Ahad, 24 Jumadil Awwal 1446 H / 28 April 2019 21:04 wib
3.296 views
Pasukan Haftar Kirim Kapal Perang Ke Pelabuhan Minyak untuk Pertama Kalinya
TOBRUK, LIBYA (voa-islam.com) - Pasukan yang setia kepada pemberontak Libya, Jenderal Khalifa Haftar, telah mengirim kapal perang ke pelabuhan minyak Ras Lanuf untuk pertama kalinya dan melakukan serangan udara terhadap ibu kota, Tripoli.
Haftar telah melakukan kampanye maut sejak 4 April untuk merebut Tripoli dari pasukan yang bersekutu dengan Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) Libya yang diakui PBB.
Serangan itu telah memperburuk kekacauan di Libya sejak penggulingan Muammar Gaddafi pada 2011, mengancam akan menjerumuskan negara itu ke dalam perang saudara.
Tentara Nasional Libya (LNA) gadungan pimpinan Haftar Haftar menguasai hampir dua pertiga negara dan semua ladang minyak di bawah kendalinya di tengah dukungan dari Arab Saudi, UEA, dan Mesir.
Dia juga menikmati dukungan dari beberapa negara Barat, termasuk AS, Prancis dan Italia, karena mereka percaya dia memegang kunci masa depan untuk keran minyak Libya.
Pada hari Sabtu, LNA mengkonfirmasi bahwa pihaknya telah mengirim kapal perang ke pelabuhan minyak Ras Lanuf timur, setelah berhari-hari desas-desus yang tidak dikonfirmasi tentang kapal angkatan laut asing telah terlihat.
Juru bicara LNA, Ahmed Mismari mengatakan kepada wartawan bahwa pasukannya telah mengirim kapal patroli Alkarama ke wilayah penting Minyak Sabit Libya sebagai bagian dari "misi pelatihan" untuk mengunjungi ruang operasi dan untuk mengamankan fasilitas minyak.
Haftar berulang kali berupaya mengambil alih ekspor minyak dari perusahaan minyak negara NOC yang bermarkas di Tripoli dan berupaya menghindari konflik antara dua pemerintah paralel di Libya.
NOC memberikan hasil ekspor ke bank sentral yang terutama bekerja dengan pemerintah Tripoli tetapi juga membayar beberapa pegawai negeri di Libya timur yang dikontrol LNA.
Menurut laporan PBB, LNA tahun lalu telah menerima kapal patroli, yang sebelumnya dimiliki oleh sebuah perusahaan dengan alamat pos di Uni Emirat Arab (UEA).
Pendukung pemerintah Tripoli dari Perdana Menteri Fayez al-Sarraj juga menyalahkan pesawat UEA karena serangan udara di ibukota.
UEA dan Mesir telah membantu Haftar di masa lalu dengan serangan udara dan memberikan pasukannya dengan peralatan militer seperti helikopter, bahkan membangun pangkalan udara, laporan PBB mengatakan.
Sabtu malam, serangan udara menghantam ibu kota tempat tembakan anti-pesawat terdengar sesudahnya.
Serangan Haftar untuk merebut Tripoli, bagaimanapun, telah menghantam tembok keras dan pasukan Tripoli telah memuskul mundur LNA di tanah di beberapa pinggiran selatan dalam beberapa hari terakhir.
Sejak penggulingan Muammar Khadafi pada tahun 2011, Libya sebagian besar telah dibagi antara dua kekuatan saingan utama, satu terkait dengan Haftar di kota Tobruk di timur, dan yang lainnya di Tripoli.
Pemecatan Khadafi setelah pemberontakan rakyat dan kemudian intervensi militer NATO telah menciptakan kekosongan kekuasaan yang besar, yang menyebabkan kekacauan dan munculnya banyak kelompok militan, termasuk Islamic State (IS) dan Al-Qaidah. (st/ptv)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!