Demonstran Hong Kong Minta Maaf Sudah Bikin Lumpuh Bandara

HONG KONG (voa-islam.com) - Demonstran anti-pemerintah di bandara internasional Hong Kong telah berupaya membatasi potensi kerusakan pada aksi pro-demokrasi mereka setelah aksi damai masuk ke dalam bandara menyebabkan kekacauan dan secara besar-besaran mengganggu perjalanan udara.

Pada hari Rabu kemarin, setelah bandara diberikan perintah pengadilan untuk membersihkan terminal, hanya beberapa demonstran tetap di daerah yang ditunjuk, menyapa pelancong dengan poster meminta maaf atas peristiwa malam sebelumnya ketika bentrokan meletus antara polisi anti huru hara dan demonstran.

"Maaf tentang apa yang terjadi kemarin," salah satu spanduk berbunyi, ketika suasana tenang kembali ke bandara.

"Kami putus asa. Mohon terima permintaan maaf kami."

Aksi duduk besar-besaran membawa pembatalan penerbangan putaran pertama pada hari Senin, sekitar 180 penerbangan, ketika ribuan demonstran berpakaian hitam menguasai terminal.

Ketika mereka kembali secara massal pada hari Selasa, mereka memaksa otoritas bandara untuk membatalkan sekitar 400 penerbangan.

Menjelang malam, bandara menjadi kekacauan, dengan polisi menembakkan semprotan merica ke pengunjuk rasa yang telah menangkap dua pria dan lima demonstran ditangkap.

Sementara sekelompok orang pergi ke bandara untuk meminta maaf pada hari berikutnya, sebagian besar pengunjuk rasa menggunakan hari Rabu untuk berkumpul kembali.[aljz/fq/voa-islam.com]

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

World News lainnya:

• Ratusan Karwayan Google Tolak Kerjasama dengan Bea Cukai AS
• KPU Tunisia Setujui 26 Kandidat Presiden pada Pilpres Mendatang
• Aktivis India Rilis Laporan Setelah Kunjungi Kashmir yang 'Sunyi'
• Saudara Pemimpin Syi'ah Nigeria Sebut Iran Bujuk Ibrahim Zakzaky untuk 'Murtad'
• Pemukim Ilegal Yahudi Prancis Klaim Seluruh Tepi Barat Milik Israel
• Pemerintah Yaman Kesampingkan Pembicaraan Sampai Separatis Selatan Mundur dari Aden
• Gibraltar: AS Ajukan Permohonan untuk Menahan Kapal Tanker Minyak Iran dari Inggris
• Putra Syaikh Salman Al-Audah: Ayah Saya Berpotensi Dieksekusi Mati