاق_المحلات_وقت_الصلاه#), yang berarti "penutupan toko selama waktu sholat", sedang tren di Twitter dalam menanggapi video tersebut.
Banyak pengguna media sosial mengungkapkan keluhan serupa dengan turis Korea.
"Saya bosan dengan pekerja stasiun yang berangkat untuk sholat 15 hingga 10 menit sebelum shalat," tulis seorang pengguna.
"Itu benar-benar membedakan kami dan memungkinkan para penjaga toko untuk melakukan shalat, tetapi memalukan bagi mereka yang menutup lebih dari tiga puluh menit yang mereka butuhkan untuk shalat," tulis yang lain.
Toko-toko biasanya tutup selama waktu sholat di beberapa negara Muslim karena pemilik toko pergi ke masjid untuk shalat. Di Arab Saudi, toko-toko harus tutup selama waktu sholat.
Arab Saudi baru-baru ini membuka diri bagi para wisatawan sebagai bagian dari upaya Putra Mahkota Mohammed bin Salman untuk mengubah citra kerajaan sebagai negara yang modern, muda dan giat, setelah beberapa dekade dikaitkan dengan konservatisme Islam yang keras.
Arab Saudi telah meluncurkan program visa pariwisata untuk meningkatkan jumlah pengunjung ke kerajaan itu, setelah ekonomi terpukul oleh harga minyak yang rendah dan pertanyaan tentang masa depan minyak dan gas.
Program visa kerajaan ultra-konservatif memungkinkan wisatawan dari 49 negara untuk mengunjungi salah satu negara paling tertutup di dunia. Selama bertahun-tahun, satu-satunya orang asing yang diizinkan masuk ke negara itu kebanyakan adalah peziarah Muslim dan pebisnis. (TNA)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!