Senin, 16 Rajab 1446 H / 26 Agutus 2019 23:55 wib
2.376 views
PM Baru Berusaha Hapus Sudan dari Daftar Teror AS
KHARTOUM (voa-islam.com) - Perdana Menteri baru Sudan Abdalla Hamdok mengatakan bahwa ia telah berbicara dengan para pejabat AS terkait upaya menghapus Sudan dari daftar negara yang mensponsori terorisme menurut Washington.
Berita itu datang hanya beberapa hari setelah Hamdok mengambil alih pemerintahan transisi sipil-militer yang kompleks di negara itu. Penunjukan resminya pekan lalu menyusul gerakan protes massa yang memaksa pemindahan Presiden Omar al-Bashir yang otoriter pada bulan April.
Dewan yang berdaulat, yang terdiri dari enam warga sipil dan lima anggota angkatan bersenjata, ditetapkan untuk memerintah negara itu selama tiga tahun hingga pemilihan umum dapat diadakan.
Ketika Sudan memulai babak baru, keluar dari tuduhan sebagai negara pendukung teror oleh Amerika Serikat adalah "kunci untuk apa pun yang bisa kita lakukan di negara ini", Hamdok mengatakan kepada kantor berita Associated Press pada hari Ahad kemarin, menambahkan bahwa "demokrasi Sudan bukan ancaman bagi siapa pun di dunia.".
Menghapus Sudan dari daftar negara pendukung terorisme akan membuka pintu bagi investasi asing dan memungkinkan negara itu menerima paket Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia yang sangat dibutuhkan, kata Hamdok.
AS menyebut Sudan sebagai negara sponsor "teror" pada tahun 1993, dan penunjukannya melalui rezim al-Bashir.
Sebagai salah satu tindakan terakhir pemerintahan Obama, AS memulai proses formal untuk menghapuskan Sudan pada Januari 2017, mencabut sanksi perdagangan dan ekonomi pada Oktober.
Namun proses itu ditunda ketika protes massa dimulai pada Desember 2018.
"Kami menghargai dan memahami bahwa ada proses, baik saya pikir dalam pemerintahan dan Kongres," kata Hamdok, menambahkan bahwa ia berharap itu terjadi segera karena memiliki implikasi yang sangat serius pada situasi Sudan.
"Selama 30 tahun, kami diisolasi. Kami diperlakukan sebagai negara paria. Kami ingin memberi tahu dunia bahwa kami menjauh dari sanksi, masalah hukuman, dan Sudan akan kembali ke pangkuan negara-negara normal."[aljz/fq/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!