Senin, 24 Jumadil Awwal 1446 H / 29 April 2019 21:30 wib
4.770 views
Khalizad: Tidak Ada Perdamaian Abadi di Afghanistan Jika Taliban Tidak Beradaptasi dengan Perubahan
KABUL, AFGHANISTAN (voa-islam.com) - Tidak akan ada perdamaian abadi di Afghanistan kecuali Taliban beradaptasi dengan perubahan yang melanda negara itu sejak mereka digulingkan pada 2001, klaim seorang diplomat AS, Ahad (28/4/2019)
Utusan khusus Zalmay Khalilzad, yang memimpin upaya AS untuk menjalin kesepakatan damai dengan Taliban, membuat komentar dalam kunjungan ke Kabul saat ia melanjutkan upaya berbulan-bulan untuk penyelesaian.
Berbicara kepada Tolo News, Khalilzad mengklaim bahwa Taliban mengakui pemerintah mereka "membuat banyak kesalahan" ketika berkuasa dari tahun 1996-2001, dan "mereka telah belajar banyak".
"Jika Taliban bersikeras untuk kembali ke sistem yang dulu mereka miliki, menurut pendapat pribadi saya itu berarti kelanjutan perang bukan perdamaian," kata Khalilzad warga AS kelahiran Afghanistan, berbicara dalam bahasa Dari.
Khalilzad telah mengisyaratkan kemajuan dalam pembicaraan, yang berpusat pada Taliban yang menjamin Afghanistan tidak akan pernah lagi dapat digunakan sebagai batu loncatan untuk serangan jihadis asing, sebagai imbalan atas penarikan pasukan asing pada akhirnya.
Khalilzad diperkirakan akan bertemu dengan Taliban di Doha dalam beberapa hari mendatang, tetapi para kritikus mengecam perundingan perdamaian karena sejauh ini gagal memasukkan anggota pemerintah Afghanistan, yang dipandang Taliban sebagai rezim boneka.
Utusan khusus itu mengatakan sangat penting semua pihak berkomunikasi dalam "dialog intra-Afghanistan". Pertemuan semacam itu seharusnya dilakukan di Doha bulan ini tetapi pertemuan itu runtuh di tengah pertengkaran tentang ukuran daftar tamu.
"Kami telah memulai diskusi untuk penarikan pasukan (AS), tetapi selama beberapa minggu terakhir perjuangan saya terfokus pada penyediaan landasan bagi pembicaraan intra-Afghanistan," kata Khalilzad.
"Itu adalah langkah pertama untuk diskusi lebih lanjut, tetapi belum ada kemajuan yang tepat."
Dia menambahkan bahwa Washington "sedikit tidak sabar" untuk mengakhiri perang, mengingat biaya tahunannya sebesar $ 45 miliar dari para pembayar pajak AS dan jumlah korban yang terus bertambah yang diderita pasukan AS.
Washington ingin "mengakhiri pengeluaran mereka di Afghanistan dan bahaya yang dihadapi pasukan tetapi juga Washington memiliki tanggung jawab dan ingin mengakhiri perang ini secara bertanggung jawab dan meninggalkan warisan yang baik," klaim Khalilzad. (st/TNA)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!